"Jaemin adalah masa lalunya yang indah. Bertemu dalam dusta yang dikepung oleh kuasa. Waktu berdentang, bergerak mengalahkan detak yang berpacu. Mengalahkan keinginannya untuk lari, lari yang jauh."
NOMIN 18+
Jaeyong, Markhyuck, Luwoo
MAFIA
DARK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"We are the heathens."
...
All my friends are heathens, take it slow
Wait for them to ask you who you know
Please don't make any sudden moves
You don't know the half of the abuse
Jika ditanya mengenai apa itu kebenaran, Jeno akan tertawa lebar dan mengatakan dengan lantang bahwa dirinya juga tidak tahu. Hidup di dunia serba suram tidak memberi kesempatan untuknya berpikir tentang beda salah dan benar.
Kadang ada saat dia harus menjadi jahat. Menghalau merdunya nurani dan hanya mendengar bisikan setan. Semua itu semata-semata untuk bertahan hidup. Hukum rimba akan selalu berjalan meski tidak tertulis. Seluruh jelma manusia adalah pemain dalam pengadilan takdir. Bukan orang baik hati yang akan menang, bukan orang paling adil yang berakhir jadi raja. Tokoh utama harus tahu bagaimana dan kenapa ia harus maju, ditemani ambisi yang membasuh dendam pribadi. Dia, dialah pemenangnya.
"Apakah kita berlima mampu membawa para sandera sampai ke dalam markas?" tanya Mark gugup.
Sehari sebelum penyerbuan pertama mereka di distrik 19 adalah detik-detik paling mendebarkan.
Jeno yang sejak tadi memasukkan senjata api ke dalam kantong-kantong berwarna hitam menghentikan aksinya untuk berkata, "Kita sudah mempersiapkan misi ini sejak tiga bulan yang lalu. Dan apa kau tidak lihat apa yang sedang kupegang sekarang?"
Semua pasang mata tertuju pada pria itu, juga pada AK-47 yang bertengger manis di tangannya.
"Hanya orang bodoh yang nekat melawan kalau ditodong senjata ini. Jadi kau harus tenang, Mark! Percaya padaku, mereka tidak akan berontak dalam waktu lama setelah melihat moncong pistol yang kita bawa," sahutnya melanjutkan.
Yuta yang sejak tadi hanya diam menyaksikan akhirnya ikut bertanya, "Bagaimana kalau ada yang sangat sulit dikendalikan? Atau tiba-tiba dia juga punya senjata api yang disimpan ilegal?"
Jeno mencebik tanda berpikir keras.
"Kau bisa langsung melumpuhkan dia di tempat. Asal kita bisa cepat tanggap dan selalu fokus menganalisa gerak-gerik mereka, semuanya pasti aman!"
