55. UNDANGAN

393 53 223
                                    


AGAIN || UNDANGAN

.
.
.

[Tak terduga, dia datang disaat aku mulai merasa. Dia berpaling disaat aku mulai mencinta.]

[Copyright, 06 Agustus 2021]

.
.
.


SEJAK hari di mana yang seenaknya Elderio mengklaim dirinya sebagai kekasihnya, Alifya dengan gencar terus berusaha untuk menghindari laki-laki itu. Bahkan, tak jarang juga ia bermain kucing-kucingan untuk mengelabuhi Rio yang selalu datang ke é𝐋𝐄, mencari atau hanya sekedar mendiskusikan pekerjaan dengan Gabriel sebagai pengganti pemimpin.

Alifya lelah, ia benar-benar tak ingin berurusan dengan Rio. Dan sudah beberapa hari sejak hari itu, Rio sendiri memang tak lagi mendatanginya. Ia senang, tentu saja. Pasalnya, itu adalah kesempatan yang bisa ia manfaatkan untuk menjauhi Rio agar dirinya tak semakin terlibat dan tenggelam dalam perasaan yang tak seharusnya.

Seperti halnya hari ini, seperti biasanya. Ia kini berada di area outdoor perusahaan é𝐋𝐄 yang sering dijadikan spot untuk pemotretan iklan sebuah produk kecantikan yang mengeluarkan beberapa shade lipstik terbaru dengan warna nude.

Bersama dengan Cakka sebagai partner-nya serta Alvin dan Ray yang tak pernah absen menemaninya yang merupakan photograper dan Sutradara. Ah, tak lupa pula Shilla yang saat ini sedang mendapat panggilan dari para eksekutif yang katanya memerlukan bantuannya untuk menyusun sebuah acara. Entah acara apa itu namun, karena kesibukannya Alifya tak sempat mencari tahu bahkan mungkin perempuan itu sendiri tak terlalu peduli.

"Oke, sudah cukup!" teriak Ray mengangkat satu tangannya ke udara, memberi instruksi pada kedua modelnya untuk istirahat.

Alifya dan Cakka yang duduk di depan kolam renang dengan meja kayu mengkilap di depannya pun berdiri setelah sebelumnya saling mengucapkan terima kasih. Menghampiri asistennya masing-masing yang berjalan mendekat sembari membawa payung transparan. Ya, wajar saja, hari ini matahari sedang terik-teriknya, oleh karena itu tak heran jika sang asisten melakukan penanggulangan agar modelnya tidak kepanasan yang mana, sinar matahari siang sangatlah buruk untuk kesehatan kulit dan juga imun.

"Terima kasih," ucap Alifya saat asistennya menyodorkan sunblock lalu meneteskannya ke telapak tangannya. "Apa kamu juga sudah memakainya, Ik?" tanyanya kemudian sembari menggosok lotion itu ke punggung tangannya.

Oik, sang asisten yang dipilih secara langsung oleh Alifya karena kerjanya yang ulet, rajin dan bertanggung jawab serta tepat waktu itu mengangguk, tersenyum manis pada Alifya yang juga menyunggingkan senyumnya.

"Sudah, Non." Kata gadis berambut sebahu itu. Wajahnya yang bulat dan chubby dengan sepasang mata sipit itu nampak begitu lucu di mata Alifya yang kini mendengus pelan.

"Sudah kubilang jangan memanggilku, Non. Panggil saja, Alifya atau Ify." Pinta Alifya mencebikkan bibirnya.

"Maaf, Non." Oik menggaruk pelipisnya, tak sadar kalau dirinya kembali memanggil Alifya dengan sebutan 'Non'.

"Tuh, 'kan!" cemberut Alifya mendelik sebal.

"Hehehe ... maaf no-eh, maksudnya Alifya." Oik canggung, sungguh. Pasalnya baru kali ini ia diminta untuk memanggil model yang ditanganinya dengan nama, tanpa embel-embel sebutan Nona.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang