"What a sweet night..."
...
Bulan yang kini hadir dengan bentuk bulat sempurna sedang duduk cantik di antara hamparan langit. Bintang-bintang tersebar untuk mengarungi isi lautan malam dengan kerlip cahayanya. Seluruh area markas yang dikelilingi hutan belantara pun ikut terang benderang.
Angin lembut yang datang dari berbagai arah membuat para pohon menggugurkan banyak daun tua. Desirnya bertemu dengan ranting-ranting dan menghasilkan bunyi yang menenangkan. Suara para hewan yang mulai terbangun justru terdengar seperti alunan musik.
Malam itu adalah malam yang manis.
Pada area lain di sudut markas stone cold yang agung, ada sepasang sejoli yang ikut mengecap manisnya malam dengan cara yang berbeda. Cara yang intim.
Jeno dan Jaemin berada dalam ruangan tempat pemuda Na dirawat sejak sebulan yang lalu. Suasana rumah sakit yang sepi seolah memberi kesempatan bagi mereka berdua. Kesempatan untuk bertemu dengan perasaan asing yang baru pertama kali datang. Kesempatan untuk hanyut dalam hasutan gelap bernama nafsu.
Kamar dengan bau obat menyengat itu mulai terasa panas. Pendingin ruangan yang sudah bekerja keras hanya bisa menyerah. Ia kalah pada ketegangan seksual yang terjadi antara dua insan di sana.
Na Jaemin masih dibalut pakaian pasien. Wajahnya yang selama beberapa minggu nampak pucat kini merekah merah. Tatapan matanya yang sayu memandang sepasang kristal lain, bertemu dalam satu diskusi batin. Jeno juga sama kacaunya. Ingin menyuarakan semua imajinasi kotor yang saat ini berputar di kepala, tapi yang muncul hanyalah diam.
Entah siapa yang memulai, pemuda Na sudah berada di atas pangkuan pria itu. Jeno duduk di samping ranjang rumah sakit yang empuk. Beban tubuh kekasih hatinya bukan masalah besar, justru dia ketagihan. Menarik pinggang ramping Jaemin untuk semakin menempel. Mereka tidak terpisah oleh jarak apapun. Ketika Selatan bertemu dengan Selatan yang lain, tumbuh lah menara dari dasar tanah yang kini berdiri tegak. Entah apa itu.
Tangan si cantik bertengger pada bahu kokoh lawan mainnya. Jari-jarinya bergerak tanpa arah, kadang menyentuh rambut Jeno, kadang mengelus tengkuknya, atau hanya melayang pasrah. Hawa panas melingkupi tubuh mereka karena kulit yang bertemu hanya dipisah lembaran kain, seolah ada lem perekat di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
703
Ação"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh." NOMIN 18+ Jaeyong, Markhyuck, Luwoo MAFIA DARK