"Delapan Belas: Kecelakaan."

9.5K 523 15
                                    

Update dimalam minggu spesial buat yang dirumah aja.



"Lelaki yang baik adalah lelaki yang siap menerima kekuranganmu. Dan tidak menjadikan kekurangan itu alasan untuk pergi meninggalkan."
_Vita Zahqilani.
_Notari27.


Pagi harinya kembali kerutinitasnya, yaitu ngampus. Sebelum memasuki kelas Vita dan Kadis berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya terlebih dahulu. Mereka memesan makanan, dan lanjut ngeghibah. Macam emak-emak kompleks saja.

"Kadis, bukannya dulu lo susah banget move on sama mantan lo si Rey itu, tapi kok lo bisa mudah pacaran sama Iros sih? Apa yang meyakinkan lo percaya sama cowok kayak Iros?" Tanya Vita penasaran. Setiap mau bertanya seperti ini pada Kadis ia selalu saja lupa.

"Gue juga bingung sih, mungkin karena faktor gue selalu ketemu sama Iros hampir tiap hari, dan gue udah tau apa kekurangan dan kelebihannya. Sampai pada ketika gue nyaman banget sama dia. Ngelebihin gue nyaman sama mantan gue dulu, Vit. Terus, gue kira cuma gue yang suka sama dia, tapi ternyata dia juga suka sama gue. Dan akhirnya dia nembak gue, ya gue terima lah."

Vita mengangguk-ngangguk paham. "Terus pas pacaran, kalian masih sering adu mulut gitu? Em atau canggung gitu, soalnya gue lihat pengalaman orang-orang tuh kalo awalnya temenan terus pacaran ya bakal agak canggung. Tapi kayaknya itu gak berlaku deh dikalian."

"Ya nggak lah, dia malahan romantis banget tahu gak pas kita pacaran, mungkin dia lagi bucin sama gue. Dan masalah canggung atau nggak nya, itu gak ada rasa canggung sama sekali, dia masih sering banget jail sama gue kayak kita temenan aja gitu," ucap Kadis sambil terkekeh.

Vita ikut terkekeh juga. "Tapi lo gak lupa kan Dis, sama perbedaan kalian?" Tanyanya hati-hati.

Kadis menghela napas, "Gue gak lupa, tapi gue udah terlanjur masuk zona nyaman. Sehingga gue lupa, ternyata hubungan gue bukan ditentang manusia lagi, tapi Tuhan." Kadis berkata sedih.

"Apapun yang terbaik buat lo, gue ikut seneng. Kalo ada apa-apa cerita ya, gue selalu ada disini, temenin lo Dis, jangan pernah lo ngerasa sendiri ya?"

"Iya, makasih Vit, jujur lo yang terbaik."

Vita tersenyum menenangkan. Lalu mengerutkan keningnya melihat handphone-nya yang bergetar tanda ada telepon masuk.

Ia bergumam, "Ada apa Mama Flora telpon?"

"Siapa Qila?" Tanya Kadis. Memang panggilannya bisa berubah-ubah seketika. Gak apa-apa bebas.

"Mama Pak Aldi telepon, gue angkat dulu ya," ucapnya membuat Kadis mengangguk.

"Assalamualaikum. Hallo Ma?"

"Waalaikumsalam. Vita..." suara Flora terdengar sedang panik.

Ada apa? Pikir Vita.

"Ya, Ma, kenapa?"

"Aldi... Vit..."

"Pak Aldi kenapa Ma?" Yang Vita dengar suara Flora terdengar sedang menahan tangis.

"Aldi kecelakaan."

Tangis Flora pecah. Namun, Vita berusaha untuk tenang walaupun sebenarnya jantungnya berdetak sangat cepat.

"Mama sekarang dimana?"

"Dijalan, mau kerumah sakit, kamu bisa kesana juga Vita?"

"Bisa, Ma. Rumah sakit mana?"

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang