TRIGGER WARNING!
ABUSIVE CONTENT
18+Alisa keluar dari restoran dengan tergesa-gesa. Handphonenya terus berdering sejak berada di dalam, tapi ia tidak bisa mengangkatnya. Nah ini dia, ponselnya kembali berdering untuk kesekian kalinya. Dengan cepat, Alisa langsung menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut, "halo sayang, ini aku baru_"
"Darimana aja Lo?" Suara Jefri, terdengar dari sebrang sana.
Tanpa bertatap muka sekalipun, Alisa sudah merasakan kemarahan hanya dari suara kekasihnya itu. "Aku tadi kan udah bilang Jeff, aku ketemu sama klien"
"Gue di rumah Lo, pulang sekarang!"
"Iya iya sayang, aku_" belum sempat Alisa menyelesaikan ucapannya, Jefri sudah memutus teleponnya.
Alisa menarik nafas panjang, Ia bekerja sebagai staf marketing, di sebuah perusahaan real estate. Alisa, gadis itu bukan dari keluarga yang kaya raya, juga bukan dari keluarga yang susah makan. hidup seadanya, membuatnya menjadi gadis yang mandiri sejak kecil. Terlebih, setelah kehilangan ibunya.
Ibunya sakit lalu meninggal, saat Alisa berusaha 10 tahun. Sejak saat itu, Alisa harus bertahan, dengan perubahan sifat ayahnya yang mulai suka mabuk-mabukan, selama bertahun-tahun setelah kepergian ibunya. Hingga akhirnya, ayahnya memutuskan untuk menikah lagi, dan mulai menjalani kehidupan normal.
Jika ingat masa-masa itu, membuat hatinya teriris. teringat dulu setiap ayahnya pulang kerja dalam keadaan mabuk, Alisa kecil yang ketakutan, tidak beranjak dari kamarnya yang ia kunci dari dalam. Ia bersyukur sekali, saat ayahnya akhirnya menemukan pengganti ibuknya. Hal itu cukup menjadikan alasan, Ayahnya kembali hidup normal.
•
•Jefri menunggu dengan kesal, Alisa yang tak kunjung tiba. Sesekali ia menelpon Alisa lagi, yang selalu dijawab, ia sudah dekat. Nyatanya ia belum datang sampai saat ini.
Alisa tadi pamit, untuk bertemu dengan kliennya di sebuah restoran. Tidak seperti biasanya, pertemuan tadi menurutnya terlalu lama. Jefri sangat kesal, harusnya ia tadi mengantarnya untuk memastikan apakah Alisa benar benar hanya bertemu dengan kliennya untuk mebahas kerajaan, atau tidak. Belum lagi Alisa yang belum juga sampai, menambah kekesalannya.
"Sialan" gerutunya.
Jefri duduk di kursi kayu yang ada di teras rumah Alisa. Ia meminum teh, yang beberapa menit tadi dibuatkan oleh ibu Alisa. Jefri terus berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Jefri berdiri dengan sigap, dan berjalan dengan langkah besar, saat melihat Alisa yang terlihat berjalan tergesa-gesa, memasuki halaman rumahnya.
"Dari mana aja?"
Alisa sudah menduga, akan mendapat sambutan seperti ini dari Jefri, "kita masuk dulu ya?" Alisa menarik tangan Jefri, untuk berjalan menuju rumahnya.
Jefri menghempaskan tangan Alisa, ganti ia yang menarik lengan Alisa kasar supaya lebih dekat dengannya. "Lo budek ya? JAWAB GUE DULU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOCKED (End)
RomanceDimata Jefri, Alisa adalah miliknya. Alisa adalah wujud wanita yang paling cocok dengannya, tanpa ia sadari ia sendiri yang memaksa Alisa menjadi wanita idealnya. Jefri yakin, Alisa tidak akan meninggalkannya, karena wanita itu amat mencintainya, ta...