Part 14 *Masjid Central London*

497 79 10
                                    

Happy 3K viewers🤗 hehe walaupun telat nih bilangnya. Owh iya, makasih banyak buat yang udah baca, vote, dan koment cerita aku ini. Gak nyangka loh udah 3K lebih aja nih. Ya walaupun jumlah vote nya agak beda jauh sama jumlah viewersnya hehe, tapi aku tetap bersyukur kok. Sekali lagi terimakasih ya readers.

Oke, enjoy. Selamat membaca !.

Jeng jeng jeng.

🎈🎈🎈

"Al, si Alan sama Hilmaz mana ?" tanya Ray kepada Al atau Aldert Cruyff.

"Mereka lagi ke Masjid" jawab Al tanpa menatap Ray, karena sekarang dia lagi natap ke arah lain yang menarik perhatian netra matanya itu.

"Hah ? Masjid ?" tanya Ray lagi dengan bingung.

"Iya. Mereka ke Masjid Central London, mau Shalat katanya" jawab Al lagi atas pertanyaan dari Ray padanya.

"Shalat ? Loh, mereka Islam ?!" tanya Ray dengan nada terkejut, karena memang dia tidak mengetahui bahwa selama ini dua teman setimnya yang bernama Alan dan Hilmaz itu beragama Islam.

"Iya Ray. You don't know ?" jawab Al + tanya balik dirinya kepada Ray dengan nada tak percaya.

"Yes, i don't" jawab Ray.

"Padahal kita udah temenan dan setim sama mereka dua tahun loh, tapi fakta kaya gini lu baru tau" kata Al masih tak percaya bahwa Ray, sahabat sekaligus teman setim sepakbolanya baru tau suatu fakta tentang teman setim mereka sendiri.

"Ya gue kan gak terlalu dekat sama mereka berdua Al" jelas Ray membuat Al akhirnya manggut-manggut paham dan percaya.

"Owh iya juga ya. Kan elu dekatnya sama gue, Dave, sama si Paul aja" kata Al membalas perkataan dari Ray.

"Ya. Eh gue pergi dulu ya" tiba-tiba saja Ray beranjak dari duduknya dan pamit untuk pergi dari sana.

"Mau kemana lu Ray ?" tanya Al dengan kepo, karena si Ray, salah satu sahabatnya itu tiba-tiba saja pamit entah mau pergi kemana.

"Secret. Lu balik duluan aja, gue mau pergi bentar nih" jawab Ray kepada pertanyaan kepo Al.

Al pun lalu menganggukkan kepalanya dan mengingatkan Ray "Owh okelah, take care Ray. Pakai masker jangan lupa !"

"Iya Al" kata Ray mengakhiri pembicaraan antara dua sahabat itu.

*****

Disinilah Ray berada. Di taman belakang Masjid Central London. Ray yang melihat bangunan suci yang klasik itu, merasa tenang dan adem entah karena apa, Ray pun taktau, padahal hanya menatapnya saja.

Dan juga padahal bangunan suci yang klasik itu agak tertutupi dengan pohon pohon dan semak semak serta yang terlihat hanya menara beserta kubah Masjidnya saja.

Dan juga padahal bangunan suci yang klasik itu agak tertutupi dengan pohon pohon dan semak semak serta yang terlihat hanya menara beserta kubah Masjidnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Is a Muallaf (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang