"Lima Puluh: Terbongkar."

5.4K 301 20
                                    

~ada typo maafkan.
~part menuju end! Jadi tolong ramein.






Hari ini, Minggu 19 Desember 2021, Aldi sedang mencari cara agar bisa beralasan pergi keluar rumah. Dari tadi Bara sudah menelponnya.

"Dek, Mas ada urusan penting, kamu jaga rumah, ya." Aldi bergegas mengambil jaket hitam kulit miliknya, dan meraih kunci mobil.

Lalu beralih mengecup dahi Vita, kemudian berjongkok sebentar, mengusap perut istrinya,
"Baby, jagain Mama kamu, ya, jangan nakal."

Aldi berdiri lalu menatap Vita.
"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Vita.

Saat Aldi hendak berjalan keluar, ia dikejutkan dengan Vita yang menarik ujung jaketnya, Aldi kembali menoleh dan menatap istrinya dengan tatapan tanda tanya.

"Ini hari Minggu, gak biasanya kamu keluar,"

Sudah ia duga kata itulah yang muncul.

"Ini penting, aku gak bisa nolak."

"Lama?" Tanya Vita.

Aldi menurunkan tangan Vita yang menggenggam ujung jaketnya. "Jangan nungguin,"

Aldi melanjutkan jalannya, menaiki mobil lalu menancap gas dengan cepat.

Tidak biasanya dia seperti itu.

✔✔✔✔✔

Ponsel Aldi kembali berdering, ia sangat mengetahui siapa yang menghubunginya.

"Al, langsung ke jalan Granite, target lagi ada disitu, langsung bantai dan inget jangan ninggalin jejak apapun. Disana ada beberapa anak lainnya juga, inget sesuai rencana." Kata Bara seperti biasa, tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

"Ya,"

Sambungan terputus, Aldi fokus pada perjalanannya. Sementara, pikirannya hanya akan fokus pada rencana ini.

✔✔✔✔✔

Rencananya berhasil, satu persatu mobil membawa satu mayat untuk dibawa ke markas utama, dan hanya untuk sedikit dijadikan mainan.

"Mau main?" Tanya Genta pada Aldi yang sekarang dihadapkan manusia-manusia yang sudah tidak bernyawa itu.

Aldi hanya melirik sekilas, "Duluan," katanya.

Dengan cepat Genta membelah tubuh korban menjadi dua bagian. Menarik-narik organ dalamnya dengan wajah yang berseri, tanda ia bahagia melakukan hal tersebut.

"Sisain rongga dalamnya buat gue,"

"Lanjutin, gue udah bosen." Ucap Genta dengan tangan yang bersimbah darah.

Aldi mengangguk beralih mengambil pisau didekatnya, ia diam memandang pandangan didepannya. Langsung memotong dan membelah badan mayat itu beberapa bagian dengan sekuat tenaga. Menyalurkan semua yang ia rasakan, dan menjadikan hal didepannya sebagai pelampiasan.

Aldi mencopot kedua tangannya lalu memotong jari-jarinya seperti biasa, seperti jari ayam yang akan ia sup.

Ia juga mencopot kepalanya dan membanting hingga terbelah, darah mengalir dimana-mana, lalu Aldi mengambil otaknya yang kenyal dan seperti mainan squishi, ini menyenangkan. Mau mencoba?

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang