05. PANDANGAN PERTAMA

702 45 39
                                    


AGAIN || PANDANGAN PERTAMA

.
.
.

|Manik sekelam malam itu menyeretku, memaksaku untuk masuk lebih dalam seolah-olah menyuruhku untuk menemukan sirat tersembunyi dibalik tatap matanya yang menghujam.|

[Copyright, 28 Desember 2020]

.
.
.

SUDAH beberapa minggu berlalu sejak insiden menyakitkan itu terjadi. Kehidupan sekolah Ify di Arsenal Academy berjalan normal seperti biasanya meski sekarang ia perlahan semakin menarik diri dari keramaian. Menolak setiap ajakan Via atau Shilla ketika jam istirahat tiba, mengabaikan celoteh kedua temannya yang selalu terlibat pertengkaran kecil di setiap harinya.

Semenjak kejadian itu, fokusnya selalu terpecah belah. Melanglang buana ke mana-mana. Menjelajah tak tentu arah hingga ia merasa tersesat tanpa tahu kemana ia akan pulang. Berulang kali ia mencoba untuk melupakan malam kelam itu tapi, tetap saja hasilnya nihil. Bagaikan mimpi buruk yang selalu menghantui, Ify sudah tak lagi merasakan ketenangan dalam tidurnya.

"Kenapa lo nggak pernah cerita? Lo sengaja, ya?" tuding Shilla mengacungkan jari telunjuknya ke arah Via yang duduk di depannya.

Saat ini ketiga gadis itu sedang duduk lesehan di taman sekolah yang bersebelahan dengan lapangan basket outdoor sehingga mereka juga bisa ikut menikmati permainan anak-anak kelas XI yang tengah bertanding dengan adik kelas.

"Gue lupa ya, bukan sengaja." Kilah Via menepis jari telunjuk Shilla, ia yang duduk bersila sedikit menegakkan punggungnya. "Lo aja balikan sama Cakka, nggak bilang-bilang," ucapnya kemudian.

"Kan, gue udah cerita." Kata Shilla yang dibalas cibiran oleh Via.

"Iya, cerita tapi, setelah kita paksa." Sahut Via sembari menopang kembali dagunya dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain bergerak mencabuti rumput tanpa benar-benar mencabutnya.

"Tetep aja lo yang salah karena udah nyembunyiin fakta kalo lo sama Alvin udah tunangan." Seloroh Shilla yang tak ingin disalahkan. Egois memang tapi, memang seperti inilah ia kalau sudah berdebat dengan Via—tak mau kalah.

"Lagian kok, bisa sih, lo tunangan sama si Alvin? Setau gue lo nggak sedeket itu sama dia deh, Vi." Kata Shilla setelah terdiam beberapa detik, ia menekuk kedua kakinya lalu memeluknya, menatap lurus Via yang nampak sedang berpikir.

"Gue emang nggak sedeket itu sih, sama Alvin tapi, gue emang udah tunangan kok, sama dia." Ucap Via yang dibalas tatapan penuh tanya oleh Shilla, sementara Ify yang sejak tadi hanya diam menyimak menatap lamat gadis chubby itu.

"Maksudnya gimana, sih?" tanya Shilla tak mengerti.

Via menghela napas pelan sebelum akhirnya menjawab, "percaya atau nggak, gue sama Alvin itu sebenernya udah temenan sejak kecil. Tapi, berhubung waktu itu dia pindah ke luar kota alhasil gue sama dia pisah selama beberapa tahun sebelum akhirnya kita ketemu lagi pas SMP, itu pun nggak sengaja. Dan alasan kenapa gue bisa tunangan sama dia ya, karena gue sama dia udah janji kalo udah gede nanti kita bakal nikah," jelasnya panjang lebar yang membuat Shilla dan Ify mengangguk paham.

"Jujur aja, gue juga awalnya nggak percaya kalo Alvin The Recon itu adalah Alvin yang gue kenal." Ungkap Via melanjutkan.

"Terus gimana perasaan lo sama dia sekarang?" tanya Ify yang akhirnya buka suara.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang