❝ 04: refleks ❞

639 122 18
                                    

"WOI LO COWOK RAMBUT PIRANG!"

Shit. Vernon mati kutu, badannya mematung seketika saat seseorang berteriak kearahnya.

"Gue gak pernah lihat lo sebelumnya. Anak baru lo, ya?!" Orang ini dengan santainya ngegas di depan wajah Vernon. Gila, dalam hati sebenarnya Vernon tidak terima diperlakukan seperti ini.

Namun, ketika ia menatap wajah para brengsek itu, oh tidak ... nyalinya mendadak ciut, ia menunduk kembali. Pada sangar semua, mana mungkin Vernon berani. Apalagi ini hari pertamanya sekolah, kalau lengah sedikit saja ia bisa di cap anak nakal.

"Siniin uang lo!" bentak oknum tersebut.

Vernon membisu, enggan menjawab karena DIA SAMA SEKALI TIDAK NGERTI ORANG INI SEDANG BERBICARA APA, YA TUHAN.

Bahasa Indonesia nya Vernon masih cetek ya ini, tolong...

"Anjir, gak ngerti kayaknya ini bule, Bos. Pake bahasa Inggris aja. Inggris!" saran salah satu kawanannya di sebelah.

"Oke," sahutnya setuju. "Hey, mas bro! Money! Money! Aku butuh your money," ucapnya belepotan.

"Money? How much? I don't have much money," sahut Vernon setelah sudah sedikit mengerti keinginan anak-anak itu.

"Anjing ngomong apaan ini bule," umpat orang tadi, kesal karena tidak mengerti. "Udah keluarin aja semua money yang lo punya."

Lalu, si anak cowok ini tanpa permisi main masukin seenaknya aja itu tangan ke dalam saku Vernon.

BUK.

Spontan saja Vernon tinju. Aih, sialan, sakit juga ya ternyata pukul orang dengan tangan kosong. Namun, astaga ini Vernon baru sadar dia baru saja melakukan hal yang tak harusnya ia lakukan!

Sumpah demi apa, Vernon gak ada niat sama sekali untuk melukai muka si cowok itu, tapi tangannya bergerak sendiri.

"I-I am sorry bro, my hands just moves by itself," jelas Vernon, yang tentu saja tidak akan dimengerti oleh komplotan tersebut.

Dua orang yang sebelumnya dipalak hanya bisa menyimak aksi Vernon dari kejauhan, karena mereka sudah takut duluan dengan para pentolan nakal itu.

"Bajingan. Anak baru udah berani macem-macem."

BUK.

Damn. Tinjuan tidak sengaja Vernon itu dibalas balik oleh cowok tadi.

"Awh." Vernon meringis.

Melihat keadaan yang semakin keruh, akhirnya dua orang tadi bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Yang satu langsung mendorong si pembuat masalah itu.

Yang satu lagi sedang bergegas melapor ke guru BK. Aduh, yang ini sebenarnya gak perlu dilakuin, sih.

"Berhenti. Lo pada udah mulai keterlaluan. Besok gue bawain lo uang, gak usah main kasar sama anak baru," ujarnya menghalangi mereka dari Vernon.

"Apa!? Lo berani sama gue!?"

"HEI! HEI! SEDANG APA KALIAN!" Dan benar saja, tak lama guru BK langsung datang. Mereka semua auto-kabur.

▪️▫️◽️◾️◽️▫️▪️

Bel istirahat telah usai, dan kini pelajaran akan segera dimulai. Namun, Vernon tak kunjung kembali ke kelas. Umji sih tidak ingin memikirkan dia dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa ...

... toh Umji tidak peduli.

Masalahnya adalah ponsel Vernon ini daritadi bunyi terus. Umji yang ingin fokus belajar jadi nggak bisa karena jarak meja Vernon dengan Umji itu hanya beberapa senti. Ck.

Kok bisa sih ini teman-temannya malah santai mendengarkan suara guru dibanding suara ponsel milik Vernon yang lumayan keras ini?

Ah, bodo lah.

Dengan ragu-ragu dan penuh keterpaksaan, Umji mencoba untuk meraih ponsel Vernon untuk mengatur ponselnya dalam mode senyap.

Saat ingin melakukannya, perhatian Umji justru teralih ke layar ponsel Vernon dan ada puluhan missed call dari orangtua Vernon.

Waduh, ini ada apa?

Waduh, ini ada apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

INDAHNYA MEREKA PARIPURNA SEKALI!!! 😭😭😭👍👍👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

INDAHNYA MEREKA PARIPURNA SEKALI!!!
😭😭😭👍👍👍

oh also, happy new year semuanya! semoga resolusi tahun 2020 kalian bisa tercapai ya ^^

The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang