34. RASA YANG SALAH

576 52 64
                                    


AGAIN || RASA YANG SALAH (18+)

.
.
.

[Rencana apa yang sedang Tuhan siapkan sehingga membuatku harus merasakan perasaan yang tak seharusnya aku rasakan.]

[Copyright, 21 Juli 2021]

.
.
.


ATMOSFER panas yang mengelilingi seluruh sudut ruangan khusus untuk masing-masing pekerja di divisi modelling itu terasa begitu memeluk erat dua sejoli yang tengah sibuk saling mencumbu satu sama lain. Penampilan berantakan dari keduanya nampak begitu jelas bahkan gadis yang duduk di atas meja itu kini sudah setengah telanjang tanpa sehelai benang.

"Mmmhh ... Alh--vinhh ..." gadis itu melenguh, menikmati sentuhan dari laki-laki yang sedang sibuk menjelajahi area leher dan tulang selangkanya hingga jejak-jejak kemerahan tertinggal di sana sebagai tanda kepemilikan.

"AH!"

Satu desahan lolos dari bibir ranum nan bengkak milik Via-gadis itu-saat gundukan keras yang masih bersembunyi di balik celana Alvin menyentuh selangkangannya yang berkedut. Jujur ia akui, permainan Alvin ketika sedang mencumbunya sangat mencengangkan karena hanya dengan bermodalkan cumbuan laki-laki itu di area leher saja sudah membuatnya ereksi, bahkan ia dapat merasakan bahwa miliknya yang ada di bawah sana kini terasa basah dan berkedut.

Lain halnya dengan Alvin, laki-laki yang masih lengkap dengan pakaiannya itu sama sekali tak bisa mengenyahkan pikiran buruknya saat mendengar desahan Via yang sarat akan kenikmatan saat miliknya tak sengaja bersentuhan dengan milik gadisnya. Salah satu tangannya yang sejak tadi mengelus punggung Via kini bergerak seduktif menuju perut, mengelusnya lembut hingga membuat Via bergerak tak karuan.

Masih dengan cumbuannya pada leher dan selangka gadisnya, tangannya yang berada di perut kembali bergerak ke paha, kemudian masuk ke rok sampai akhirnya jari-jarinya menyentuh permukaan celana dalam gadisnya yang sudah basah. Sebelum melakukan hal yang lebih jauh, ia meraba bagian sensitif itu dengan perlahan yang membuat Via mendesah nikmat.

Cumbuan di leher dan selangka gadisnya masih berlanjut, bibirnya terus mencium, sesekali menjilat dan menghisapnya dalam hingga meninggalkan jejak kemerahan. Kemudian jari-jari yang masih bergerak pelan dibalik rok mulai menyingkap celana dalam gadisnya lalu dengan gerakan lambat, jari telunjuknya menelusuri belahan daging lembut itu hingga tonjolan mungil yang menjadi titik paling sensitif tubuh Via ia dapatkan.

"AH!" Via memekik di iringi desahan saat bagian sensitif tubuhnya disentuh oleh jari kokoh Alvin yang kini tengah memainkannya dengan sesekali menekan atau mencubitnya.

Tubuh gadis itu bergerak gelisah, tak tahan dengan permainan tangan Alvin di bawah sana. Kedua matanya yang semula terpejam kini terbuka, menatap sayu Alvin yang juga ikut menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ia tebak. Ekspresi laki-laki itu, sulit untuk dijabarkan oleh logika apalagi disaat dirinya sedang di penuhi nafsu seperti ini.

"Al-Mmmhh!" Via merasakan napasnya berderu kencang, debaran jantungnya menggila, tak tahan dengan godaan demi godaan yang Alvin berikan di bawah sana.

Sialan! Via mengumpat dalam hati. Tak tahu harus bereaksi apalagi saat tubuhnya tiba-tiba menegang. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya karena dirinya sendiri memang sudah terbiasa namun, kenapa harus di saat dirinya belum benar-benar merasakan kenikmatan sebenarnya dari percumbuan ini bahkan jari Alvin saja tak memasuki kewanitaannya masa dirinya sudah mau orgasme?

𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang