13. Fall Again

299 70 1
                                    

You can tap the star (⭐) icon there!

Thank you!

💙

"Sung, sini bentar deh,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sung, sini bentar deh,"

Kali ini Jisung beserta temannya yang lain sedang istirahat setelah latihan futsal yang sebentar lagi akan mewakili sekolah untuk ikut turnamen.

Memang, futsal mereka itu bagus dan sering menang dalam setiap lomba yang di ikuti. Makanya, sekolah begitu memfasilitasi ekstra ini. Juga memberikan dispensasi bagi mereka yang telah berjuang memajukan nama sekolah karena seringnya memenangkan lomba futsal.

Enak ya? Iya lah.

"Kenapa?" sahut Jisung mengelap keringat di lehernya.

Hyunjin melihat sekelilingnya, seolah memastikan gak ada seorang pun yang bisa menguping pembicaraan mereka kali ini.

"Kenapa sih?"

"Sstt!"

Kening Jisung mengernyit heran. Emang anak aneh dia tuh. "Lo udah tahu rumornya nggak?"

Jisung makin bingung. "Rumor apa?" tanyanya.

Hyunjin makin deketin mulutnya ke telinga kanan Jisung, dia berbisik. "Kalo cewek imut lo itu... nyogok buat masuk sekolah sini."

"Ha? Apa?!"

Hyunjin pejamkan matanya seketika teriakan Jisung menggema. Hyunjin suruh temannya itu buat jangan berisik dengan jari telunjuknya berada pada depan bibirnya.

"Sstt!! Diem dong, elah!"

"Lo dapet berita dari mana?!" sentak Jisung. Dia serius paling anti sama berita hoax begini.

Hyunjin mendecak. "Kudet sih, lo! Orang anak kelas aja pada ngomongin ini. Hampir seluruh sekolah tahu kali Sung,"

Jisung mengerutkan dahinya, beneran deh, gak mungkin kamu kayak gitu kan? Maksudnya, cewek sepolos kamu?

"Sung! Lo dengerin gue gak sih?"

Guncangan pada bahunya buat Jisung tersadar akan lamunannya. Sedangkan Hyunjin hela napasnya.

"Mending kita balik deh, gak perlu di pikirin. Itu cuma gosip."

Iya, cuma gosip. Maka dari itu dia memilih mengikuti Hyunjin buat bangkit dari duduknya dan segera pulang ke rumah.

Esoknya, seperti biasa. Jisung parkirkan motornya di luar sekolah -karena dia yang belum punya SIM untuk parkir di dalam sekolah- dan itu pas banget ketika dia juga lihat mobilmu tiba dan berhenti di luar gerbang sekolah.

Begitu kamu keluar, pandangan menusuk dari para murid menyapamu. Bisa Jisung lihat kamu tengah menghela napas pelan kemudian segera memasuki area sekolah.

Dia mengikuti dari belakang, memperhatikan setiap kamu melintas, pandangan tajam serta bisikan akan rumormu itu terdengar menginterupsi indra pendengarannya. Jisung yakin, kamu pasti juga mendengarnya. Seolah mereka sengaja membiarkan kata-katanya terdengar olehmu.

Tanpa sadar Jisung mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Kenapa sih, orang-orang selalu merasa paling benar akan hidupnya?

Jisung tetap memperhatikanmu dari belakang, hingga kamu masuk ke dalam kelasmu. Jisung sengaja bergerak lamban saat melewati pintu kelasmu. Hanya ingin tahu reaksi seperti apa yang teman-teman kelasmu tunjukkan akan menyebarnya rumor itu.

Dan sial! Jisung langsung menerobos masuk ke dalam kelasmu ketika tahu dirimu meringkuk di atas mejamu karena lemparan bulatan-bulatan kertas yang mengarah padamu.

Jisung menarikmu untuk berdiri dan merengkuhmu dalam dekapannya. Kamu terkejut, jelas. Kenapa di saat seperti ini Jisung datang? Memalukan.

"Kalian apaan sih?!" bentak Jisung ke semua teman sekelasmu yang menjadi pelaku pelemparan barusan. Oh, enggak. Bukan teman namanya kalau gak saling percaya.

Jisung menatap tajam semua oknum yang tiba-tiba berhenti melempari dan ciut saat bentakan Jisung mereka dengar.

"Kalian ke makan sama rumor itu? Iya?!" sekali lagi bentakan dari Jisung membuat nyali mereka semua makin ciut. Ah... Jelas dia juga udah tahu. Batinmu sesaat kalimat Jisung terlontar.

"Tapi emang bener kok Kak." satu suara cewek menggema. Jisung segera menatapnya penuh intimidasi.

"Tahu dari mana lo?" terlalu dingin. Bahkan kamu sampai gak nyangka Jisung bakal sedingin itu sama cewek. Ya, meskipun dia seringkali mendiamkan ucapanmu. Tapi dia gak pernah bicara sedingin itu sama kamu.

"Kalau kalian belum tahu kebenarannya, gak usah menghujat. Punya hati gak? Harusnya lo semua bantuin, tanya benernya gimana, kenapa sampai ada rumor gak jelas kayak gitu. Punya otak kan, lo semua? Pikir gimana perasaannya kalau kalian malah hujat dia begini, sadar gak, kalau kalian bakal jadi pembunuh kalau dia sampai bunuh diri gara-gara tertekan, hah!"

Air matamu makin menggenang, isakan kecil akhirnya lolos dari bibirmu. Kamu tarik bajunya pelan, kemudian berbisik, "Kak, jangan terusin. Biarin aja, gapapa.." lirihmu.

Jisung longgarkan pelukannya untuk melihatmu, menghela napas setelah tahu kamu yang menahan supaya tangisanmu gak makin pecah. Dia usap bulir matamu yang jatuh.

"Ikut aku ya?" dan tanpa mendengar jawaban darimu, dia menarikmu agar mengikutinya keluar dari kelasmu yang masih tetap hening bahkan setelah kepergian kalian berdua.

Berjalan naik ke atap sekolah untuk pertama kalinya bersama Jisung yang menggenggam tanganmu erat, hingga perasaan yang telah ada semakin kuat tumbuh di hatimu.

'Kenapa selalu bisa bikin aku jatuh sih?'

---

Tbc.

Saturday, 14 march 2020

(+) kangen! lama insecure, akhirnya aku putusin bakal lanjutkan ini, (dengan perlahan) (T▽T). so annyeong!

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish : Saturday, 27 february 2021

Han! | H. JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang