Sakura #8

5.2K 878 164
                                    

"Pertemuanku denganmu tergambar dengan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertemuanku denganmu tergambar dengan indah. Ibarat taman yang dipenuhi oleh sakura dan lampu merah muda. Awal cerita tentang aku yang baru jatuh cinta."




...





Setelah pindah ke kota yang jauh dari rumahnya dulu, Jaemin lahir menjadi manusia baru. Dia berusaha keras melupakan kenangan buruk dari masanya yang telah lalu. Bersama sang ibu dan sisa tabungan keluarganya, Jaemin memutuskan untuk terus berjuang.

Pemuda Na mulai memasuki masa SMA. Di sekolah itu Jaemin berteman dengan tiga orang yang memiliki sifat berbeda-beda. Mereka adalah Lee Taeyong, Lee Haechan dan Kim Jungwoo.

Taeyong adalah anak tunggal dari seorang single mother. Kurang lebih dia dan Jaemin saling memahami arti dari kesepian. Terkadang mereka berdua akan mengobrol tentang banyak hal. Jaemin juga suka dengan karakter pemuda Lee yang bisa menjadi sangat dingin. Dia tidak akan pandang bulu, jika salah maka harus disalahkan.

Sahabat barunya yang paling lucu adalah Haechan. Pemuda itu menjuluki dirinya sendiri sebagai bunga matahari, entah apa maksudnya. Jaemin yang tampak muram sejak pertama kali masuk sekolah menjadi sasaran empuk Haechan sebagai penikmat guyonannya. Tingkah pemuda itu juga tidak jauh-jauh dari kata absurd. Tapi begitulah caranya Jaemin bisa percaya pada Haechan. Banyak tawa yang dia ciptakan, pun sedih yang bisa dilupakan.

Terakhir adalah Kim Jungwoo, si pendiam yang kerap kali menghanyutkan. Hobinya bermain game dan menulis puisi. Taeyong dan Haechan juga belum cukup mengenal pemuda itu. Jungwoo selalu pulang lebih awal dari mereka, tidak pernah mengikuti pelajaran tambahan di sekolah. Sebenarnya dia penasaran, tapi Jaemin tak punya keberanian untuk bertanya lebih jauh.

"Sekolah ini masih mengikuti aturan kuno, Na. Hanya orang kaya yang bisa makan di kafetaria. Kau tahu tidak? Kafetaria itu lengkap sekali, urutan makan harus dimulai dari appetizer sampai dessert. Beberapa kali aku lewat untuk mengintip dan hampir semua peralatan makan-nya berwarna emas. Aku tidak bisa percaya, sekarang sudah tahun 2070 tapi dunia masih saja tidak adil!" Haechan sejak tadi mengutarakan kekesalannya di depan tiga pemuda yang sedang makan bekal.

"Sudahlah ... mau berceloteh sampai tahun berganti sekalipun, sendokmu tidak akan berubah jadi berlian," balas Taeyong tidak minat.

Jaemin tertawa tanpa suara. Teman-temannya itu memang selalu bisa menghibur harinya yang suram. Baru dua bulan mereka saling mengenal, tapi Jaemin sudah merasa begitu nyaman.

703Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang