❝ 13: cedera ❞

456 94 14
                                    

Saat Umji serta kawanannya telah sampai di lapangan, ternyata permainan sudah setengah jalan, namun masih skor kacamata.

Umji dan yang lain pun segera mencari tempat duduk kosong untuk menyaksikan pertandingan tersebut dengan tenang.

Tak selang berapa lama setelah menemukan tempat duduknya, arah mata Umji terus bergerak, mencari seseorang.

Jantungnya ingin loncat seketika begitu mata mereka saling bertemu. Ternyata orang yang ia cari-cari itu berada tepat di tengah lapangan dan sudah lebih dahulu melihatnya. Sudah barang tentu, Umji yang panik buru-buru memalingkan wajahnya.

Pertandingan ini berlangsung cukup sengit. Waktu sudah lewat 20 menit, namun kedua tim belum juga bisa mencetak gol ke gawang lawan.

Priiiit!

Suara peluit dari wasit berbunyi, tetapi bukan untuk tanda mengakhiri sebuah pertandingan melainkan sebuah pelanggaran.

Semua suporter sontak berdiri. Suasanya menjadi ricuh. Suporter lawan dan kawan saling melempar kata-kata serapah.

Keadaan semakin riuh, tatkala para pemain juga saling dorong-mendorong badan.

Di sisi lain, netra Umji masih terpaku menuju lapangan, ia masih berusaha untuk mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dan, siapa pula yang menjadi korbannya?

"Loh, Ji. Umji! Vernon, Ji!" pekik Sinbi.

Umji tercenung. Mulutnya enggan bersuara, kakinya tak elak melangkah, tubuhnya gentar untuk barang setitik saja bergerak.

Ia hanya bisa memandang Vernon yang digotong ramai-ramai oleh orang banyak dengan tandu. Separah, itukah?

Tes.

Tiba-tiba, Umji meneteskan air mata nya tanpa sebab.

Soya yang melihat tetes air jatuh dari wajah Umji spontan tersentak kaget. "Umji, lo nangis?!"

Pertanyaan itu di dengar oleh teman Umji yang lain, semuanya otomatis menoleh untuk melihat keadaan Umji.

"Anjir beneran nangis. Ayo dah susul Vernon, Ji," ajak Sinbi, mencoba menarik tangannya.

Tanpa perlu Sinbi peringatkan pun, Umji juga ingin menyusul Vernon. Tapi, kakinya mendadak tak bisa melangkah. Ingatan di kepala nya tentang kejadian waktu itu terus menerus berputar di kepalanya berulang kali.

"Sin... gue takut...," lirih Umji, matanya tak kuasa menahan air mata.

Sinbi yang masih agak bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Umji pun mencoba untuk menenangkannya.

"Oke, sekarang lo tarik napas yang panjang terus hembuskan pelan-pelan," perintah Sinbi.

Elena panik, ia kemudian menarik tangan Rena dan Soya, kemudian berkata. "Umji kamu diam disini aja deh dulu. Biar aku sama yang lain aja ngecek keadaan Vernon."

"Bener kata Lena." Soya mengangguk. "Yaudah, Sin, buru."

"Ya udah gue ikut mereka dulu ya, Ji. Entar kalo ada apa-apa gue telepon lo," jelas Sinbi.

Umji hanya mengangguk pelan.

Oh, Tuhan. Tolong jangan ulang kembali kejadian hari itu.

 Tolong jangan ulang kembali kejadian hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pendek banget anjasss wkwkkwk maapin gaes 🙏

The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang