26. Hari Yang Melelahkan

5.8K 449 44
                                    

"Gue mau pulang Davvv" ujar Alisa mencoba bicara jelas, ditengah Isak tangisnya, "Gue harus ketemu, Jefri. Gue nggak bisa ninggalin dia, Davaaa" ujar Alisa dengan suara tertahan, karena tangisnya yang semakin menjadi.

"Alisa" ujar Dava parau, Ia segera menarik Alisa, kedalam pelukannya. Ada apa sebenarnya? Kenapa Alisa tiba-tiba seperti ini, padahal sebelum-sebelumnya Alisa tampak kuat, dan tidak pernah membahas Jefri. Lalu kenapa tiba-tiba sekarang?

"Gue nggak boleh biarin Jefri sendirian Davvv, aku harus nemenin diaa" ujar Alisa lagi, tangisnya bukan berhenti, malah semakin pecah, di pelukan Dava.

"Alisa, tenang dulu, Al" ujar Dava, sembari membelai, punggung Alisa.

"Jefri butuh Gue, Davv"

"Jangan Al," ujar Dava, tiba-tiba saja Ia merasakan hatinya sangat sakit, mengetahui Alisa ingin kembali pada Jefri. "Gue nggak mau lihat Lo sakit lagi, Lo udah ambil keputusan yang tepat, Al",,

"Tapi, Jefri hancur, tanpa Gue disisinya, Dava. Gue jahat Daavv"

Dava mendongak, menahan air matanya yang akan tumpah. Ternyata Alisa masih sangat mencintai Jefri, ternyata sulit sekali Membuat Alisa melupakannya, bahkan disaat Jefri pasti akan menyakitinya lagi, Alisa masih ingin kembali. Meyadari kenyataan itu, membuat dada Dava, seperti dihantam benda keras.

"Lo nggak jahat, Al. Kalau Lo memaksa kembali sama Jefri, Lo yang hancur" ujar Dava, "jangan selalu jadi obat buat orang lain, sementara Lo sendiri, sedang sekarat"

"Gue harus apa, Dav? Gue nggak bisa ngebiarin Jefri terpuruk sendirian" ujar Alisa, Ia benar-benar bingung, dan putus asa. Ia ingin kembali kepada Jefri. Tapi disisi lain, Ia juga takut, Alisa takut tidak bisa bertahan dengan Jefri, di kemudian hari.

Dava hanya diam, sesaat ia hanya tetap memeluk Alisa, dengan mengelus punggungnya, menunggu hingga Alisa berhenti menangis. Ia akan bicara pelan-pelan setelah Alisa tenang.

Perlahan tangis Alisa mulai mereda, hingga benar-benar berhenti. Saat itu, Dava menarik Alisa, dari pelukannya. Dava menatap Alisa, yang tidak mau menatapnya.

Dava menaikkan dagu Alisa lembut, supaya melihat kearahnya. "Lo yakin, Lo nggak akan nyesel, kalau balik sama Jefri?" Tanya Dava.

Alisa mengangguk, "Gue nggak bisa biarin Jefri, sendirian, Davv"

Dava menarik nafas panjang, tentu Dava tidak ingin Alisa kembali kepada Jefri. Alisa sudah sejauh ini, rasanya sia-sia sekali, jika akhirnya Ia kembali. "Yakin, jefri bener-bener berubah? Yakin Jefri nggak akan nyakitin Lo lagi? Jangan cuma mikirin kebahagiaan Jefri, Lo sendiri gimana? Lo bahagia kalau dipukulin terus?"

Alisa terdiam beberapa saat, perkataan Dava benar-benar mengena di hatinya. Tapi tidak lama, Alisa kembali teringat dengan keadaan Jefri saat ini. "Jefri mungkin udah banyak belajar, setelah Gue pergi. Dia mungkin udah berubah"

Dava mendengus, "mungkin?" Tekan Dava, "Lo bahkan masih ragu, Jefri bener-bener berubah, atau enggak"

Dava menatap Alisa yang kini hanya diam, dengan tatapan bingung. Dava menyentuh pelan lengan Alisa, "ada apa sebenernya, Al? Apa yang bikin Lo tiba-tiba berubah pikiran?"

Alisa mengulum bibirnya, jika Ia mengatakan Dirinya menghubungi Jefri, terlebih dahulu, apa itu akan menyakitkan bagi Dava? Alisa benar-benar ragu untuk mengatakannya. Alisa benci dengan sifat tidak enakannya, yang sering membuatnya menjalani hidup, dengan terpaksa.

"Nggakpapa Al, cerita sama Gue, apa yang sebenarnya terjadi?" Dava membaca keraguan, dan rasa bersalah, dari wajah Alisa, maka dari itu, Ia terus meyakinkan Alisa untuk berterus terang, padanya.

LOCKED (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang