31. Apologize

6.9K 460 46
                                    


"Marisa ngajak makan malam bareng, mau?" Jefri bertanya, sembari tetap fokus mengemudi.

Alisa yang duduk di samping Jefri, menoleh padanya. "Dimana?"

"Di apartemennya"

Alisa diam beberapa saat, seolah memikirkan kesediannya, untuk bertemu Marisa. Sebetulnya yang membuat Alisa ragu adalah, karena Ia meninggalkan Marisa, saat pergi bersamanya, kala itu. Hal itu membuat Alisa tidak enak hati, jika bertemu dengan Marisa lagi.

"Nggak papa" ujar Alisa, pada akhirnya. Alisa rasa, ia harus bertemu Marisa, untuk meminta maaf, karena meninggalkannya begitu saja.

Jefri membawa mobilnya, menuju apartemen Marisa. Ngomong-ngomong, Jefri, dan Alisa baru selesai dari toko souvernir, untuk memilih souvernir pernikahan mereka, yang semakin dekat.

Jefri menggandeng Alisa, menyusuri koridor, apartemen Marisa. Setibanya di depan pintu apartemen Marisa, Jefri mengetuk pintu di depannya. Tidak menunggu lama, Marisa membukakan pintu untuk mereka.

"Alisa" Marisa memeluk Alisa, yang ada di depannya. Ada perasaan lega yang sulit dijelaskan, begitu melihat Alisa berdiri, di samping Jefri lagi.

Marisa melepaskan pelukan mereka, lalu meminta mereka masuk. Dan mengunci pintunya lagi.

Mereka kini duduk di meja makan, dengan beberapa menu makanan, yang sudah tertata, di atas meja. Alisa menatap heran, pada bermacam makanan, yang Marisa sediakan. Alisa hanya bingung, Marisa tinggal sendiri, dan kenapa Ia menyediakan banyak sekali makanan.

"Masak sendiri kak?" Tanya Alisa, penasaran.

Marisa tertawa, dan Jefri juga ikut tertawa mengejek.

"Beli lah," jawab Marisa, enteng.

"Marisa mana bisa masak, sayang" imbuh Jefri.

"Bisa kali, cuma nggak ada waktu aja" elak Marisa.

Alisa hanya tersenyum garing, sembari mengangguk-angguk. Lalu mereka mulai makan, apa yang ada di depan mereka.

"Kak" Alisa memecah keheningan, di tengah makan mereka. Tidak hanya Marisa yang menoleh padanya, Jefri pun juga menatap Alisa penasaran.

Alisa mengulum bibirnya, tampak ragu. "Maafin Aku ya kak, kak Marisa pasti bingung banget, waktu aku pergi tiba-tiba" ujar Alisa, sedari tadi, hanya ini, yang ingin Ia sampaikan pada Marisa.

Marisa tertegun dengan pemerintaan maaf Alisa, sejujurnya ia tidak pernah mengharapkan ini. Alisa harusnya tidak perlu minta maaf. Jika jadi Alisa, Marisa mungkin sudah melakukan hal yang sama, sejak lama. "Nggak usah minta maaf Alisa,"

"Kenapa nggak boleh minta maaf?"

Kali ini bukan Alisa yang menjawab, melainkan Jefri, yang duduk di samping Alisa. Alisa menatap Jefri tanpa ekspresi, begitupun dengan Marisa yang juga menatap Jefri, dengan alis bertaut.

"Ya karena Alisa nggak salah" jawab Marisa sinis.

Jefri meletakkan sendoknya, tiba-tiba selera makannya hilang. "Kenapa Lo nggak cerita, kalau Lo hampir mati, karena Alisa"

Marisa mulai memasang muka panik, dan sesekali melirik Alisa. "Apasih? Itu bukan salah Alisa, itu Lo yang gila"

Alisa bingung sekali, dengan obrolan Jefri, dan Marisa, yang tidak ia pahami. "Kenapa emangnya?"

Jefri mendengus, saat Alisa dengan bodohnya bertanya kenapa? Sejujurnya Jefri belum bisa memaklumi Alisa yang pergi begitu saja darinya, walaupun sekarang wanita itu sudah kembali. Tapi Jefri tidak akan pernah bisa melupakan, malam-malam panjang, yang sangat menyiksanya, tanpa Alisa disisinya.

LOCKED (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang