"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh."
NOMIN 18+
Jaeyong, Markhyuck, Luwoo
MAFIA
DARK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada peringatan di tiap titik jalan itu, meng-agungkan tentang betapa kuasanya dirimu. Lalu aku berbalik, menjauh dan melahirkan kerusakan baru. Dan semua punya prasangka bahwa aku membencimu."
...
Jaemin pernah menjadi orang yang begitu mencintai Jeno. Seluruh hati dan pikirannya adalah hunian imajiner bagi pria tampan itu. Tapi, malam saat dia melihat tubuh kakaknya terbujur kaku dengan wajah penuh darah -dan Jeno adalah pelakunya- Jaemin pun berubah. Ingatannya berlari mundur, memaksa jalur memori memutar kembali peristiwa tragis itu.
"YUTA HYUNG!" teriaknya dengan sangat kencang. Membelah rasa terkejut semua penonton yang ada di tribun, Jaemin berlari mendekati area ring. Dia bahkan lupa pada ibunya yang masih duduk kaku di atas sana.
"MINGGIR!" Jaemin terus berlari menyusuri tangga yang tidak ada habisnya. Air matanya meleleh, deras sekali.
Jika ada yang bertanya bagimana perasaannya saat itu? Hancur lebur.
Yuta adalah satu-satunya saudara yang dia miliki. Sosok kakak yang memilih untuk menimbun luka demi membuatnya bahagia. Bagaimana nasibnya jika Yuta menghilang dari hidupnya? Bagaimana Jaemin bisa bertahan?
Saat dia sampai di dekat area ring, tubuh kecilnya dihadang banyak orang. Wartawan, penonton lain dan juga staf WFF mendesaknya hingga seluruh badan Jaemin terasa ngilu.
"AKU INGIN MELIHAT HYUNGKU!" katanya dengan tangis pecah.
Sorot kamera membuat pandangannya mengabur, samar-samar melihat tubuh Yuta digotong oleh staf WFF. Terburu-buru, seolah menyembunyikan sesuatu dan segera menghalangi lebih banyak orang untuk mengetahui keadaan kakaknya.
"YUTA HYUNG!"
Sayangnya Jaemin hanya bisa berteriak dengan air mata mengalir. Menyampaikan kesedihan, ketakutan dan segala kalut dari hatinya.
...
"Jaemin? Apa kau merasa tidak asing dengan nama itu?"
Harder bertanya pada Bang yang masih terdiam. Mereka berdua, bersama Rean dan beberapa pengawal rendahan tetap berada di dalam gedung stone cold. Sejak Jeno dan Taeyong keluar setelah melihat rekaman kamera pengawas, tiga orang itu masih berusaha menyerap segalanya.