"Sepuluh: Malu."

9.8K 634 11
                                    

"Percaya, ketika kita menyukai orang yang gak menyukai kita itu rasanya sakit sekali brader."
_Hema Reynaldi Utara.
_Notari27.


Senin. 08:00. Kampus.

Vita berlari tergesa-gesa, hingga menabrak beberapa mahasiswa lain. Ia terus berlari menaiki tangga, hingga ia hampir terjatuh kalau saja tidak menyeimbangkan tubuhnya. Mana kelasnya dilantai tiga lagi!

Percuma juga kampus elit, kalau lift saja yang bisa menggunakannya hanya dosen atau beberapa pengurus kampus.

Ia berharap dosen belum datang kekelasnya. Jika sudah, matilah dia!

Sesampainya didepan kelas, ternyata kelasnya sudah tertutup. Pasti sang dosen sudah masuk kekelasnya, pikirnya.

Tapi emang bener.

"Mampus gue, gimana nih." Gumam Vita. Ia mondar-mandir didepan kelasnya sendiri. Macam orang gila.

"Ekhem." Dehem seseorang. Vita tersentak, lalu berbalik badan dan cengengesan.

"Eh, Bapak, apa kabar, Pak?" Tanya Vita sok akrab.

"Kabar baik. Bukannya semalam kita masih saling berkabar?" Tanya Aldi. Ya, sekarang yang dihadapannya ini adalah Dokigan! Dosen killer ganteng!

Vita meneguk ludah dengan susah payah. Takut dengan orang dihadapannya.

"Mau masuk? tanya Aldi. Vita mengerjapkan matanya, ia tersadar kalau Aldi sedang berbaik hati. Vita mengangguk cepat dengan mata berbinar.

Keduanya masuk kelas. Vita menuju tempat duduknya, tetapi suara sang dosen mengintrupsi. "Siapa yang menyuruhmu duduk?" Loh?

Semua pasang mata tertuju pada Vita dan Aldi. Drama apa yang dilakukan keduanya?

"Loh, tadi Bapak suruh saya masuk, itu artinya saya mengikuti pelajaran Bapak, kan?" Tanya Vita bingung.

"Saya hanya menyuruhmu masuk, bukan berarti kamu mengikuti pelajaran saya."

Vita kesal ditempat.

"Kenapa kamu terlambat?" Tanya Aldi, matanya tertuju pada Vita.

Sialan! Gue dikerjain dia! Dipermaluin satu kelas lagi! Gerutu Vita dalam hati.

"Kesiangan, Pak."

"Kenapa kesiangan?"

"Karena semalam saya marathon nonton drakor Pak, terus paginya saya nunggu angkutan umum, dan itu lamaaa bangettt, Pak. Jadi saya telat,"

"Memangnya kamu tidak memesan ojek online? Kamu tidak punya handphone?"

Vita melotot garang. Dengan malu dia berkata," Kuota saya habis, Pak."

Duh, malu banget gue! Batin Vita.

Aldi mengangguk mengerti, "Gara-gara nonton drakor?"

Vita mengangguk malu.

"Pfttt," semua murid menahan tawa. Begitu juga Aldi.

Cekek gue sekarang!!! Jerit Vita dalam hati.

Aldi segera menetralkan raut wajahnya. Ia berdehem lalu berkata,
"Baik, kamu silahkan keluar." Aldi berkata sambil mempersilahkan Vita keluar dengan tangannya.

Vita sudah pasrah!

Vita berjalan dengan langkah gontai kearah pintu. Saat sudah memegang knop pintu, Aldi berujar,
"Jangan lupa beli kuota Vita Zahqilani."

Vita semakin malu, ia langsung berlari keluar. Teman-teman sekelasnya langsung ngakak. Aldi hanya terkekeh. Lalu kembali melakukan aktivitas mengajarnya.

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang