"Lima: Awal Dijodohin."

13.2K 808 21
                                    

"Perjodohan itu nggak salah, karena memang kamu jodoh beneran."
_Notari27.

Happy Reading!

Vita POV

Sekarang jam 19:00 Wib. Seperti yang disuruh Mama, gue pakai dress dan sedikit make up-an. Ada apa ya?

Mama ketuk pintu kamar gue, beberapa detik langsung gue buka.

''Udah selesai belum? Orang dibawah udah pada nunggu," kata Mama Anisa-- Mama gue.

"Iya udah, ada apa sih Ma?" Tanya gue.

Mama cuma senyum,"Nanti juga kamu tahu. Yaudah, yuk!"

Gue cuma ngikutin Mama, masih mikir kenapa harus disuruh begini.

Aneh aja gitu, soalnya Mama tuh jarang banget nyuruh pakai beginian. Lagian gue juga gak betahan orangnya. Harus dipertanyakan dong kenapa Mama suruh gue begini?

Sampai diruang tamu, yang gue lihat hanya teman Papa dan istrinya. Jangan-jangan Papa sama Mama mau jual gue lagi? Duh kejauhan gue mikirnya.

Gue dan Mama udah duduk diruang tamu. Semua pasang mata tertuju ke gue. Gue kan jadi kikuk sendiri.

"Assalamualaikum. Maaf saya terlambat," suara itu adalah suara...

Gue mendongak melihat orang yang baru aja datang, Pak Aldi? Gumam gue dalam hati.

Raut muka Pak Aldi gak menampilkan ekspresi apapun. Sedangkan gue kaget. Jadi selama ini Papa kenal sama si manusia setan itu? Eh astaghfirullah, julid banget gue.

Dia salam satu persatu orang yang ada disitu. Terakhir dia berdiri didepan gue. Sedikit mendongak menatap Pak Aldi.

"Cantik," gumam Pak Aldi.

Gak ada tuh yang namanya pipi memerah. Yang ada gue pengin muntah. Gue ini tipe orang yang kalau udah benci ya benci aja sampai kapanpun.

Pak Aldi duduk disebelah gue, yang memang kosong.

Deket banget, paha kanan gue dan paha kiri dia juga bersentuhan.

Gue rada menjauh, tapi si Aldi itu malah mendekat. Gitu terus sampai gue mentok ke pembatas sofa. Orang tua kami tidak ada yang melihat, fokus pada pembicaraannya.

Gue terus saja menggerutu dalam hati. Binatang dikebun binatang pun sudah gue absen satu persatu.

Tiba-tiba Papa gue memulai perbincangan yang gak gue mengerti sama sekali.

Papa berdehem,"Jadi semuanya akan diadakan kapan?"

''Secepatnya. Lebih cepat lebih baik."

Ada yang bisa menjelaskan gak ini topik apa?

Papa beralih menatap gue, lalu berkata,"Vita, kamu mau kan?"

"Mau apa, Pa?" Tanya gue.

"Menikah dengan Aldi."

Gue cengo. Gue nengok kesebelah kanan gue, Pak Aldi sedang menatap gue.

"Menikah?" Tanya gue. Papa mengangguk.

"Papa jodohin Vita sama Pak Aldi? Gak bisa, Pa. Dia dosenku." Gue hanya menatap gamang Papa. Dalam hati gue berharap ini hanya mimpi buruk ketika gue bangun tidur nanti.

"Vita, kamu coba, ya?" Mama membujuk gue.

Gue meneguk ludah. Menunduk. Menghela napas pelan. Terlalu banyak buat orangtua gue kecewa. Mungkin ini sedikit menggantikan rasa kecewa itu. Apa gue harus terima perjodohan ini? Menikah dengan dosen sendiri? Nggak bisa.

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang