"Dua Lima: Ciri-Ciri Orang Jatuh Cinta."

6.7K 397 9
                                    

"Didunia ini gak ada yang gak mungkin, termasuk lo yang bisa aja naksir dia."

_Kadis Anatasya.
_Notari27.

Vita sedang membereskan meja kerja Aldi. Sedangkan Aldi sedang mandi.

Sebuah surat terjatuh, Vita mengambilnya dan segera membacanya. Terdapat tulisan, "Kamu pembunuh." Eja Vita dengan mengerutkan kening, tulisannya mirip dengan warna darah.

"Pembunuh? Sape pembunuh? Gaje banget, sih. Mana warnanya serem banget lagi, kayak darah aja. Tapi, kenapa harus ada tulisan beginian dimejanya Mas-Om, gak mungkin kalau Mahasiswa." Vita bingung.

"Au ah, palingan ini main-main doang." Vita mengendikkan bahu acuh. Vita kembali membereskan meja kerja Aldi.

Aldi datang dari arah kamar mandi dengan pakaian kaus berwarna hitam polos berkerah, serta celana jeans selutut dan jangan lupakan jam tangan berwarna hitam dipergelangan kanan, gelang hitam dikiri, juga rambut acak-acakan tanda ia baru saja selesai keramas.

"Kamu ngapain?" Tanya Aldi.

Vita berdecak, "Kalau sudah tahu jangan menanya-nanya. Udah tau lagi nyapu. Sebel!"

"Terus ngapain kamu dimeja kerja saya?"

"Istri yang baik, mah, beresin meja kerja suaminya."

Aldi mendekati meja kerjanya, "Lain kali kalo mau beresin, bilang saya dulu. Jangan main beresin aja. Inget!" Perintah Aldi dingin.

"Oke," Vita mengangguk, nyalinya menciut.

Tumben Mas-Om aneh banget, apa ada yang disembunyiin dari gue? Atau ada hubungannya sama surat tadi? Batin Vita bertanya-tanya.

✔✔✔✔✔

Dan hari ini adalah hari dimana Vita melaksanakan UAS. Rasanya ia gak sabar untuk libur panjang. Dan pastinya minggu-minggu belakangan ini Vita pasti selalu berkutat dengan buku-buku tebal. Vita memang hobi membaca, kecuali buku pelajaran. Kayak gue.

Hari pertama UAS aja udah istigfar terus, gimana hari-hari berikutnya? Astaga puyeng banget!!! Apalagi nanti semester akhir alias semester 7 itu dipenuhi dengan yang namanya 'skripsian'. Syukur-syukur dosen pembimbingnya gak killer, kalau iya gimana? Auto tegang teross kalau bimbingan.

Setelah satu jam berlalu. Vita, Kadis, dan Iros berjalan beriringan dengan Vita yang berada ditengah-tengah keduanya. Biar gak kelihatan jadi nyamuk banget. Ketiganya menuju kantin Fikom.

"Gue benci banget sama kalian," Vita memulai pembicaraan setelah mereka duduk dibangku kantin.

Iros yang baru saja duduk disamping Kadis setelah selesai memesan makananpun mengerutkan kening. "Kenapa lo benci sama kita?" Iros menatap Vita yang berada diseberangnya dengan nada bertanya. Kemudian Iros menyuapkan Kadis makanan.

Emosi Vita meluap. "Kenapa sih kalian pamer keuwuan melulu didepan gue? Kenapa kalian jadiin gue nyamuk kurang belaian gini?! Udah tau gue gak bisa bikin keuwuan. Kenapa gue harus temenan sama kalian, sih?!"

"Lah lo kan bisa manja-manja sama Pak Dosen," Iros menjawab dengan tenang.

Vita memutar bola mata malas.

"Cie elah. Gak usah badmood gitu kali, Qil. Rel, mending lo ketemu temen-temen lo aja yang lain, deh. Nanti dia makin ngambek." Katanya sambil melirik Vita.

Farel, panggilan khusus atau bisa juga dipanggil panggilan sayang dari Kadis untuk Iros.

"Oke, Sya. Gue cabut dulu ya," pamit Iros, lalu mengacak rambut Kadis sejenak.

Tasya, itulah panggilan sayang dari Iros untuk Kadis.

Setelah Iros pergi, Kadis menatap Vita yang masih mengalihkan pandangannya. Ia mengerti, pasti Vita merasa diasingkan jika Kadis dan Iros sedang bersama. Vita juga tidak mempunyai banyak teman. Wajarlah, siapa yang gak sesek harus jadi nyamuk diantara kedua sahabatnya.

Kadis menghela napas sejenak, "Maafin gue ya, kalau gue terlalu sibuk sama Iros. Lo kenapa? Ada masalah?" Kadis selalu sabar menghadapi sifat temannya ini---oh bukan, tetapi sahabatnya. Karena mereka sudah berteman dari zaman kegelapan diperut.

"Gue mau tanya sama lo," Vita menatap Kadis.

"Silahkan, cantik."

"Kalau orang jatuh cinta itu, apa ciri-cirinya?"

"Orang jatuh cinta itu cemburu kalo orang yang lo cinta lebih dekat sama yang lain. Dan yang kedua, bahasa tubuhnya pasti beda, karena bahasa tubuh tuh gak ada yang namanya bohong. Suka menghabiskan waktu buat bareng-bareng terus. Dan yang pasti gak mau kehilangan. Terakhir, selalu deg-degan yang berhubungan tentang doi. Itu sih menurut gue." Ujar Kadis menjelaskan.

Apa gue jatuh cinta sama suami gue sendiri? Batin Vita.

"Kenapa lo nanya gitu? Lo jatuh cinta sama suami lo sendiri?" Tanya Kadis yang membuat Vita mengerjapkan matanya dengan tangan yang menggaruk pelipisnya pelan.

Kadis, apa lo cenayang?

"Gak apa-apa, gue cuma tanya aja. Siapa tau, kan, nanti gue jatuh cinta. Dan gue tau ciri-cirinya, tuh, apa," Vita menyengir.

"Bukan nanti. Sekarang lo udah jatuh cinta sama suami lo sendiri."

"Kenapa lo bilang gue gitu?" Tanya Vita sembari mengerutkan kening bingung.

"Semua yang gue bilang tadi, itu semua ada pada diri lo yang sekarang."

"Itu artinya gue jatuh cinta sama suami gue plus dosen gue sendiri?" Tanya Vita memastikan

"Mungkin. Ya emang apa salahnya cinta sama doi? Dan kenapa lo tanya tentang perasaan lo ke gue? Itu kan lo yang rasain Qila," Kadis terkekeh.

"Tapi kayaknya gak mungkin, deh, gue naksir dia," Vita memikirkan dengan menerawang keatas.

"Di dunia ini gak ada yang gak mungkin, termasuk lo yang bisa aja naksir sama dia." Kata-kata Kadis terus-menerus terngiang ditelinga dan pikiran Vita.

✔✔✔✔✔

Pak Aldi Dosen Killer

Saya tunggu kamu dimobil.

Vita Zahqilani

Iya, saya otw.

Pak Aldi Dosen Killer

Oke, hati-hati, sayang<3.

Please, jantung gue kenapa deg-degan ya? Batin Vita.

✔✔✔✔✔

Hallo kawan, apa kabar? Semoga selalu baik, ya.

Stay strong untuk kamu yang sedang difase melupakan, mengikhlaskan, dan mencintai dalam diam.
Disini, ada yang selalu sayang sama kamu, yaitu aku.

Kalo aku bikin cerita Kadis-Iros kalian mau kawal gak?

Sampai ketemu dipart selanjutnya!

_ A L A S K A K I H A R A P D I L E P A S _

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang