Chapter Twenty Five

436 80 39
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
Aku harap kalian tidak menjadi silent reader💜

—satu tahun, enam bulan kemudian—

Myungsoo masih ingat ketika wanita itu hilang dari radarnya, bagaikan di tusuk ribuan jarum ia teramat sakit, jika ia seberani itu untuk membentur kepala maka akan dilakukannya agar amnesia. Lebih baik semua kenangan-kenangan bersama wanita itu lenyap tak tersisa dari pada harus mengalami hal ini. Apalagi ketika Myungsoo menemukan wanita itu dalam keadaan sangat kurus, pucat pasi hanya tersisa kulit dan tulang saja bak bukan seperti yang biasa ia lihat.

Yang lebih menyakitkannya ialah perut buncit itu, perut yang melindungi sebuah janin yang beberapa waktu lagi akan lahir. Akan sangat membahagiakan jika janin tersebut bagian darah dagingnya. Namun, sayangnya bukan. Myungsoo terisak, betapa beratnya hidup Bae Sooji sampai harus melalui semua ini. Ketika Sooji menoleh padanya dengan tatapan kosong, Myungsoo segera berbalik dan pergi dari ruangam isolasi tersebut dengan buliran air mata.

"maaf Sooji, tapi aku tidak bisa. Hanya untuk sekedar melihatmu pun tidak mampu."

Terkutuk lah bajingan yang sudah membuat wanita pemberani menjadi menyedihkan hanya dalam semalam. Walau dalam relung hati ia pun menyalahkan diri sendiri karena gagal melindungi Bae Sooji.

۝

masa kini—

Drrtt..

Drrtt..

Kedua matanya terbuka dengan perasaan gusar tiada tara, Myungsoo bangkit dari tidurnya dan duduk, peluh memenuhi seluruh badan seperti habis berolahraga berat. Dia mengusap wajah kasar, jantungnya masih berdetak cepat dan tidak beraturan. Butuh beberapa detik ia menenagkan pikiran sebelum akhirnya tersadar kalau ponselnya berbunyi. Dahinya berkerut, manusia mana yang menghubunginya pukul tiga pagi begini?

Meraih ponsel, ia mendengkus tatkala nama 'annoying' tertera di layar. Memilih mengabaikannya membuka laci dan mengambil beberapa butir obat-obatan yang selama ini menjadi temannya, menelan dalam sekali teguk ia lalu terduduk di tepi ranjang mencerna apa yang akhir-akhir ini terjadi padanya. Deringan ponselnya berbunyi terus-menerus seakan si penelefon ada dalam keadaan darurat yang membuat Myungsoo berdecak kesal, ia lalu meraih ponsel dan mengangkat panggilan tersebut.

"apa sih? Mengaggu tidur saja." Desisnya, di sebrang sana terdengar decihan dari seorang wanita.

'kenapa lama sekali angkatnya? Jangan-jangan sedang sama si Joy ya? Iya kan? Ngaku saja! Teganya kau melakukan ini padaku?!!!'

Nah, kan. Kalian harusnya mengerti kenapa Myungsoo mengubah nama kontak Sooji menjadi annoying, because she's really irritating. Setiap kali mereka berbicara pasti Sooji selalu menuai pertikaian. "tidak usah drama, katakan saja apa maumu."

Sebuah ultimatum dari Myungsoo membuat Sooji berdehem, sepertinya ia harus tahan dulu kecurigaannya karena dapat dipastikan Myungsoo masih kesal padanya setelah apa yang terjadi diantara mereka sore kemarin.
Jadi kemarin sore Myungsoo sedang nonton televisi di living room, tiba-tiba Sooji datang dengan pakaian kantor yang lengkap. Wanita itu bergelayut di lengannya manja, sampai memciumi leher Myungsoo dan berkata, "We should make love in heat."

Tentu saja Myungsoo tidak menolak —tepatnya tidak mungkin menolak— pria itu bahkan seketika turn on, so they was make out. Saat akan berlanjut dan Myungsoo sedang panas-panasnya Sooji tiba-tiba kehilangan selera kemudian pergi, wanita itu bilang, "huh, tiba-tiba moodku hilang. Can you get off?" Sambil mendorong Myungsoo yang ada di atasnya.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang