Extra Part : Hallo, Gummy!

666 74 9
                                    


***

Playschool Hyunwoo siang itu sangat heboh akibat tangisan salah seorang muridnya yang bernama Kim Gummy. Bocah laki-laki yang baru menginjak usia lima tahun tersebut tantrum dikarenakan bertengkar dengan kawan sekelasnya, Wonhee.

Sebenarnya bukan masalah besar, pada awalnya mereka berdua berebut pensil warna dan berujung saling mengejek lalu tak lama Wonhee mendorong Gummy hingga jatuh ke tanah. Tubuh Kim Gummy kini dipenuhi lumpur.

Ini gawat. Siaga satu, siaga satu. Ucap beberapa guru di sana. Bukan tanpa sebab, kalau anak bocah bernama Kim Gummy sudah tantrum begini maka mereka akan berhadapan dengan medusa. Ya, Mami-nya Gummy si perempuan tergalak, teribet, terbawel dan ter.. apalah itu yang penting dia seperti nenek sihir kalau tahu anak semata wayangnya ada yang mengganggu. Bisa-bisa playschool ini diobrak-abrik sama si medusa.

"jangan hubungi dia!" Kepala Sekolah Seo berteriak kencang pada Miss Ahn, yang mana guru baru di playschool Hyunwoo. Naas, Miss An sudah terlanjur menutup panggilan setelah memberitahu kondisi Gummy ke Maminya.

"ke-kenapa memangnya, Buk?" Miss Ahn, mulai takut. Apa dia sudah salah bertindak? Bukankah kalau anak bermasalah, yang pertama kali dihubungi itu orang tuanya?

Kepala Sekolah Seo mendesah frustasi mengetahui semua sudah terlanjur terjadi. Mau tidak mau, dua puluh menit dari sekarang dia harus bersiap menerima omelan Maminya Gummy yang tidak akan berhenti sampai dia puas.

"Tim A, segera siapkan makanan manis dan teh. Tim B sambut Si Medusa di dengan ramah. Dan Tim C.. bersihkan pakaian Gummy dan beri dia permen loli." Perintahnya pada semua guru di playschool Hyunwoo.

Kekacauan itu menggemparkan semua yang ada di sana, mereka berlalian kesana-kemari bak semut yang mengerumuni gula. Kepala Sekolah Seo berlari kecil ke ruangannya, membuka nakas untuk mengambil kalung salib miliknya dan berdoa. Tuhan, lindungi hamba dari Medusa itu. Tuhan, hamba tahu ini terdengar jahat tapi, bisakah terjadi sesuatu di perjalanan pada si Medusa agar dia tidak jadi ke mari.

Di ruang sebelah, Gummy yang masih menangis histeris karena ternyata lengannya lecet dan mengeluarkan sedikit darah. Sangaaaat sedikit, tidak mau ganti pakaian. Bocah itu terus saja meneriaki nama Mami dan Papinya dengan lantang.

"Gummy, Miss bawa lolipop, ini rasa permen karet kau akan suka. Kalau mau, Gummy harus ganti baju dulu, ya?" Rayu Miss Ahn, namun tidak disambut baik oleh Gummy. Bocah itu melempar permen loli ke balik tubuh Miss Ahn.

"tidak mauuu! Gummy tidak suka permen murah." Rengeknya lagi.

"ya sudah, Gummy ingin apa? Biar Miss Ahn belikan."

"GUMMY INGIN MAMI DAN PAPIIII."

Astaga. Ini hari pertama Miss Ahn bekerja dan langsung disuguhi yang beginian. Apa setelah ini dia resign saja ya? Memang benar harusnya dia mendengar kata orang tuanya yang melarangnya jadi guru TK.

"Mami sedang di perjalanan ke mari, sabar ya sayang."

Tangis Gummy perlahan reda, bocah bertubuh gemuk itu menyeka air mata. "be-benarkah? Kalau begitu kalian semua harus bersiap karena Mami pasti akan panggil pengacara untuk menuntut."

Dan ucapan bocah ingusan itu sukses membuat bola mata Miss Ahn membulat sempurna. Ini kali pertama semumur dua puluh lima tahun hidupnya menemukan anak kecil yang pintar bicata seperti itu. Dia kehabisan kata-kata.

Sebenarnya ini anak siapa sih?

"Gummy tahu dari mana kata-kata itu?"

Belum sempat Kim Gummy menjawab, dobrakan pintu membuat keduanya tersentak. Seketika saja bulu kuduk Miss Ahn berdiri tak berani menatap perempuan bersetelan kantoran yang parfumnya bisa tercium dalam radius lima meter itu. Aura dingin dan kuat yang memancar darinya amat membuat nyali Miss Ahn menciut, tanpa harus diberi tahu lebih dulu, Miss Ahn bisa menebak kalau perempuan itu Mami si bocah gendut yang hobi tantrum ini.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang