"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh."
NOMIN 18+
Jaeyong, Markhyuck, Luwoo
MAFIA
DARK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika aku bisa memilih jalan hidupku sendiri, mengapa Tuhan memberiku sebuah piano sebagai gambaran? Apakah itu berarti jari-jariku hanya bergerak di atas tuts hitam? Apakah itu berarti nada yang kumainkan hanya sendu temaram? Apakah itu berarti hidupku hanya dipenuhi cahaya yang telah padam?"
...
Persitiwa hari itu membuat hidupnya berubah. Seolah ada tangan yang mendorongnya jatuh ke dalam jurang, dan ia terhempas di atas tumpukan tombak tajam. Jika Tuhan bisa membuatnya lupa, Jaemin akan lebih bersyukur. Dia hanya ingin berhenti mengingat bagaimana tubuh kakaknya tergeletak kaku di atas ring. Tanpa pemberitahuan lebih jelas, staf WFF berlarian menutupi lonjakan cahaya kamera dari para media, juga rasa penasaran penonton di tribun. Begitu juga dirinya, Jaemin berteriak sekuat tenaga, meneriakkan nama Na Yuta meski tak ada yang menggubrisnya.
Sisa-sisa ingatannya terpotong oleh gelap yang datang tak diundang, Jaemin pingsan begitu saja. Dan esok hari saat ia terbangun, pandangan pertama yang ditangkap matanya adalah sosok ibu yang menangis tanpa suara. Wanita itu duduk di atas kursi belajar pemuda Na dengan tatapan kosong. Hari itu Jaemin tahu bahwa kakaknya telah menghilang. Entah lenyap dengan cara seperti apa, tidak ada yang tahu.
Semenjak saat itu pula Jaemin telah bertekad untuk membenci-'nya'. Berkobar amarah untuk mantan cinta pertamanya itu, berkobar dendam dan takut menjadi satu. Jaemin tidak ingin bertemu dengan Jeno lagi, meski secara tidak sengaja. Sebulan berlalu dan ia memutuskan pindah, memboyong sang ibu yang lemah dan seluruh sisa kenangan tentang kakaknya. Ia pergi ke tempat yang jauh dan diam-diam berharap juga bisa menjauhi masa lalu.
Tapi takdir kadang begitu lucu.
Lihatlah tempatnya sekarang berpijak. Area antah berantah yang ternyata dicipta oleh Lee Jeno seorang. Pria paling ia hindari seumur hidup, kini justru hampir sedekat nadi. Apa mau dikata? Nasi sudah menjadi bubur, ia hanya berdoa agar rasa takutnya bisa luntur.
Hei, setidaknya saat mereka benar-benar harus bertemu, Jaemin akan menemuinya dengan pandangan dingin. Bukan dengan tubuh bergetar dan rasa ingin menangis ketakutan. Ya, semoga saja begitu.
"Aku tidak menyangka kalau kita akan memasak untuk pimpinan stone cold!" pekik Taeyong -yang entah kenapa terdengar senang- setelah mereka keluar dari area dapur.