Daegu #3

1.3K 153 11
                                    

"Pelan-pelan." Ucap Yoongi membantu y/n turun dari mobil saat mereka sampai dihalaman rumahnya.

"Terima kasih." Jawab y/n kikuk, tentu saja dia masih heran dengan sifat Yoongi yang tiba-tiba terlihat peduli. Sementara di kursi depan, Nana dan Jimin saling berpandangan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aigo, siapa ini?" Sebuah suara mengalihkan perhatian semuanya.

"Eomma, kau punya pembersih luka?" Tanya Yoongi kepada wanita paruh baya yang menghampirinya.

"Ah tentu, mari masuk." Ucap nyonya Min seraya membantu y/n yang terlihat kesulitan berjalan dengan wajah bingungnya.

"Sial, aku benar-benar akan mati" Y/n membatin.

Saat mereka sampai di ruang tamu, y/n mulai memindai sekeliling rumah Yoongi. Nyonya  Min membantunya duduk dan segera mengambil kotak P3K untuk membersihkan lukanya.

Jimin dan Nana yang hanya membuntuti mereka pun ikut duduk bersebrangan dengan y/n terhalang sebuah meja.

"Anda tidak perlu repot-repot, biar saya bersihkan sendiri." Ucap y/n saat Nyonya Min mulai bersimpuh dihadapannya.

"Tidak apa, kau pasti sangat kesakitan. Sini biar kulihat lukanya."

"Ah.. nne.."

"Yoongi-aah, buatkan minuman."

"Eomma haus? Aku akan membuatkannya." Jawab Yoongi yang langsung bangkit dari duduknya.

"Tidak, buatkan untuk temanmu."

"Mwo?"

Jimin terkekeh melihat Yoongi yang seperti biasa tidak berkutik saat didepan ibunya.

"Park Jimin, ikut aku." Yoongi yang menyadari seringai Jimin pun tidak terima.

Jimin berhenti tertawa, "Kenapa harus aku?"

Tidak ada jawaban dari Yoongi, tatapannya yang tajam membuat Jimin menyerah dan berakhir mengikutinya ke dapur.

Nana merasakan suasananya semakin canggung, dengan tatapan penuh arti dia memberi isyarat kepada y/n dengan matanya. Y/n tidak mengerti apa maksud tatapan itu, lalu dia hanya mengerutkan dahinya.

"Anu, Nyonya Min.. bolehkah aku meminjam kamar mandinya?" Tanya Nana hati-hati.

"Tentu saja, silakan." Jawab Nyonya Min sangat ramah. Mendengar percakapan itu, y/n mulai mengerti maksud Nana yang sengaja meninggalkan y/n berdua dengan ibu Yoongi.

"Jadi, kenapa kau bisa terluka?" Nyonya Min memulai obrolan sambil membersihkan luka y/n.

"Saya.. terpeleset"

"Begitukah, kau seperti anak kecil. Lain kali lebih hati-hati"

"Terima kasih, Nyonya"

"Tidak usah terlalu formal kepadaku, aku selalu senang berbicara dengan sahabat anakku. Apalagi Yoongi jarang sekali membawa orang datang kerumah"

"Begitu rupanya.." y/n mulai kikuk.

"Sepertinya aku pernah melihatmu."

"Melihat saya? Mungkinkah ada yang mirip dengan saya dilingkungan anda?"

"Tidak, siapa namamu?"

"Y/n. Maaf terlambat memperkenalkan diri" Y/n hampir saja membungkuk jika tidak menyadari bahwa kepala mereka mungkin akan beradu.

Nyonya Min menghentikan aktifitasnya sejenak lalu tersenyum, dan mulai membalut luka y/n.

"Ternyata benar, aku pernah melihatmu." Gumam Nyonya Min.

7 P.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang