6. Payung Hitam

8.3K 555 88
                                    

TRIGGER WARNING!!
17+
ABUSIVE CONTENT


"Lo sebenernya ada masalah apa sih, sama Gue Jef?" Dava tidak tahan, merasakan perubahan sikap Jefri kepadanya. Akhir-akhir ini, Jefri begitu dingin, dan sinis kepadanya. Biasanya, Jefri tidak pernah seperti itu. "Ngomong dong, kalau gue ada salah"

Jefri yang bersandar, di kap mobil miliknya, sembari merokok, melirik Dava tajam. "Dav, Lo kan tau sekarang Alisa cewek gue. Lo harusnya bisa jaga jarak dong, sama Dia"

Jefri sudah muak, ia berkali-kali melihat Dava, dan Alisa sering tertawa bersama, bahkan pulang bersama. Mungkin itu hal biasa yang sering mereka lakukan, tapi kali ini, situasinya sudah berubah. Alisa sudah memiliki jefri, sebagai kekasihnya, harusnya Dava juga merubah sikapnya.

Dava mengernyit bingung, "lah, dari dulu Gue emang temenan, sama Alisa"

"itu sebelum Alisa jadi cewek Gue. Sekarang Alisa punya Gue, Lo harus ngerti lah!"

Dava menarik nafas panjang, ini adalah kali pertama, ia melihat Jefri cemburu. Jefri tidak pernah seperti ini, dengan kekasih-kekasihnya terdahulu. Dava sedikit kaget, tapi akhirnya ia memaklumi.

"Oke, gue bakal jaga jarak, sama Alisa" ujar Dava. Akhirnya, sekarang ia tau, alasan Alisa mulai menghindarinya, dan jarang bicara dengannya. Jefri mungkin sudah memperingati Alisa, lebih dulu.

"Gue saranin, jangan terlalu mengekang Alisa, sesuatu yang Lo genggam terlalu erat, itu nggak akan berakhir baik"

Jefri membuang puntung rokoknya, "diem aja deh, jangan ikut campur!" Peringatnya, lalu berlalu meninggalkan Dava.

Setelah itu, Dava dan Alisa, seperti dua orang yang tidak pernah saling kenal. Tidak lama setelah itu, Alisa memutuskan keluar dari organisasi. Dava merasakan perasaan aneh, di hatinya. Itu artinya, Ia akan semakin sulit, melihat Alisa.

Mulai ada perasaan kehilangan, di hati Dava, tapi Dava terus menampiknya. Perasaannya semakin tidak normal, saat setiap kali, ia harus melihat Alisa, dan Jefri yang semakin lengket setiap harinya. Dimana ada Alisa, disitu pasti ada Jefri, yang selalu menggenggam erat tangannya. Orang-orang yang melihat mereka, menjadi sangat familiar, dengan pasangan kasmaran tersebut.

Suatu ketika, tanpa sengaja, Dava mendengar perkelahian Alisa, dan Jefri di belakang kampus, yang sepi.

"Ngapain aja kemarin?" Jefri memojokkan Alisa di tembok, kedua tangan jefri ia letakkan, di sisi kepala Alisa.

"Aku nggak ngapa-ngapain Jef, kita cuma ketemu, main doang" Alisa tampak putus asa, Jefri sama sekali tidak mempercayainya.

Kemarin malam teman-temannya, mengadakan kumpul bersama, hanya sekedar makan-makan bersama, dan melihat film bersama. Kemarin Alisa sudah mencoba bicara pada Jefri, tapi Jefri tidak mengijinkannya.

Beberapa teman Alisa memaksanya, Alisa pun akhirnya begabung juga, tanpa sepengetahuan jefri. Esok paginya, entah bagaimana, Jefri bisa mengetahuinya.

Alisa hanya merasa perlu menyisihkan waktunya, untuk bersenang-senang, dengan teman-temannya. Semenjak pacaran, ia selalu melakukan apapun dengan Jefri saja.

"Gue kan udah bilang, jangan Dateng. kenapa tetep ngeyel?"

"Cuma sekali doang Jef, aku udah lama nggak pernah main, sama mereka lagi"

"Tetep aja ada temen-temen cowok kamu kan? Mau cari perhatian sama mereka?"

"Demi tuhan, Aku nggak ada niat kayak gitu, Jeff. Pleasee, kamu jangan berlebihan kayak gini, dongg"

Emosi Jefri memuncak, saat Alisa menganggapnya berlebihan, "Emang dasar tolol ya Lo!" Jefri menonyor pelipis Alisa dengan telunjuknya. "Gue tanya sekarang, emang temen-temen Lo itu ada, waktu Lo butuh. Heh?"

LOCKED (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang