❝ 45: prom night ❞

165 31 7
                                    

Tiba saat mereka berada di ballroom hotel. Umji celingak-celinguk, sibuk mencari keberadaan sang pujangga.

Dan, tepat di ujung panggung, Vernon tengah berdiri persis menghadap ke arah Umji. Tatapannya pun lurus menuju mata sang pujaan hati.

Umji terkesiap tatkala mata mereka saling bersitatap. Dengan sengaja, ia memalingkan wajahnya.

"VERNON GANTENG BANGET, PLEASE?!?" ujar hati kecilnya.

"You look so beautiful, my princess."

Terkejut, entah bagaimana Vernon tiba-tiba sudah ada dihadapannya.

"Ma-Makasih... Kamu juga tampan seperti biasa, Vernon," ucap Umji menahan malu setengah mati.

Vernon menarik kedua sudut di bibirnya, membentuk setengah lingkaran. Lantas ia mengulurkan telapak tangan, mengirim sebuah pesan bahwa tangannya ingin digenggam oleh sang gadis.

Dengan mash menahan malu, Umji menerima uluran tangan Vernon dan mulai menggenggamnya erat.

Gemerlap lampu kelap-kelip dalam ballroom tengah berganti jadi lebih gelap, diskoria ini mendominasi seluruh insan yang ada di dalamnya.

Alunan dari lagu milik Ed Sheeran pun turut serta mengiringi momen mengharukan para remaja ini.

Ada yang menghabiskan rasa sedih bahkan bahagianya pada sahabat, ada pula dengan kekasih atau dengan teman-teman sepermainan.

Dengan terbawa suasana, Vernon dan Umji kemudian ikut berdansa layaknya pasangan yang serasi. Keduanya kerap kali melempar tatapan penuh kasih sayang juga bibir yang tersungging manis.

"Vernon, to be honest, you look so much perfect that make me feel a little bit insecure... cause I am not a beautiful one."

Vernon menaikkan sebelas alisnya. "What are you saying, Sweetheart. Kamu itu udah sangat sempurna di mata aku. Nggak ada yang mampu buat ada disampingku selain kamu."

"Gombal..."

"Eh, tapi ini serius. Ya, maaf kalau jatuhnya geli. But, you are the most beautiful girl that I have ever knew. Bukan cuma fisik, tapi hatinya juga."

Umjk reflek memukul pelan dada Vernon. Dia terlampau malu mendengar hal itu secara terang-terangan dari Vernon. Pipinya merah padam, salivanya terasa sulit ditelan, perutnya pun serasa tertekan-tekan.

Cup.

Vernon mendadak mencium pipinya. Oh my gosh!

"Your cheeks turn into red, so I kiss it," guraunya.

Umji membelalak. Dasar laki-laki gila. "KALAU BEGITU MALAH JADI MAKIN MERAH, DONG...!"

"Oops, sorry. Aku pikir bakal menghilang."

"Ih! Kebiasaan deh jahilnya."

Tak ada balasan. Vernon hanya terkekeh, memamerkan rentetan gigi rapi putih bersihnya.

▪️▫️◽️◾️◽️▫️▪️

Acara berjalan sudah hampir satu jam. Rasanya begitu cepat, yang lain pun tak menydari hal tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang