"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh."
NOMIN 18+
Jaeyong, Markhyuck, Luwoo
MAFIA
DARK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tangan ini mampu menulis seluruh tajuk puitis dari ingkar yang kau ucapkan. Ada ratusan paragraf dihiasi dalih baku yang kau sampaikan. Tapi diriku tetap terima datangmu dengan senyuman."
...
Kim Jungwoo baru saja lulus dari sekolah menengah di usianya yang ke-17. Statusnya sebagai penerus tahta WFF yang disembunyikan membuat kehidupan sosialnya tidak berkembang dengan baik. Kata teman adalah hal asing bagi kesehariannya. Dia harus terbiasa mandiri sejak belia meskipun tidur bergelimang harta. Bisa dikatakan orang tuanya adalah tipe yang tidak peduli sama sekali. Tapi satu yang pasti, dia harus berjalan di petak yang dibangun ayahnya sendiri. Tidak boleh ada sudut lain, meskipun mereka tampak lebih indah. Meskipun ada jalan yang disebari benih bunga, ada jalan yang dikucuri dedaunan kuning, dan juga ada jalan yang dihiasi kicau burung.
Dia harus memilih jalan dengan pagar besi mengelilingi. Penjara abadi yang bahkan lebih tua dari usianya sendiri.
Pada bulan itu akan dilaksanakan pernikahan rahasianya dengan Johnny Suh. Pria gila yang menikahi remaja di bawah umur hanya untuk dijadikan mata-mata. Batu loncatan demi meraih musuh sejatinya yang entah ada di mana. Jungwoo pasrah, pada titik ini dia justru sudah menyerah. Tidak ada celah untuknya kabur dan terbang ke jalan lain. Kini pagar besi di satu-satunya jalan yang bisa dilewati semakin menyesakkan karena ikut dibakar api.
Minggu-minggu menjelang pernikahan hanya diisi oleh diskusi. Banyak dari runtutan kontrak yang sama sekali tidak dia pahami, terlalu sulit. Siapa itu Na Jaemin? Kenapa dia harus berpura-pura menjadi sahabatnya? Siapa itu Lee Jeno? Kenapa dia harus mempertemukan mereka berdua?
Semua tujuan itu membuat otak Jungwoo hampir gila.
"Kau akan masuk ke sekolah distrik 23. Bukan SMA elit seperti milik distrik 10 atau 11, jadi jangan berharap ada fasilitas canggih!" Suara Johnny merembes masuk ke dalam telinganya, dan hingga detik ini masih menjadi jenis bunyi yang paling dia benci.
Remaja itu hanya mengangguk lemah. Tatapan matanya jatuh pada foto seorang remaja lain yang berkali-kali namanya disebut dalam perbincangan mereka. Na Jaemin, dan sebentar lagi akan masuk satu sekolah dengannya.
"Seperti yang kukatan kemarin, kau harus bisa mendekatinya dan menjadi teman main. Kalian akan satu kelas, itu urusan gampang. Yang pasti kau tidak boleh membuatnya curiga, jangan membongkar identitasmu, apalagi soal WFF!"