Time flies when you are having fun. Sepertinya ungkapan itu memang benar adanya. Waktu memang berlalu begitu cepat, ya? Tak terasa kesehariannya di masa SMA tinggal tersisa 365 hari lagi.
Rasanya sedikit tidak rela untuk cepat-cepat lulus dari sekolah, mengingat Umji yang kelewat senang menghabiskan banyak waktunya dengan Vernon, begitu pula sebaliknya.
"Woi, kita sekelas dong berlima!" pekik gadis di sebelah Umji, Rena dengan suara penuh kegirangannya.
"Serius lo?!!"
"Lo liat sendiri dah di mading!"
"WIH GILA BENERAN KITA BERLIMA SATU KELAS WOI." Sinbi teriak, melompat-lompat kecil. "Seneng banget, parah."
Tak elak, Umji juga ikut melompat-lompat kegirangan, karena menghabiskan masa SMA bersama para sahabatnya juga hal yang telah ia impi-impikan.
"Asli bakal berisik sih ini kelas," cibir Soya, bergurau.
Tak lama dua pria tinggi hadir dibelakang Sinbi, kemudian salah satunya mengacak pelan rambut gadis itu. "Seneng amat sih lo bisa sekelas sama gue," ucapnya.
Sinbi buru-buru menepis tangan pemuda itu dari pucuk kepalanya. "Apaan sih, lo. Ge-er!" Sinbi memeletkan lidahnya.
"Eh, Gue juga sekelas sama kalian berdua." Ucapan dari Chandra mengalihkan perhatian Sinbi dan Tobi yang tadi masih saja berseteru.
Mata Sinbi seketika langsung berbinar-binar ketika mendengar kalimat yang terlontar dari lisan Chandra. "Yes!"
"Terima kasih, Tuhan! Gue masih bisa nyontek PR lagi sama lo, Chan!" kata Tobi tanpa beban.
"Yeee, dasar magadir," sindir Sinbi, memutar bola matanya malas.
Umji terkekeh melihat tingkah ketiga sohib itu, sampai tak sengaja ia menyenggol seseorang di sebelahnya.
"Umji."
"Vernon."
Mereka memanggil masing-masik pemilik nama, tatkala kedua mata saling bertukar pandang. Belum sempat bertanya, Vernon sudah menyergahnya lebih dulu.
"Kita ... sekelas lagi!!!" teriaknya sambil menggenggam kedua tangan Umji dan menggoncangnya ke atas dan ke bawah. Sampai di sekeliling mereka menoleh penasaran akan kebisingan itu.
Umji mengisyaratkan telunjuk di depan mulut. "Iya iya, jangan berisik, Vernon. Aku malu..."
"Hei, pagi-pagi udah bucin aja lo, ngab," sapa kawan Vernon yang daritadi menjadi saksi bisu kemesraan pasangan muda tersebut.
"Hai, gue Wawan. Lo pasti udah sering denger kan tentang gue dari Vernon?" tanya nya.
Umji mengangguk. "Iya, tahu kok. Vernon sering cerita. Lo Wawan, terus Lo Keeno. Bener, kan?"
Kedua insan yang dipanggil namanya membalas anggukan cepat.
"Kita bertiga bakal satu kelas, Ji," ucap Vernon memberitahu.
Dalam hati, Umji sepertinya menyetujui tentang perkataan Soya sebelumnya.
Kelas ini akan menjadi kelas paling berisik dalam sejarah hidup SMA nya.
▪️▫️◽️◾️◽️▫️▪️
Demi mempersingkat waktu pembelajaran, kelas 3 sudah mulai melakukan KMB seminggu setelah pembagian kelas. Ada murid yang mulai rajin ikut bimbel, ada yang dari awal sudah kelihatan passionngambis nya, ada juga yang pasrah terima jadi.
Poin terakhir sepertinya masuk di kedua teman Vernon juga Tobi.
"Eh, kalian mau pada masuk universitas mana lulus nanti?" Tobi bertanya pada dua pria di depannya, Wawan dan Keeno.
"Burem, bro. Gue ikutin kata hati gue aja," sahut Wawan.
"Emang kata hati lo apaan?"
"Belum tahu, sejauh ini hati gue masih diem."
"Lah, kocak." Tobi tertawa mendengar jawaban renyah terkesan maksa dari lelaki itu.
"Lo sendiri?" Wawan balik bertanya pada Tobi.
"Kayaknya gue juga mirip sama lo, Wan." Tobi terkekeh.
Chandra dan Keeno yang menyaksikan hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum miring.
"Eh, itu Vernon diem-diem aja, tumben," celetuk Chandra.
Keeno mulai angkat bicara, "Katanya lagi ada masalah kecil. Tapi gak tau gue apaan masalahnya."
Kira-kira Vernon ada masalah apa, ya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kgnnnnn:(((( bighit ga ada niatan buat acara varshow juga gitu terus yang maen anak2 bh labelsnya 🥺😣
