32. BERBAGI ARAH

442 57 105
                                    


AGAIN || BERBAGI ARAH

.
.
.

[Kita sedang tak berada dalam jalan yang sama namun entah mengapa arahnya yang terbagi ini selalu menuntunku untuk menemukanmu.]

[Copyright, 19 Juli 2021]

.
.
.

DI sinilah mereka sekarang, di salah satu restoran yang ada di seberang gedung é𝐋𝐄 setelah sebelumnya terjadi perdebatan antara Via dan Shilla yang ingin makan di tempat yang berbeda. Berebutan menarik Alifya yang kini duduk anteng sembari melihat-lihat buku menu, sedang Alvin dan Rio hanya mengikuti ke mana ketiga perempuan itu pergi.

"Kalian masih marahan?" tanya Alifya mengangkat kepalanya dari buku menu, menatap Via dan Shilla secara bergantian.

Kedua gadis itu yang sama-sama sedang merajuk hanya saling melirik kemudian detik berikutnya melengos begitu saja. Alifya menghela napas, heran dengan kelakuan kedua sahabatnya yang tak pernah berubah.

"Kalau kalian masih diam-diaman seperti itu lebih baik aku pulang saja," kata Alifya meletakkan buku menu ke atas meja.

"Jangan!" seru Via dan Shilla bersamaan, menahan Alifya yang baru saja hendak berdiri dari duduknya.

"Ya, sudah. Makanya kalian baikan dong," kata Alifya memandang sahabatnya dengan tatapan yang sukses membuat Via dan Shilla menurut.

Alvin dan Rio sontak mengangkat sebelah alisnya, heran dengan betapa menurutnya kedua gadis yang sangat rusuh itu ketika berhadapan dengan Alifya. Ya, bukan masalah juga hanya saja, Via dan Shilla jika sudah berdebat akan sulit dilerai dan mungkin saja Alifya adalah pawang mereka berdua ketika sedang bertengkar.

"Oh iya, Elderio." Alifya yang merasa bahwa kedua sahabatnya sudah tenang mengalihkan pandangan, menatap Rio yang duduk bersebrangan dengannya.

"Hm?" Rio menyahut dengan deheman singkat yang membuat Alifya ikut berdehem juga.

"Untuk masalah kerjaan, maksudnya soal pemotretan saya harap sistem kerjanya sama seperti yang agensi saya lakukan," kata Alifya menatap lurus Rio yang juga sedang menatapnya.

"Maksudmu?" tanya Rio yang dibalas helaan napas oleh Alifya.

"Maksud saya, anda pasti sudah mendengar soal model yang tidak pernah mengekspos wajahnya ke publik dan-"

"Dan model itu adalah kau?" potong Rio menatap lurus Alifya yang terdiam.

Untuk beberapa saat, meja yang dihuni oleh lima orang itu hanyut dalam keheningan. Shilla dan Via menatap terkejut Alifya karena tak menyangka jika model yang sudah sering mereka dengar gosipnya soal dia yang tak pernah mengekspos wajahnya ke publik itu adalah sahabatnya sendiri. Seperti halnya dengan kedua gadis itu, Alvin juga merasakan hal yang sama.

"Apa aku salah?" tanya Rio memecah keheningan.

"T-tidak," Alifya menggeleng. Ia memalingkan wajah ke arah lain, enggan bertemu pandang dengan Rio yang masih setia menatapnya.

"Ada lagi yang kau inginkan sebagai persyaratan?" tanya Rio yang kali ini membuat Alifya mengernyit.

"Tidak, hanya itu saja." Alifya menjawab singkat tanpa menoleh. "Dan itu juga bukan persyaratan tapi, hanya permintaan pribadi," tambahnya bergumam pada dirinya sendiri.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang