66. SIMFONI

280 53 45
                                    


AGAIN || SIMFONI

.
.
.

[Nyanyian itu terdengar indah, hanya saja tidak untukku yang mendengarnya.]

[Copyright, 20 September 2021]

.
.
.

BERULANG kali Alifya menelan ludahnya guna membasahi tenggorokannya yang kering. Merasa hawa panas dalam ruangan meski sebenarnya AC menyala dengan suhu rendah namun, tatapan penuh selidik dari Via dan Shilla mau tak mau membuat ia gerah.

“Anu ... m-mau sampai kapan kalian memandangiku, seperti itu?“ tanya Alifya ragu-ragu, melirik kedua sahabatnya yang kini menyipitkan mata.

“Sejak kapan?“ tanya Shilla menggantung.

“A-apa?“ Alifya gugup, sungguh.

“Lo sama Rio bisa sampai sedekat itu?“ Via melipat kedua tangannya di depan dada.

“K-kami tidak dekat,“ elak Alifya mencoba untuk menghindar.

“Fy!“ Shilla dan Via mendesah lelah, menatap Alifya yang terus-menerus mengelak.

“Maaf,“ Alifya meringis tak nyaman dan hal itu membuat Shilla dan Via mengerti bahwa sahabatnya belum mau terbuka akan masalah yang ada.

Seperti biasa, desah Shilla dan Via dalam hati.

“Ya udah, mending sekarang lo ganti baju sekarang.“ Via yang tak ingin memaksakan rasa penasarannya menyodorkan salah satu gaun yang dibawanya tadi pada Alifya.

“Hari ini konsepnya tentang apa?“ tanya Alifya sembari menerima gaun yang disodorkan sahabatnya.

Spring!“ seru Via dengan senyum cerahnya. “Karena kelihatannya suasana hati lo sekarang lagi bagus akhir-akhir ini jadi gue sama tim memutuskan buat bikin konsep musim semi,“ jelasnya kemudian.

“Bener, gue setuju sama Via. Walaupun lo sempat diterpa badai tapi, gue tahu lo bisa dengan mudah melewati itu semua. Sebab, lo terlalu tangguh buat dijatuhkan.“ Shilla mengulas senyum tulus, meraih kedua tangan Alifya lalu menggenggamnya. Memberi kekuatan pada sang sahabat yang kini tersenyum.

“Lo itu kayak batu karang, Fy.“ Via menatap Alifya dengan sorot tak terbaca. “Sekuat apapun ombak dan badai menghantam, lo masih berdiri kokoh tanpa sedikitpun tergores.“

“Dan gue harap, selamanya lo bakal tetep kayak gini. Apapun yang lo hadapi, jangan pernah takut buat melawan. Kalo lo kepayahan, tenang, lo masih punya gue dan Via.“ Shilla menatap tepat di manik Alifya yang nampak berkaca.

Walaupun gue menyimpan sakit di hati gue akibat pengkhianatan Via tapi, gue enggak bisa egois karena gimana pun juga lo itu sahabatnya Via dan masalah antara gue sama Via enggak ada sangkut pautnya sama lo, Fy. Shilla membatin.

✤✤✤

Hari yang cerah dengan terik sang surya di cakrawala membuat siapa saja mengeluh akan panasnya yang tak kira-kira. 38 derajat celcius. Sangat terik sekali sehingga para kru yang dikelola oleh Shilla tak henti-hentinya bolak-balik ke sana kemari untuk berteduh secara bergantian.

Ya. Seperti yang sudah direncanakan. Sesuai dengan tema dan konsep pemotretan untuk cover majalah yang akan rilis bulan depan, kali ini persiapan yang dilakukan tak tanggung-tanggung.

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang