❝ 24: pulang ❞

318 71 7
                                    

"Thank you, Vernon. You're my sweetest mistake."

Vernon tergelak mendengarnya. "What those that means?"

"It's mean that I'm officially yours now." Umji mengembangkan senyum penuh suka citanya.

Vernon hanya mampu termangu tak bergeming.

Lalu tak lama kemudian, mulutnya mulai menganga lebar, dan mimik mukanya berubah jadi manyun sambil menahan tangis.

Masih belum ada suara yang keluar tapi Umji sudah cekakakan melihat ekspresi laki-laki disebelahnya itu.

"Lo sadar gak? Ekspresi lo sekarang tuh kayak lagi dapat uang milyaran dari atas langit."

"Kalau itu gue udah pernah ngalamin." sahut Vernon, membetulkan kembali ekspresi wajahnya yang menurut Umji lucu tadi.

"Hah? Serius? Dimana?"

"Di mimpi," jawab Vernon tak lupa dengan cengiran khasnya.

"Don't talk to me again."

"Sumpah, bercanda doang, sayang."

"Apa?" tanya Umji berpura-pura tidak mendengar.

"Apa?" tanya Vernon balik.

"Barusan kamu bilang apa?" tanya Umji untuk yang kedua kalinya.

"Aku bilang 'apa'."

Astaga, capek. 

Umji memberengut agak sebal dan gemas secara bersamaan. "Ish, bukan itu, yang sebelumnya lagi."

"Sayang?"

"Yes, honey?" balas Umji kemudian memasang muka tersenyum nya yang membuat pipinya mulai memerah akibat menahan tawa.

Vernon spontan buang muka, menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Nggak kuat lihat muka imutnya Umji.

Kalau Umji malah gak kuat kalau gombalin Vernon begini. Gak kuat buat ketawa.

"Vernon? Hahaha, sorry my bad."

Karena masih belum ada jawaban dari Vernon. Akhirnya Umji mendekat dan mengintip wajah anak itu.

Ternyata kupingnya telah memerah. Astaga, anak ini se-baper apa sih dengar gombalan receh Umji?

"WHO TAUGHT YOU TO FLIRTING LIKE THAT, HUH?" kata Vernon kala Umji menjauhi tubuhnya dari Vernon.

"You."

Tanpa jeda, Vernon lantas mencubit kedua pipi chubby gadis berambut cokelat itu. "AND WHO TAUGHT YOU TO BE THIS SO SUPER FREAKIN' CUTE?"

"Awww, sakit Vernon." hentaknya.

Merasa tidak terima, Umji membalas cubitan pipinya ke pipi Vernon juga.

Kalau saja Vernon punya Doraemon, mungkin ia akan meminta mesin penghenti waktu yang tersembunyi di dalam kantongnya.

▪️▫️◽️◾️◽️▫️▪️


Waktu telah menunjukkan pukul 6 sore, tandanya Umji harus segera pulang sebelum orangtuanya menghubunginya.

"Vernon, gue pulang dulu, ya. Udah malem," seloroh Umji dikala Vernon kembali dari dapur untuk mengambil snack.

"Yah, cepat banget. Baru mau gue ajak makan malam."

Santai banget ngajaknya... batin Umji.

Umji tersenyum menggeleng. "Next time aja, ya. Nggak enak gue belum minta ijin ke mama."

"Oke, tunggu sebentar."

Umji menaikkan sebelah alisnya. Apa yang harus ia tunggu dari Vernon?

Oke, siapa yang peduli. Vernon 'kan memang selalu penuh misteri.

Di sela-sela waktunya berpikir, Vernon akhirnya tiba, memakai jaket dan membawa kunci mobil.

"Eum, Vernon? What are you doing?"

"Bring you back home," katanya enteng.

"Nggak nggak." Umji menggeleng cepat, berjalan beberapa langkah menuju Vernon. "Gue gak ada suruh lo anterin gue pulang."

Benar, sih. Tapi Vernon agak sedikit khawatir melepas seorang gadis pulang ke rumah malam-malam begini.

"Its okay, Vernon. Gue baik-baik aja, kok," tambah Umji, menyempurnakan kalimatnya barusan.

Kalau sudah seperti ini, Vernon mana sanggup memaksa. Although, they're a couple now, tapi Umji masih aja merasa gak enakan sama Vernon.

Umji pulang dengan grab car, karena kakinya masih belum benar-benar pulih. Masih ada rasa nyeri, sedikit. Dan, itupun Vernon yang suruh dia buat naik mobil.

"Thanks for today, Vernon," ungkap Umji penuh perasaan.

"Anything for you, sweetheart," balas Vernon dibalut senyum termanis yang pernah gadis itu lihat.

"Inget ya, kalau ada apa-apa di jalan atau ada yang gak beres sama driver-nya, telepon aku," tegas Vernon dengan raut muka seriusnya.

Umji terkekeh. "Iya, ih. Mas pacar bawel banget."

Ia kemudian berjalan tiga langkah hingga sampai di depan mobil yang ia pesan. Sebelum membuka pintu, ia lagi-lagi menoleh ke belakang. Melambaikan tangan ke Vernon.

"Take care,"  lontar Vernon, membalas lambaian tangan Umji.

Dari kaca mobil ia masih melihat Vernon tetap melambaikan tangan, bahkan sampai mobilnya melaju pun ia tetap melanjutkan aksinya.

Ia tersenyum kecil, ternyata kebahagiaan yang selama ini ia cari ada di dekatnya. Sampai detik ini pun ia masih belum percaya kalau bisa menjadi sepasang kekasih dengan pemuda itu.

Rasa trauma dalam dirinya memang belum sepenuhnya sirna. Namun, ia sedang mencoba untuk memulihkannya. Semoga saja dengan menjadi gadis milik Vernon, itu bisa terlaksana.

"I'm glad to falling in love with you, Vernon."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Beginning of Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang