Part 34 *Kembali Normal*

116 31 12
                                    

🎈🎈🎈

Seorang gadis cantik yang sedang tidur diatas ranjangnya terlihat perlahan-lahan membuka matanya. Dan netranya pun langsung melihat langit-langit kamar bercat putih. Kemudian, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, dia pun sadar dan ingat bahwa ini adalah kamarnya.

Gadis cantik itu mengucap hamdalah dan bersyukur dalam hati, akhirnya dia kembali. Dia lalu menolehkan kepalanya kesamping kanan dan langsung melihat seorang cowok yang mana memiliki kemiripan wajah dengannya. Cowok itu sendiri tengah tertidur sekarang dengan posisi duduk dan tangan yang dia gunakan untuk menjadi bantalan untuk kepalanya.

Gadis cantik itu tersenyum tipis dan merasa sangat rindu dengan cowok itu yang merupakan saudara kembarnya yang sering disapa Riel.

Gadis cantik yang sering di panggil Rara itu pun dengan perlahan mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang dan Riel sama sekali tak terganggu dengan pergerakanya.

Rara kembali memejamkan matanya untuk sebentar karena dia tiba-tiba merasakan pusing dikepalanya.

Dan tentang Riel, dia akhirnya terbangun karena ada sebuah cahaya menyilaukan dari sang mentari yang masuk ke sela-sela ventilasi kamar Rara yang langsung mengarah ke wajah tampannya.

Riel yang sudah bangun pun mengusap wajahnya dan mengucek matanya. Dan dia baru sadar Rara sudah berpindah posisi yang tadi berbaring sekarang duduk menyandar. Itu tandanya, Rara sudah sadar kan?

"Ra." panggil Riel kepada saudari kembarnya itu.

Rara yang mendengar Riel memanggil namanya lantas membuka matanya dan langsung melihat wajah tampan Riel yang sekarang sudah tersenyum bahagia.

"Ra, aku senang akhirnya kamu kembali!" seru Riel dengan perasaan yang senang lalu menubruk pelan Rara dengan sebuah pelukan hangat yang berisikan rindu. Rara tentu saja membalasnya.

Sepasang saudara kembar saling bertukar rindu sekarang. Sampai-sampai tak terasa mata Riel dan Rara sama-sama berkaca-kaca. Bahkan Riel yang tidak bisa menahan, lantas kalenjar matanya itu mulai membasahi pipinya.

Rara kemudian melepas pelukan itu dan menyeka air mata sang kembaran sambil mengejek Riel "Dasar cengeng."

"Hiks hiks."

Rara tertawa kecil melihat Riel menangis tersedu-sedu sekarang. Kembarannya itu memang seperti ini sedari kecil jika menyangkut tentang dirinya seperti dia terluka dan lainnya. Sepertinya Rara lebih macho daripada Riel yang cengeng ini. Tapi, jangan salah Riel cengengnya hanya kepadanya dan Bundanya, dan entahlah mungkin nanti kepada jodohnya juga hehe.

"Hiks... Ra, aku gak mau kejadian ini terulang lagi." kata Riel dengan masih sedikit menangis tersedu-sedu.

"Mulai sekarang, aku akan terus ngikutin kamu kemanapun!" lanjut Riel dengan tegas dan perkataannya penuh aura posesif.

Rara yang mendengarnya tentu saja kaget. Kemanapun katanya? Ini Riel mau jadi saudara yang posesif kah? Rara gak suka dan gak setuju banget! Apalagi kalo Riel sampai ngekang dan ngekorinnya kemana-mana bisa stress Rara jadinya.

"Gak mau" Rara langsung berkata menolak.

"Ayolah, Ra" bujuk Riel dengan wajah dimelas-melasin.

"Gak. Jagain boleh" kata Rara menolak kembali.

"Tapi, jangan posesif" lanjut Rara tidak termakan bujukan dan rayuan wajah melas Riel.

"Aku gak posesif kok" kata Riel membela diri bahwa dia tidak merasa menjadi posesif pada Rara.

My Husband Is a Muallaf (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang