"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh."
NOMIN 18+
Jaeyong, Markhyuck, Luwoo
MAFIA
DARK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebuah perang selalu diawali oleh dua pihak yang berjanji untuk saling percaya, dipecah oleh adu domba, dan akhirnya menyerang di balik sandiwara."
...
Jungwoo menatap dengan pandangan menerawang, di depannya tersusun rapi rak-rak kaca berisi peralatan medis. Kini dirinya sedang melakukan proses transfusi darah. Setelah melakukan pengecekan tekanan darah, suhu tubuh serta detak jantung, dokter menyetujui proses tersebut untuk segera dilakukan.
Hatinya masih terlalu putih untuk membiarkan seseorang mati begitu saja.
Setelah keluar dari bilik toilet setangah jam yang lalu, Jungwoo mendengar pembicaraan seorang dokter dan Bang di depan meja administrasi. Dokter itu berkata bahwa Jaemin sudah kehilangan lebih dari 30 persen volume darah dalam tubuhnya.
"Kami sudah melakukan transfusi satu kali sejak pasien dibawa ke sini dengan pasokan darah yang tersisa. Tapi hasil laboratorium masih menunjukkan kondisi yang tidak memuaskan, pasien masih membutuhkan transfusi darah lagi, Tuan!"
"Ada satu orang yang mungkin bisa menolong, tadi dia masih ke toilet," jawab Bang pelan.
"Kita akan langsung melakukan tes darah begitu dia keluar. Pasien akan sekarat jika kita terlalu lama menunggu."
Begitu kira-kira percakapan mereka yang masih membekas di otak Jungwoo hingga saat ini. Dan karena itulah ia tergerak untuk menjadi penolong berikutnya.
Bunyi alat yang terdengar seperti ketukan berkala mengisi heningnya dinding-dinding ruangan. Jungwoo bersandar di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai macam selang mengelilingi. Perlahan tapi pasti selang-selang itu membawa cairan merah pekat keluar dari tubuhnya.
Dia tidak tahu seberapa buruk kemungkinan yang akan datang nanti. Dia sangat takut.
"Dokter!" panggilnya pada seorang lelaki yang sedang berdiri mengecek peralatan medis di dekatnya.
"Ya?" jawab dokter itu, intonasinya lembut sekali.
"Apakah Jaemin bisa selamat dengan bantuan darah dariku?"
Pertanyaan itu menciptakan senyum di wajah sang dokter dan kemudian ia berkata, "Tentu, keputusanmu membawa pengaruh sangat besar baginya."