❝ 42: hello, bali ❞

156 34 4
                                    

Suasana di Jogja memang terasa beda, ya. Umji merasa begitu nyaman untuk singgah di Jogja hanya dalam 2 hari. Rasanya ingin berlama-lama diam di sini. Tapi ia sadar, ia kesini tidak sendirian.

Malam sebelum berangkat menuju Bali, Ia sempat menghampiri Vernon.

"Non, tadi kamu beli apa aja di Malioboro?"

"Cuma beli gantungan kunci sama pernak-pernik buat Mama aja kok, Ji. Kamu beli apa?"

"Beli anting." Umji kemudian menunjukkan anting yang ia beli, kemudian ia coba pasangkan ke telinganya. Sang gadis terkekeh. "Lucu nggak?"

Vernon tersenyum dengan tulus. "Cantik."

"Kok cantik?"

"Kamu nya. Kalau ditambah anting itu jadi tambah cantik, deh."

"Ish! Sempet-sempetnya, ya!" Pipi Umji rasanya sudah mulai memanas.

Sayang, obrolan mereka harus berakhir sampai di sana. Karena tiba-tiba ada guru yang memergoki mereka dan menyuruh mereka untuk cepat masuk ke dalam bus masing-masing karena bus akan segera berangkat.

Malam ini merea akan menuju destinasi terakhir yaitu, Bali. Di sana pun juga akan digelar acara prom night. Demi apapun, walau Umji menyukai suasana di Jogja. Tetapi, hal yang paling berkesan ternyata akan terjadi di Bali.

▪️▫️◽️◾️◽️▫️▪️


Tiba di bali, mereka langsung bersiap-siap lagi di hotel untuk sarapan dan langsung pergi ke tempat wisata yang akan dituju hari ini.

Mereka diajak jalan-jalan keliling Kebun Raya Bedugul. Tempatnya dingin, karena berada di dataran tinggi. Namun pemandangan dari atas sungguh memanjakan mata. Memori yang ada dalam kamera analog Umji sepertinya juga akan segera penuh. Entah sudah berapa ribu pemandangan yang ia abadikan dalam bentuk foto.

Umji suka alam. Menurutnya alam adalah tempat dimana ia bisa merasa tenang, dan bisa melepas seluruh rasa lelahnya pada dunia. Alam yang menyebabkan lelahnya, alam juga yang menyembuhkan lelahnya.

Hampir sama dengan Vernon, bedanya kalau Vernon lebih suka dengan udaranya. Ia suka udara yang sejuk tanpa polusi. Baginya pemandangan yang tercipta adalah bonus untuk penglihatannya. Tapi tak menutup kemungkinan juga ia selalu mengabadikan beberapa pemandangan yang benar-benar tak bisa ia lupakan keelokannya.

Malam harinya, merupakan acara bebas. Mereka boleh jalan keluar hotel asal jangan lupa untuk selalu menghubungi guru kali terjadi sesuatu. Wali kelas mereka percaya kalau anak-anaknya sudah pintar jaga diri, jadi ia tak akan mengekang para remaja itu lagi.

Umji sebenarnya sudah malas dan ingin cepat-cepat rebahan saja di kasur. Namun, mana mungkin bisa begitu. Ia tak boleh lupa kalau ia masih punya sahabat karibnya yang senantiasa menyeretnya ke tempat manapun yang mereka suka.

"Gila, sih. Lo pada nggak capek apa seharian ini kita udah jalan di Bedugul?" tanya Soya.

Rena dan Dahyun menggeleng bersamaan.

"Ah ayolah. Kapan lagi kita ke Bali? Kapan lagi kita jalan-jalan bareng di luar kota begini?" bujuk Dahyun.

"Plissss," timpal Rena yang malah merengek sekarang. Tangannya sudah menarik-narik pelan ujung baju milik Umji, Sinbi, juga Soya.

Yelena mah tim ngikut. Kemanapun temannya pergi sudah dipastikan ia akan ikut.

Alhasil, mereka semua pun terpaksa—kecuali Yelena—menyetujui keinginan Rena dan Dahyun yang ingin berjalan-jalan ke tempat perbelanjaan.

Discovery Shopping Mall, atau biasa disebut Centro adalah tujuan mereka. Di dalam mal tersebut, bukan hanya ada tempat perbelanjaan, namun juga terdapat Pantai. Sebenarnya kalau dilihat saat Sunset dan air nya sedang surut, panorama di sini sangatlah cantik.

Mereka sempat bersantai sejenak di pinggir bebatuan pantai. Berbicara, bertukar pikiran, bercanda, dan saling melempar banyolan yang membangun suasana semakin susah dilupakan untuk sebuah perpisahan.

Setelah dirasa cukup lama, perut mereka pun mulai lapar. Umji dan Sinbi telah berniat untuk makan malam di hotel saja tapi Dahyun sudah tidak bisa menahannya. Maka hanya Dahyun saja yang memesan Paket Jumbo di Burger King, sedangkan teman-temannya yang lain hanya memesan minum atau bahkan hanya kentang.

Kaum borjuis memang menyeramkan.

"Hebat ya lo, Yun. Makan banyak tapi badan tetep kayak lidi," kata Sinbi. Mencomot satu kentang dari meja Umji.

Dahyun melahap Double Cheeseburger Mozzarella nya dengan khusyuk. Mengunyah perlahan demi perlahan. "Keturunan gue emang gak bisa gendut," ungkapnya di sela-sela mencerna makanan dalam usus halusnya.

"Anjing iri banget gue." Tanpa sadar Sinbi mengumpat. Memang mulutnya tidak bisa dikontrol. "Keluarga lo di masa lalu pada berbuat kebaikan apa, sih?!"

Semua lantas tertawa atas ocehan ngasal seorang Sintha Bestari. Sementara Rena menimbrunginya dengan berkata, "Ngakak kocak."

"Apa sih." Sinbi menukik alisnya sebelah.

"Asli gadanta," timpa Soya.

Suasana mendadak hening. Dan hanya bertahan beberapa detik. Setelah itu mereka tertawa kembali.

Aneh, mereka tertawa atas kerecehan mereka sendiri.

Dahyun hanya bisa menyimak dan tertawa mingkem, karena mulutnya penuh dengan daging burger.

"Eh, gue masih gak percaya kalau bentar lagi kita bakal lulus," ucap Sinbi. Tiba-tiba, tidak ada angin tidak ada hujan.

Satu lingkaran refleks menghentikan aktivitasnya. Dan hanya bisa menghela napas berat.

"Sin, kita udah sepakat untuk gak bahas hal itu dulu, kan?" Soya bersuara. Ia mulai menatap semua temannya satu persatu. "Plis, kita harus nikmatin apa yang terjadi saat ini. Rugi banget gak sih kalau kita mikirin yang sedih-sedih terus di saat kita harusnya lagi seneng-seneng?"

"I'm with you, girl," kata Dahyun sambil menaik-naikkan alisnya bergantian.

Rena bertepuk tangan. "Nah, cakep."

"Bener kata Soya." Umji pun setuju.

Yelena pun hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.

"Mantap bunda." Sinbi mengacungkan jempolnya ke arah Soya.

Soya malah mengerutkan dahinya sambil mendengus. "Heh, bunda palelo."

"Eh, gimana kalau sekarang kita main di Timezone? Mumpung masih ada sisa waktu."

Wah, nggak waras. Selamat tinggal uang yang telah lama bersemayam di dompet Umji~

 Selamat tinggal uang yang telah lama bersemayam di dompet Umji~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang