5. Sup Hangat

9.5K 636 89
                                    

"Ayo pulang"

Alisa tersentak, saat tiba-tiba seseorang meletakkan jas dibahunya, sembari mengajaknya pulang. Alisa menengok untuk melihat siapa orang itu. Matanya melotot, setelah melihat siapa pelakunya.

Alisa langsung bangun dari duduknya, dengan berkacak pinggang, "brandal sialan, kenapa nggak balas chat Gue, satu pun?"

Jefri terkekeh, melihat Alisa yang mabuk, dia hanya berani mengumpatnya, saat tidak sadar seperti ini. Jefri membetulkan letak jas yang ia pakaikan, untuk menutupi bahu, dan dada Alisa yang terbuka.

"Kita keluar ya?" Jefri menuntun Alisa, menuju pintu keluar bar. Sebelum keluar, ia berpamitan dengan Gita, yang melihatnya membawa Alisa.

Di luar bar, Alisa menyingkirkan lengan kekar Jefri, yang menuntunnya keluar. Ia berjalan gontai menjauhi Jefri, "kenapa baru datang sekarang? Gue hampir gila, nunggu kabar dari Lo!" Alisa semakin berapi-api.

Jefri menarik nafas panjang, 2 hari belakangan, Jefri benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya. Walau tidak membalas pesannya, ia selalu membacanya.

Jefri sengaja mengabaikan Alisa, Karena ia tidak mau semudah itu memaafkannya. Tapi bertengkar dengan Alisa, juga membuatnya khawatir akan keadaannya. Jika bertengkar, ia tidak akan mudah menanyakan kabarnya, hal itu yang membuat Jefri tidak nyaman menjalani hari-harinya, belakangan ini.

Hari ini, sepulang kerja, Jefri membuntuti Alisa. Jefri pikir ia bisa memberi pelajaran Alisa lebih lama. Tapi begitu melihat Alisa berpakaian seperti pelacur, datang ke bar, dan mabuk, tanpa ia disampingnya. Hal itu membuatnya resah bukan main, akhirnya Jefri mengesampingkan egonya, dan memilih untuk menghampirinya. Ia sudah berada di bar, sejak 5 menit, setelah Alisa datang, dengan Gita, dan Erik.

Alisa tersenyum licik, ia melepas jas yang Jefri pakaikan kepadanya, lalu ia rentangkan kedua tangannya. "Kamu datang, karena aku seksi kan?" Alisa menggoda Jefri, dengan berpose sensual, di depannya.

Jefri menarik nafasnya, lagi. Ia berusaha sabar, dan mengingatkan dirinya sendiri, kalau Alisa tidak begitu sadar, dengan apa yang ia lakukan sekarang. Ia segera mendekati Alisa mengambil jasnya, dan menarik Alisa menuju mobil.

Jefri menutup pintu mobil, dan menyalakan mobilnya, ia melirik Alisa, yang bersandar pada jok mobil disampingnya. Di tengah perjalanan, Alisa muntah-muntah di mobil, Jefri hanya bisa menghela nafas panjang. Alisa benar-benar peminum yang payah.

Mereka sampai di basement, apartemen Jefri. Jefri memarkirkan mobilnya, sementara Alisa sudah tertidur, setelah insiden muntah-muntah di dalam mobil tadi. Jefri membuka pintu di samping Alisa, dan menggendongnya, menuju lift.

Setibanya di apartemennya, ia segera merebahkan tubuh Alisa di kasurnya. Ia melepas high heels putih, yang dikenakan Alisa. Lalu melepaskan dressnya, sedikit kesusahan, karena dressnya sangat ketat.

Setelah beres semuanya, Jefri menuju kamar mandi untuk mandi. Lalu menyusul Alisa di kasur. Jefri membalikkan tubuh Alisa yang memunggunginya, untuk berhadapan dengannya. Jefri memeluk alisa di dada bidangnya, dan tidak lama, Ia ikut tertidur.

Alisa mengerjap, saat cahaya matahari menembus sela sela gorden, dan menyilaukan matanya. Alisa terbangun, dan dibuat terkejut dengan keberadaannya saat ini. Ia langsung bangun dari tidurnya, ia duduk bersandar pada kepala ranjang. kenapa ia bisa terbangun disini?

Alisa berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Yang ia ingat, hanya, ia minum, selebihnya Alisa tidak bisa mengingatnya. Semakin Alisa berusaha mengingat, Kepalanya malah semakin pusing.

Daripada memikirkan apa yang terjadi semalam, Alisa memilih keluar dari kamar. Ia mencari keberadaan Jefri. Ngomong-ngomong Alisa baru sadar, bahwa ia sudah berganti baju, ia sekarang memakai kemeja putih oversize milik Jefri, dan celana pendek.

LOCKED (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang