71. PECAHAN KETIGA

256 49 66
                                    


AGAIN || PECAHAN KETIGA

.
.
.

[Leburan itu jatuh berserakan, menimpa kepingan lainnya yang bahkan belum sempat dirapihkan.]

[Copyright, 21 September 2021]

.
.
.

ENTAH apa yang sebenarnya terjadi, secara mengejutkan berita tentang skandal perselingkuhan Rio dan Alifya yang sudah berhasil teredam tiba-tiba kembali muncul ke permukaan saat unggahan sebuah foto yang memperlihatkan keduanya tengah berada di rumah sakit tersebar. Dalam potret itu, terlihat Alifya yang baru saja keluar dari ruang Dokter kandungan serta siluet punggung Rio yang berdiri tak jauh darinya.

Berbagai macam spekulasi tentang keduanya pun tak dapat terhindarkan. Tuduhan, kecaman serta tuntutan atas penjelasan mengenai kebenaran dari foto-foto itu tak bisa lagi diabaikan.

“Sebenarnya sudah sejauh mana sih, hubungan mereka?“ Gabriel yang sedang berjalan terburu menuju ruang kerja Alvin mendesah frustrasi. Cakka yang berjalan di belakangnya pun ikut merasakan apa yang ia rasakan.

“Vin!“ seru Gabriel mendobrak pintu ruang kerja Alvin di mana si empunya kini sedang sibuk dengan komputernya.

“Yel! Kka! Cepet! Bantu gue sini!“ seru Alvin tak sabaran sembari melambaikan tangan tanpa sedikit pun menoleh ke arah Gabriel dan Cakka.

“Gila! Gue bener-bener gila! Ini foto-fotonya semakin tersebar luas, belum lagi sama unggahan baru dari salah satu akun gosip yang mengunggah foto ini.“ Alvin menggerakkan kursor ke arah salah satu foto yang baru saja di unggah.

“Entah dari mana mereka dapat foto beginian tapi, yang jelas ini asli. Bukan editan.“ Alvin yang memang paham betul tentang dunia digital serta antek-anteknya bersumpah bahwa foto-foto yang terpampang di layar laptopnya benar-benar hasil jepretan pribadi dan tak ada sedikitpun perubahan di dalamnya.

“Panggil Riko sama Angel ke sini, gue butuh bantuan mereka berdua.“ Alvin menatap Gabriel dan Cakka yang mana, keduanya dengan segera merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponsel sebelum akhirnya sibuk menghubungi kedua sahabatnya.

BRAK!

“Vin! Tolong!“

Gebrakan pintu yang dibuka dengan kasar itu mengalihkan perhatian Alvin, Gabriel dan Cakka di mana Shilla—si pelaku utama—berdiri.

“Ify! Di luar!“ ucap Shilla terbata-bata yang sontak membuat ketiga laki-laki itu berjalan ke arah jendela dan seketika terbelalak saat melihat Alifya tengah berhadapan dengan Agni yang nampak tengah menahan emosi.

“Gawat! Jangan sampai Agni lepas kendali!“ ucap Cakka kemudian berlari, keluar dari ruangan Alvin dengan kecepatan tinggi hingga tanpa sengaja menabrak bahu Shilla sampai membuat tubuh gadis itu terhuyung.

“Shill, lo enggak apa-apa?“ tanya Gabriel menghampiri Shilla yang menggelengkan kepala.

“Gue enggak apa-apa. Sekarang yang lebih penting bukan itu, kita harus susul Cakka.“ Shilla memegang tangan Gabriel, raut panik tergambar jelas di wajahnya yang membuat Gabriel menganggukkan kepala.

Tanpa menunggu waktu, Shilla menarik Gabriel agar mengikutinya. Di belakangnya ada Alvin yang berjalan mengekor sembari mengutak-atik ponselnya—mencoba menghubungi Rio yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju é𝐋𝐄.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang