12. mengalah

1.7K 157 15
                                    

Malam bertabur bintang menghiasi malam Gyandra. Beruntung hari ini cerah, tidak ada mendung maupun gerimis. Hanya sedikit dingin dari angin yang berhembus. Gyandra merapatkan jaket yang dia bawa. Masih dengan seragam larinya, Gyandra duduk di sisi taman.

Selesai makan bersama, Juna mengajaknya untuk pulang. Namun lagi-lagi dia menolak dan memilih untuk pergi ke taman yang berada tidak jauh dari lapangan Ranggajati. "Seriusan kamu gak mau balik?" tanyanya lagi untuk kesekian kali.

"Kalo bisa aku mau kabur, Jun, tapi kasihan sama mama!" balasnya datar.

Juna menoleh pada Gyandra. Entah sudah tahap berapa rasa frustasinya hingga bisa mengatakan itu dengan tenang. "Kabur ke rumah aku aja gimana?" candanya.

Gyandra menatap Juna. "Ide bagus! Ayo kesana!"

Bagus! Niat hati cuma bercanda. Siapa sangka Gyandra malah menyambutnya dengan senyum semringah. "Serius?" tanyanya lagi.

"Kenapa enggak?"

"Jangan deh. Rumahku banyak setannya," ucapnya lagi.

"Pantes!"

"Kenapa?"

"Kelakuan kamu kaya setan,"ledek Gyandra pada Juna.

Juna tertawa mendengar ucapan Gyandra. "Udah bisa ngledek, berarti udah baikan," batinnya.

"Bersyukur gak sama orang gila. Bisa ketularan gilanya 'kan?"

"Iya sih."

"Mau ikut aku ke tempat praktek?"

"Emang boleh?"

"Kenapa enggak? Ayo."Juna menggandeng tangan Gyandra dan membawanya menuju parkiran dimana motornya berada. Dengan cekatan Gyandra langsung menyamankan diri. Segera setelah memastikan Gyandra benar-benar  nyaman Juna melajukan motornya.

Jalanan mulai padat meski tidak macet. Gyandra memperhatikan sekitar. Pemandangan lampu juga anak-anak yang sedang berkumpul terlihat begitu bebas hingga membuatnya merasa iri. Dia pun pernah sebebas itu. Namun, sekarang hidupnya bagai burung dalam sangkar.

Gyandra menghela napas. "Jun, masih lama?" tanyanya saat tak kunjung sampai.

Juna melirik Gyandra dari balik kaca spion. "Bentar lagi. Kenapa?"

"Pengen pulang," ucapnya lirih.

"Kebiasaan! Tadi gak mau pulang. Giliran diajak mau balik!" Omel Juna.

Gyandra hanya tersenyum menanggapi ucapannya. Bukan tidak ingin menemani, tapi rasa lelahnya datang hingga membuatnya ingin segera pulang dan istirahat.

"Bentar. Aku gak lama kok. Cuma mau ambil barang, baru anter kamu balik!"

Gyandra hanya mengangguk.
Motor menepi di sebuah gedung yang memiliki dua lantai.

"Ayo turun," titah Juna.
Gyandra menurut. Dia mengikuti langkah Juna dari belakang. Saat masuk, suara dari hewan-hewan menyambutnya.

"Tunggu disini!"

Gyandra mengangguk lagi. Dia melihat sekeliling dengan cermat. Beberapa hewan ada yang diperban juga terbaring lemah tak berdaya. Bahkan ada juga yang menurut Gyandra cukup sehat. Gyandra mengalihkan pandangannya dari kucing yang dia lihat pada Juna saat mendengar langkahnya.

"Ayo," ucapnya pada Gyandra.

"Udah?"

Juna memamerkan dokumen yang ada ditangannya pada Gyandra. Tanda jika dia telah mengambil barang miliknya yang tertinggal. Saat berjalan keluar, sebuah kucing mengeong dan menarik perhatian Gyandra hingga membuatnya berhenti berjalan.

Anak PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang