Part 17

394 73 16
                                    

Wah udah 6K lebih aja nih. Happy 6K ya ! Walaupun telat nih hehe.

Yuhuuu !!! Dan akhirnya aku update nih !.

Aku minta maaf banget ya readers gak update selama 2 bulan karena kesibukan kuliah yang baru aja dimulai udah banyak aja tugas yang diberikan sama Dosen. Poor me🙃.

Disini ada yang jadi Maba juga gak nih ? Pasti ikut juga ngerasain apa yang aku rasain. Pokoknya kita sama, sama sama Maba hehe.

Masih ada gak nih yang nunggui kelanjutan ceritanya ? Atau udah bosen huhu🙁 ? Pasti karena aku ngaret ya updatenya☹️. Aku minta maaf banget ya😕.

Dan masih ada yang kangen ceritanya gak nih ? Hehe aku bacot sekali ya.

Yaudah tanpa berlama-lama lagi, silahkan membaca. Happy reading ya ! Bacanya pelan-pelan aja soalnya 2600 kata nih hehe.

🎈🎈🎈

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat Ray yang tadi tengah sibuk memakan sarapannya di pagi hari ini teralihkan fokus ke arah seseorang yang tadi membuka pintu apartemennya.

Seseorang yang membuka pintu itu pun lalu menutup pintu dan berjalan menuju ke arah Ray.

"Good morning Ray !" sapaan pagi dari seseorang itu kepada Ray.

"Morning, Sam !" sapaan balasan dari Ray sembari memanggil nama seseorang itu Sam a.k.a sahabatnya sendiri.

Emang sih ya, si Sam itu bisa masuk kapan saja ke dalam apartemen Ray karena dia tau password kode apartemen Ray. Ray sendiri yang memberitahunya dan menyuruh Sam untuk menganggap apartemennya bagai rumah Sam sendiri.

"Ray, Vely chat gue nih" kata Sam sambil memperlihatkan room chat dari Vely di ponselnya pada Ray.

"So ?" tanya Ray dengan mengangkat sebelah alisnya tanda dia bingung atas perkataan Sam.

"Dia nanyain elu mulu nih ! Kirain gue, dia mau pdkt sama gue. Eh ternyata ! Gue cuman kegeeran, haduh !" jelas Sam kepada Ray dan menunjukkan raut wajah kesal saat tau Vely menchat dirinya hanya semata-mata karena untuk menanyai tentang Ray bukan karena Vely ingin mendekatinya.

"Lu blok mulu ya Ray kontak si Vely ? Sampai-sampai dia chat gue" tanya Sam saat menatap Ray yang terlihat tidak peduli atas penjelasannya tadi.

"Ya, gue blok" jawab Ray masih dengan tidak peduli dan tanpa menatap Sam.

"Ckck, kasian banget ya si Vely cinta mati sama elu yang sama sekali gak care sama dia" Sam merasa prihatin dan kasihan pada Vely yang cintanya hanya bertepuk sebelah tangan dengan orang yang sama sekali tidak peduli dengannya.

"I don't care, biar dia nyerah" kata Ray masih dengan menegaskan bahwa dia tidak peduli pada Vely.

"Tapi kasian Ray, gue gak tega ih kalo jadi elu" Sam menasihati Ray karena sekali lagi dia merasa prihatin dan kasihan pada Vely.

"I don't care Sam bcuz i don't like her" dengan tegas Ray menyatakan bahwa dia sangat sangat tidak peduli dengan Vely beserta perasaannya.

Sam lelah, jadilah dia kemudian mengangkat bahunya tanda ikut tak peduli juga.

"Eh ngapain kesini pagi-pagi, tumben ?" tanya Ray basa-basi.

"Gak mungkin cuman mau bilang hal itu aja kan ?" tanya Ray sekali lagi karena Sam diam saja.

"Owh iya, nih Brandon tadi nitip ini sama gue buat dikasih ke elu" Sam baru ingat, kalau tujuan utamanya itu bukan ingin memberitahukan tentang Vely, tapi ingin memberikan barang titipan dari Brandon kepada Ray.

My Husband Is a Muallaf (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang