❝ 06: ngeselin! ❞

635 126 15
                                    

Umji yang terlalu bodoh karena memilih untuk tetap diam disana sementara keheningan terus berlanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Umji yang terlalu bodoh karena memilih untuk tetap diam disana sementara keheningan terus berlanjut. Seharusnya kini ia sudah berada di kelas dan berkutat pada pelajaran-pelajaran yang ia sukai.

Namun, Umji memecah keheningan tadi dengan bertanya, "Sudah selesai masalahnya?"

Vernon mengangguk. "Sepertinya my parents gonna give some lesson for me saat pulang sekolah nanti."

Okay, ini beneran aneh kalau mendengar bahasa campuran itu keluar dari mulut Vernon... pikir Umji.

"Glad to know that," balas Umji sambil menghela napas lega.

"Huh? Are you glad because I'll gonna be scolded by my parents?"

"No! That's not I mean," Umji berkilah, tapi Vernon tetap menatapnya curiga. "Argh, tak tahulah terserah saja."

Hening kembali menguasai ruang lingkup mereka berdua.

"Anyway, why are you still here?" tanya Vernon yang akhirnya menyadarkan kebodohan Umji.

"O-Oh, kamu benar. Karena masalahnya sudah selesai, I'll be back to the classroom."

Hap, Vernon meraih tangan gadis itu sebelum badannya benar-benar berbalik membelakanginya.

"Don't go. Kamu tidak ingin mendengar kisah yang sebenarnya mengapa aku bisa seperti ini?" tawar Vernon.

Loh, untuk apa? Umji tidak terlalu penasaran juga sejujurnya.

"Tidak." Dan benar saja, Umji menolak tawaran itu mentah-mentah.

Sambil menggoyang-goyangkan tangan Umji yang masih Vernon pegang, ia kembali bersuara, "Oh come on, I know that you were curious."

Lah, maksa.

Umji menghembuskan napas pelan. Berusaha bersabar. "Well, up to you."

Umji akhirnya menyerah. Ia pun duduk di sebelah ranjang yang Vernon tiduri.

"You know, tadi saat aku ingin berkeliling sekolah, aku tidak sengaja menemui para siswa berandal terlihat sedang berkumpul untuk merampas uang milik orang lain."

Umji manggut-manggut mendengar penjelasan Vernon yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk ia ketahui. "Then?"

"And then, I don't want to be involved. So, aku mencoba untuk kabur, tetapi aku ketahuan."

"And?"

"Turn into this." Vernon menujukkan luka-luka lebam di dekat bibirnya. "Tangannya tiba-tiba masuk ke dalam saku ku, secara tidak sadar tanganku bergerak memukulnya, dan ya, berandal itu membalas pukulanku."

"What? Are you stupid?" Umji mengerutkan kedua alisnya.

"Stupid? Why must I be?" Vernon bertanya balik.

"Jangan pernah bermain-main dengan anak berandal yang kamu maksud. Atau kamu akan selamanya terlibat masalah dengan mereka," omel Umji.

Sementara Vernon terus menyanggah, "Jadi, menurutmu lebih baik aku memberikan saja uangku ini padanya? Haha, bukankah itu artinya kamu yang bodoh?"

"What the—???" Umji membeliakkan matanya. "Okay, I'll leave. Thanks for your too much information, Vernon."

Tidak bisa, Umji sudah tidak bisa meladeni Vernon lebih lama dari ini.

"Umji! Wait!"

Tidak. Umji tidak akan menoleh lagi. Sudah cukup ia dipermalukan oleh Vernon hari ini. Dia pikir dia siapa berani-beraninya mengatakan Umji bodoh?!

Huft, ngeselin!

yahh yaahhh umji ngambek deh :((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


yahh yaahhh umji ngambek deh :((

The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang