"Capek, kalo kamu peka pasti langsung ngga."
_Notari27.
Hii, Moy balik lagi!
Happy reading dan jangan lupa vote juga komentar!
Tandain, kalo ada yang typo, saya sedang tidak fokus.
Finally, ini adalah hari terakhir Vita melakukan UAS. Bisa dibilang soalnya cukup gampang lah ya. Gampang untuk tidak dipahami maksudnya.
Yes! Vita jadi tidak sabar untuk libur. Dari sekarang, ia sudah menyiapkan mental yang siap untuk menghadapi semester 7.
Setengah jam kemudia UAS benar-benar sudah selesai. Mari ucapkan selamat untuk Vita.
Hari ini katanya Kadis akan mentraktir seblak pelakor khas Mpok Ani. Tentu saja Vita dengan sangat bersedia menerima traktiran Kadis. Kapan lagi 'kan Kadis baik? Tapi memang sebenarnya Kadis itu baik, Vita aja yang gak tau diri. Canda Vit.
Vita itu 'kan orangnya selalu senang dengan kata 'ditraktir' karena biasanya yang gratisan itu selalu enak. Mana nih jiwa-jiwa gratisan?
Duduk dibangku paling pojok adalah suatu hal yang menyenangkan bagi Vita dan Kadis.
Entah hanya perasaan Kadis saja, kenapa dari tadi Vita itu sering senyum-senyum sendiri terus sih? Kadis takut manusia didepannya ini bukan Vita melainkan jin atau syetan yang menyamar jadi Vita. Tuhkan, ini tuh creepy sekali!
"Oi, Vita, lu kenapa, sih?"
"Ehem, gak apa-apa," Tuhkan, tuhkan, tuhkan! Vita sampai sekarang masih senyum-senyum mulu.
"Aneh." Gumam Kadis.
"Permisi. Ini pesanannya ya Kak. Selamat menikmati." Seorang pelayan membawa seblak serta minumannya ke meja yang mereka tempati saat ini.
"Oh iya, makasih Mba."
Mereka mulai menyantap makanan masing-masing. Sesekali Kadis melirik Vita. Dimulai dari sekarang, ia harus meminta klarifikasi dari Vita!
"Ih sumpah, lo kenapa sih anjir? Sakit lo? Kenapa daritadi senyum-senyum terus sih?" Tanya Kadis yang sudah sangat muak dengan melihat senyuman cringe Vita.
"Kemarin,"
"Ada apa sama kemarin?" Kadis makin penasaran.
"Kemarin akhirnya gue berhasil nyatain perasaan gue sama Pak Aldi." Vita kegirangan sambil menggebrak meja beberapa kali dengan cukup kencang. Hal yang membuat para pengunjung lainnya menoleh, namun keduanya tidak peduli dan tetap heboh dengan cerita yang sedang diceritakan oleh Vita.
Kadis terkekeh sambil menutup mulut menggunakan tangan, "Serius lo?"
"Serius. Tapi bukan nyatain perasaan sih. Ah gak tau deh apa namanya, bodo amat yang penting sekarang gue seneng bangetttttt!!!!"
"Selamat ya Vita Zahqilani. Semoga nanti TaDi cepat nyusul, cepat lahir ke dunia. Doain gue juga ya biar cepet nyusul sama Iros, hehe,"
"Aamiin. Btw, TaDi itu apa?"
"Itu nama anak lo nanti. Singkatannya Vita Aldi, hehe, atau itu boleh buat nama fanbase juga sih," Kadis terkekeh lagi.
"Dih, pake bikin nama fans segala. Alay."
Kadis menyengir, "Biar keran. Eh keren."
✔✔✔✔✔
Malam hari. Vita sedang menonton televisi, tidak---bukan menonton televisi ia hanya mengganti-ganti channel saja. Dan berhenti pada sebuah kartun duo botak yang tidak pernah gede-gede itu. Heran deh, tk mulu perasaan.
"Vita," panggil Aldi, lalu duduk disebelah Vita.
"Hm?" Sahutnya.
"Tadi Papa nelpon saya. Dan saya disuruh untuk mengambil alih perusahaan Papa. Tapi saya belum jawab Ya atau Tidak, saya minta izin dulu sama kamu. Boleh gak saya urus perusahaan Papa?"
Vita mencerna kata-kata yang suaminya ini katakan.
"Terus profesi Dosen gimana?"
"Kalau mau saya bakal atur waktu saya untuk kampus, kantor, dan juga kamu."
Vita hari ini males baper. Sekian.
"Kalau ngelakuin hal baik kenapa enggak? Saya dukung Mas-Om kok, bilang Papa aja kalo Mas-Om sanggup."
Aldi mengangguk. "Terima kasih,"
Vita mengangguk, lalu kembali fokus pada televisi.
Lama berdiam, Aldi membuka topik pembicaraan.
"Jadi kapan kamu siap?"
Vita menoleh cepat ke arah Aldi. "Siap apa?" Tanyanya merasa bingung.
"Siap punya anak."
Damn. Vita terkejut, jujur ia masih takut akan berhubungan seperti itu. Dari awal menikah dengan Aldi, Vita tidak pernah memberi hak Aldi seutuhnya, ia belum menjadi istri sepenuhnya dan belum menjadi istri yang baik untuk Aldi.
Melihat istrinya yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya, Aldi tahu jawabannya. Aldi mengangguk singkat sembari tersenyum manis, ia berujar,
"Tidak apa-apa, saya masih bisa nunggu, belajar yang benar ya, setelah kamu siap berikan hak itu pada saya."Vita menunduk dalam, "Maaf," ucapnya penuh penyesalan.
Aldi menarik Vita kedalam pelukannya, mendekapnya erat seakan tidak ingin melepaskannya. Mencium pucuk kepala Vita beberapa kali. Menaruh dagunya diatas kepala Vita. Lalu mengusap rambut Vita pelan dengan penuh kasih sayang.
"Saya terlalu dan sangat cinta sama kamu," ujar Aldi.
"Saya enggak," balas Vita.
"Hm? Beneran? Kemarin tuh siapa ya yang nangis sore-sore dibalkon sambil sesegukan bilang 'saya juga' gitu, kamu tahu gak?" Katanya memperagakan nada bicara Vita kemarin dan pura-pura tidak tahu.
"Enggak, dan saya gak mau tahu, saya maunya tempe," Vita melepaskan pelukan keduanya, berlari menuju tangga dan pergi kekamar. Sebelumnya ia berhenti terlebih dahulu ditengah-tengah tangga.
Mata dijulingkan, kedua tangan ditelinga ia lebarkan, lidah memelet, lalu joget-joget tidak jelas mengejek Aldi.
"Wlee, Pak Aldi jelek kayak si peot," ledek Vita lalu ia berlari kencang menuju kamar.
"VITA SAYA TIDAK MENUNGGU KAMU SIAP, HARI INI JUGA KAMU AKAN SAYA KAWININ! JANGAN LARI KAMU!!!" Teriak Aldi dengan kesal. Ia jengkel sekali dengan istri bocilnya itu.
✔✔✔✔✔
HALLO, APA KABAR PARA PEMBACA DRIS? BAIK DONG PASTINYA.
Part pendek terus, gapapa yaa???
Tidak ada yang semangatin aku gitu? Aku lagi PTS loh😤😤😤
Sampai ketemu dipart selanjutnya!
_ A L A S K A K I H A R A P D I L E P A S _
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Rese Itu Suamiku! [END]
HumorVita Zahqilani, seorang Mahasiswi semester 6 dikampus ternama. Perempuan dengan sikap yang aneh dan sering nyeleneh jika diajak serius. Disatu sisi, dirinya bertemu dengan dosen yang sangat rese. Hal yang membuat kuliahnya menjadi tidak tenang. Hem...