"Enam Belas: Karena Dipaksa."

11.6K 571 33
                                    

"Ini aku, bukan dia, ataupun mereka.
Ini aku, dengan segala kekurangan dan kelebihanku.
Terima kasih telah menerimaku apa adanya."

_Vita Zahqilani.
_Notari27.

Happy reading kawan!

Semalaman Aldi tidak tidur karena terus membujuk Vita agar berhenti menangis. Sekarang pukul 06:00 WIB dan Vita baru saja berhenti menangis. Ya, menangis semalaman hanya karena keperawanan bibirnya diambil oleh Aldi, suaminya.

Ia sudah tertidur dengan anteng. Namun sesekali isakannya masih terdengar.

Aldi menghela napas lelah dan lega bersamaan. Aldi membenarkan selimutnya, lalu beralih untuk tertidur. Ia lelah! Mungkin akan izin tidak mengajar hari ini, pikirnya.

Pukul 10:00 WIB pagi menjelang siang, Aldi terbangun. Ia ingin membangunkan Vita---karena Aldi tahu bahwa Vita memasuki kelas siang hari ini.

Namun ia terkejut kala suhu badan Vita panas sekali. Vita demam?

Aldi menyentuh dahi Vita, sedetik kemudian ia membelalakkan kedua bola matanya.

Aldi segera membangunkan Vita. Membuat Vita terusik pelan dan membuka matanya, melirik Aldi.

"Kamu sakit? Badan kamu panas, ayo kita kedokter!"

Vita menggeleng, "Gak usah, saya tidur aja."

"Tapi kamu demam, mending kita kedokter saja," kata Aldi penuh kekhawatiran.

"Gak apa-apa. Ini cuma karena terlalu dipaksa aja. Soalnya semalam Bapak nyuruh saya masak mi kan? Kan saya gak mau, terus Bapak sedikit paksa saya. Karena saya orangnya gak bisa dipaksa, kalau dipaksa saya bakalan sakit," jelas Vita sembari terkekeh pelan.

(Sudah saya bilang kan sejak awal, Vita itu kalau dipaksa nanti sakit? Kalau kamu lupa, coba baca ulang part 2! ---Author.)

Iklan sebentar... Back to earth!

Aldi hanya melongo. Ada ya orang seperti istrinya ini?

"Yaudah saya bikinkan makanan buat kamu. Lalu kamu minum obat, saya gak paksa kamu. Tapi kamu harus turuti!"

Apa bedanya Selatan? Eh Utara maksudnya!

Aldi datang dengan membawa semangkuk bubur dan segelas air putih serta obat.

Ia menyuapi Vita dengan begitu telaten. Kemudian ia menyodorkan minumnya kebibir Vita. Setelah itu, Aldi menyodorkan obat kepada Vita.

"Minum obat, saya gak paksa kamu. Tapi kamu harus nurut sama saya,"

Vita hanya menggeleng lemah. Ia berujar, "Pahit,"

"Cepat minum obat atau nilai kamu dimatkul saya D!"

"Kok bawa-bawa nilai sih? Tega sekali anda Pak Selatan!"

Aldi mengerutkan kening bingung. Siapa Selatan? Batinnya bertanya-tanya. Bukannya namanya Utara, ya?

Aldi tersadar, secara tidak langsung Vita mengejeknya!

Dosen Rese Itu Suamiku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang