104. SAMA-SAMA TERLUKA

280 54 92
                                    


AGAIN || SAMA-SAMA TERLUKA

.
.
.

[Bukan hanya kau saja tapi, aku juga merasakan bagaimana sakitnya.]

[Copyright, 22 Oktober 2021]

.
.
.


AGNI menerjang tubuh Cakka, memeluk erat laki-laki itu yang saat ini duduk di sofa bersebrangan dengan Riko yang sedang menonton televisi. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Cakka, menumpahkan tangisnya yang sejak tadi tak mau berhenti. Pembicaraannya dengan Rio yang berakhir menyakitkan sungguh sangat menyakiti perasaannya.

“Gue salah apa, Kka? Gue salah apa?“ tanya Agni pada Cakka yang sempat membatu gara-gara pelukan tiba-tibanya.

“Gue cinta sama Rio, Kka. Tapi, kenapa dia enggak mau terima cinta gue,“ lirih Agni putus asa.

“Rio jahat, Kka. Rio jahat.“ Gadis itu meracau, mencengkeram baju Cakka yang kini hanya diam saja. “Dia udah buat gue cinta sama dia tapi, dia malah mencampakkan gue. Dia udah bikin gue bergantung ke dia tapi, dia malah melepas gue. Gue udah sayang dan cinta banget sama Rio, Kka. Gue benar-benar sayang dan cinta sama Rio. Tapi, kenapa? Kenapa dia tega lakuin hal jahat ini sama gue? Kenapa?!“

“Ag,“ lirih Cakka yang tak tahu harus apa, gadis itu terus meracau.

“Gue nyesel. Gue nyesel, Kka. Gue nyesel,“ rutuk Agni dengan tangis yang kian mengencang. “Gue nyesel tidur sama lo, Kka. Gue nyesel. Seandainya gue enggak datang ke lo waktu itu. Seandainya gue enggak tidur sama lo. Seandainya gue enggak hamil anak lo. Seandainya gue benar-benar mandul, mungkin sekarang gue udah nikah sama Rio, Kka.“

Agni meluapkan semua unek-uneknya tanpa tahu bahwa kini Cakka terdiam mematung. Bahkan Riko yang sejak tadi berusaha fokus pada televisi memandang tak percaya pada keduanya. Ungkapan Agni yang mengatakan bahwa dirinya hamil cukup mengejutkan untuk Riko yang saat ini ternganga.

“Ag ... lo nyesel hamil anak gue?“ tanya Cakka menahan suara getirnya. Kedua sudut bibirnya nampak terulas senyum miris dengan hati tergores luka.

“Gue nyesel. Gue enggak mau hamil anak lo. Gue maunya hamil anak Rio, Kka.“ Agni berbicara lugas, jelas dan pastinya menyakitkan untuk didengar Cakka.

Bahkan Riko yang tengah berpura-pura main ponsel dibuat tak berkutik. Begitu pula Gabriel dan Angel yang baru saja kembali dari dapur, kedua orang itu nampak mematung dengan nampan berisi cemilan dan minuman.

Mereka tercengang, tak menyangka jika Agni akan bicara seperti itu di depan Cakka yang selama ini sudah melakukan banyak hal untuknya. Mereka semua tahu perasaan laki-laki itu sebenarnya namun, karena permintaan Cakka akhirnya mereka diam. Ya, seperti yang pernah disinggung Rio. Cakka mencintai Agni. Tapi, karena penyakit hyper seks-nya itu, memaksa Cakka menyembunyikan perasaannya. Cakka tak mau lepas kendali dan menjadikan Agni sebagai pemuas nafsunya sehingga rada cinta yang di hati terganti oleh nafsu belaka.

“Kalo gitu, lo gugurkan aja, Ag.“

Semuanya melotot kaget, memasang wajah tak percaya pada Cakka yang kini tersenyum getir. Laki-laki itu memejamkan mata sembari menarik napas kemudian mengurai pelukan lalu menangkup wajah Agni yang berurai air mata.

“Kalo emang lo enggak mau hamil anak gue, lo bisa gugurkan kandungan lo ini. Gue enggak maksa, keputusan ada di tangan lo. Lo yang lebih tau gimana keadaan hati lo. Mau mempertahankan anak ini atau menggugurkannya, semuanya ada di tangan lo.“ Cakka menatap lekat manik Agni yang penuh oleh air mata.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang