❝ 10: curahan hati hari ini ❞

533 94 18
                                    

Keputusan hari ini jatuh di tangan Sinbi, ia memilih untuk hang out bersama Umji, Soya juga Elena di kafe dekat rumahnya yang baru saja buka. Dua orang sisanya, Dahyun dan Eurena sedang ada acara lain dengan pacar mereka masing-masing.

Yah, hanya mereka berempat yang masih menyandang status jomblowati.

Sembari menunggu pesanan datang, Sinbi mulai membuka sesi curhat dengan masalahnya dahulu. "Eh, kalian pernah gak sih dibilang 'cantik' sama gebetan kalian?"

Pertanyaan itu disambut gelengan kepala baik oleh Umji maupun Soya.

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu?" selidik Soya.

Sinbi hanya bisa senyum-senyum menahan rasa malunya. "Gue habis dipuji gitu kemarin sama Chandra," ungkapnya.

"Hah, kirain siapa. Masih aja lo berharap sama Chandra," balas Soya, menggelengkan kepala.

Tak lama pesanan mereka akhirnya datang, Umji mengambil vanilla latte pesanannya. "Setahu gue Chandra kan sifatnya emang begitu. Gue juga pernah sekali dibilang 'cantik' kalo sama Chandra, mah," celetuk Umji, kemudian meminum sedikit vanilla latte miliknya.

"Hm, bener, gue juga pernah," tambah Elena.

Ekspresi Sinbi seketika berubah saat mendengar hal tersebut. Serasa busur panah menancap di relung hati. Sakit.

"Padahal di dekat lo sendiri ada yang lebih tulus suka sama lo, kenapa lo gak sadar sih, Sin?" Soya bertanya dengan nada yang heran. Bukan maksud untuk marah atau kesal dengan Sinbi, hanya saja Soya merasa aneh, kenapa Sinbi tak kunjung menyadarinya?

"Ih, lo ngomong apa, sih?"

"Tobi," tegas Elena.

Mendengarnya, Sinbi hanya diam tak bergeming. Matanya mengerjap beberapa kali.

"A-Ah, iya, hubungan lo sama Vernon gimana, Ji?" tanya Sinbi yang pada akhirnya mengalihkan topik awal tentangnya.

"Aneh lo, kok jadi bahas gue?" sahut Umji sebal.

"Gue lebih penasaran sama hubungan lo sama Vernon yang gak kunjung ada kemajuan," ujar Sinbi, menaikkan sebelah alisnya.

Elena hanya diam, sementara Soya mengendikkan kedua bahunya tak tahu mau setuju atau tidak dengan argumen Sinbi.

Setelah lama termenung, Umji kemudian menarik napas dalam-dalam kemudian membuangnya pelan. "Gue masih belum yakin buat buka hati gue kayak dulu. Tapi, gue masih temenan baik kok sama dia."

"Hm, lo naif, Ji," komentar Sinbi, menggelengkan kepalanya.

"Heh, lo ngaca dulu, Sin," celetuk Soya. "Lo sendiri juga masih naif. Udah, Ji, jangan dengerin kesesatan Sinbi. Lo coba pelan-pelan aja jangan dipaksa kalau emang masih belum yakin," sambungnya kemudian merangkul Umji yang ada disampingnya.

Sinbi melengos. "Ih, gue maksudnya baik, kok. Gue cuma pingin Umji bahagia tanpa harus mikirin masa lalunya lagi."

Tak butuh waktu lama, manik Sinbi kemudian menatap Umji. "Maaf kalah cara gue salah, tapi gak ada yang tahu hasilnya kalau lo belum mencoba, Ji," sambungnya kembali meyakinkan.

"Iya, Umji. Aku pribadi juga pengen lihat kamu senyum kayak dulu lagi," cerocos Elena sambil memanyunkan bibirnya.

Umji mendesah, digenggamnya tangan kawan-kawannya. "Makasih ya, kalian udah perhatian banget sama gue. Iya gue bakal coba semua saran kalian."

Mereka bertiga akhirnya saling melempar senyum satu sama lain.

Jujur saja, kalau membicarakan masa lalu, sampai sekarang pun Umji masih takut. Ia tak ingin hal yang terjadi saat ia SMP dulu terulang lagi masa SMA nya ini.

Dia tidak ingin kehidupannya kembali berantakan hanya karena satu laki-laki. Maka dari itu, ia akan bertindak sangat hati-hati jika menyangkut perasaan untuk lawan jenis.

 Maka dari itu, ia akan bertindak sangat hati-hati jika menyangkut perasaan untuk lawan jenis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kenalin gais, jadi ini chandra dan tobi sahabat masa kecilnya sinbi 😏😏😏

kenalin gais, jadi ini chandra dan tobi sahabat masa kecilnya sinbi 😏😏😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang