You can tap the star (⭐) icon there!
Thank you!
💙
•
Kini latihan semakin giat. Kamu dan Hyein akan berlatih sebuah koreografi untuk menyemangati tim futsal yang sebentar lagi akan bertanding. Menjadi tuan rumah untuk melawan sekolah sebelah. Bukan apa-apa, hanya sebuah latih tanding memang. Tapi pemandu sorak tetap dibutuhkan, sebab latih tanding yang udah menjadi sebuah tradisi itu pastinya akan ramai.
Sebuah hal yang menyenangkan bisa dibilang. Lantas saat ini saatnya menentukan setiap bagian untuk para anggota yang nanti akan menjadi pesorak. Diutamakan bagi anak kelas 10 dan tentunya kamu dan Hyein masuk dalam daftar.
"Kita udah pelajari bagian dasar. Beberapa udah ada yang terpilih. Hyein, kamu jadi yang dilempar ya?" seru salah satu senior perempuan di depanmu. Kamu yang mendengar nama temanmu dipanggil melebarkan mata penuh gembira, Hyein pun terlihat gak menyangka akan dipilih.
Kalian saling bertatapan, senyummu mengembang lebar, Hyein terlihat ragu. Namun kamu tersenyum semakin lebar dan menatap matanya dengan serius. Menyakinkan ia untuk menerima tanggung jawab itu. "Kamu bisa Hyein!" bisikmu menyemangati.
Maka senyuman lega Hyein kamu terima. Ia mengangguk setuju. Pelukan pun, kalian lakukan sebagai perayaan kecil suasana bahagia barusan. Lantas, beberapa nama yang dipilih untuk mengisi sisanya telah terdengar. Tapi gak denganmu.
Namamu.. gak tersebut dan kamu hanya tersenyum pasrah akan itu. Hyein melihatmu sedih, tapi kamu bilang gak masalah.
"Seenggaknya aku bisa jadi cadangan kok! Aku bakal tonton kamu melayang di udara nanti, hehe!" hiburmu padanya.
"Kamu emang baik, aku nggak salah percaya kamu."
Bibir Hyein yang cemberut kamu pukul pelan sembari tertawa pelan. "Jangan ah, aku bukan Tuhan!" maka tawa ringan kalian terdengar. Rasanya, Hyein memang gak salah bisa mengenal kamu sekarang.
"Aku sayaaanggg banget sama kamu! Jadi teman aku selamanya ya?"
Jari kelingking yang berada di depan wajahmu itu beberapa saat hanya mengambang tanpa kamu acuhkan. Namun, sepersekian detik kemudian tautan mungil itu pun terjadi. Senyum kalian mengembang lebar tanpa diminta. Kamu mengangguk kuat.
"Selamanya!"
"Herin, waktunya latihan!" seruan dari senior di pinggir lapangan indoor itu terdengar. Hyein segera menjawab, bergegas menjauh darimu yang tengah duduk di bangku penonton setelah cubitan gemas ia layangkan di pipimu yang agak berisi. Sakit. Tapi kamu hanya bisa tersenyum pasrah. Hyein memang teman yang baik. Kamu gak salah percaya padanya sama seperti dia percaya padamu.
"Ah, kayaknya beliin minuman aja buat Hyein deh, dari pada diam terus."
Langkah kakimu terdengar ringan, wajah yang selalu memancarkan aura ramah dan mudah didekati selalu terpatri sejak dulu. Dengan masih menggunakan setelan cheerleader yang dominan bernuansa biru putih beserta hiasan silver penuh kerlip, kamu membawa dua botol minuman penyegar berperasa buah untuk Hyein serta dirimu.
Masih di jam pelajaran, maka dari itu lorong sepi. Hanya ada beberapa anak yang bolos ataupun pergi ke kamar mandi—untuk membolos tetap aja, namun mereka punya alasan. Hingga satu anak di kelompok para pembolos itu bilang, "Wah, anak nyogok lewat nih.”
Jujur, kamu sempat terhenti. Namun gak lama, sebab kamu pilih untuk mengabaikan meskipun kamu tahu ungkapannya memang ditujukan buat kamu. Tapi bukannya kembali diam, anggota yang lain mulai ikut mengompori dengan lagaknya.
"Waduh, nggak tahu muka banget ya? Nggak punya malu?"
"Orang nyogok ngapain punya malu sih! Haha," tawa mereka bersahutan.
Memang menyebalkan. Tapi kamu gak punya waktu untuk beradu mulut. Terlalu basi. Tujuan mereka hanya untuk membuatmu panas dan berakhir bertengkar. Kamu gak suka itu. Kedamaian adalah yang utama. Tapi lemparan sepatu dari seseorang di depanmu yang mengarah ke semua anak perempuan di belakangmu itu membuatmu mendelik dan segera melihat sang empu.
"Tarung sini jangan banyak cakap! Gue lempar dari ketinggian mampus!"
"Eh—!"
Ungkapan salah satu dari para pengganggu itu terbungkam paksa karena kehadiran satu orang lagi yang tiba-tiba menatap mereka semua tajam. Gak ada kata ramah dan humoris dari wajah yang biasanya mereka pandang setiap hari. Hanya ada raut kesal dan gak terbantahkan dari sang empu.
"Pergi." Lantas kata pendek itu membuat mereka ingin protes, namun sekali lagi, kehadiran seseorang membuat mereka bungkam.
"Cewek-cewek menor, lebih baik kalian pergi sekarang atau gue pukul bola ini," ancamnya yang malah membuat para penggaggu itu mendecih dan memilih pergi tanpa sepatah katapun. Meskipun tatapan kesal mereka layangkan pada kamu yang berada di belakang kedua bahu yang terbalut baju sepak bola khas sekolahmu, tapi seenggaknya gangguan menyebalkan itu gak lagi kamu dengar.
"Hyein, Kak Han sama Kak Hyunjin, makasih banyak," ungkapmu tulus dengan senyuman tipis yang mengembang.
Jisung yang menjadi orang kedua yang muncul tersenyum ke arahmu. Mengangkat tangan kanannya dan mengusap pucuk kepalamu lembut. "Nggak masalah!"
Senyumanmu lebih lebar terkembang, kenyamanan yang seperti inilah yang menjadi salah satu alasanmu untuk menyukainya.
Han Jisung.. memang lelaki yang pantas untuk kamu cintai.
Andai dia tahu itu.
---
Tbc.
Thursday, 22 july 2021
(+) tinggal satu lagi bom update hari ini!
Hello, Stay!
Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.M.n
Publish : Saturday, 12 february 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Han! | H. Jisung
Fanfiction[ Han Jisung and You ] How Jisung learn about struggle and life from a girl whom hardly want him. ° Kak Han, aku mau kamu. Tapi kayaknya Tuhan nggak izinin aku untuk itu. ° Start: 1 September 2020 Finish: 25 March 2022 |Special thanks to : SKZ, Stay...