29. Jisung and His Family

120 37 0
                                    

You can tap the star (⭐) icon there!

Thank you!

💙

"Jisung, ayo makan Nak!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisung, ayo makan Nak!"

Jisung menghela napasnya sebelum berjalan keluar kamar dengan lambat. Otaknya masih berpikir, meskipun itu akan berakibat pusing seperti yang udah-udah. Tapi Jisung serius gak bisa berhenti berpikir. Tentang bagaimana kamu dan perasaanmu, yang sumpah demi planet pluto yang telah dihapus dari jajaran planet yang diakui karena terlalu kecil, Jisung bingung.

Kenapa ada banyak yang suka ke dia? Terlepas dari semua perilakunya pada semua orang. Apa karena itu? Karena dia yang dianggap baik... atau juga tampan? Ah, berapa kalipun otaknya mencoba paham, sebanyak itupula sakit kepalanya mendera.

Pintu terbuka. Dahi Jisung menjadi sasaran tubrukan. Otomatis dia mengaduh, namun beruntung gak terlalu keras.

"Aduh, ya ampun! Kamu gapapa?" nada khawatir itu membuat Jisung membuka matanya dan melihat wajah sang ibu. Sang ibu menangkup wajah Jisung, memeriksa dan mengusap lembut penuh kasih di dahi Jisung yang terkantuk. "Sakit banget nggak, Dek?" Lagi, nada khawatir serta raut wajah sedih itu.

Jisung pun tersenyum, kekehan kecilnya terdengar. Ia membawa turun tangan ibunya, dan berucap tenang. "Gapapa Bunda, Jisung mah, kuat! Hehe," kekehnya.

Ibunya menghela lega, usapan di kepala menjadi respon. "Maaf ya?" Jisung menggeleng.

"Enggak masalah besar kok, Bun. Jadi," Jisung memutar tubuh sang ibu dan memeluknya dari belakang. Menyandarkan dagunya pada salah pundak dan mendorong ibunya untuk berjalan ke arah ruang makan yang udah ditunggu oleh dua laki-laki yang lapar.

"Ibunda masak apa nih?"

Ibunya tertawa. Mengusap tangan sang anak keduanya dan menjawab, "Sop iga. Kamu mau?"

"WAH! MAU DONG BUN!"

"BERISIK! NUNGGUIN LO DOANG NIH!"

"IH, KAK BRI GAK BISA SABAR BANGET SAMA ADIK SENDIRI!"

"Bun, dia boleh aku pukul nggak?" Brian mendecak. Tapi ibu mereka justru hanya tertawa. Terlampau biasa menanggapi kedua anaknya yang selalu bertengkar karena candaan masing-masing.

"Udah, ayo makan," balas ibu. Jisung seketika mengejek Brian dengan lidahnya yang terjulur. Sumpah demi apa, adiknya itu sama parahnya kayak Hyunjin, teman si Jisung.

Ya tapi seenggaknya, kakak Hwang Hyunjin cantik. Harusnya sih, cocok sama dia yang juga gant—

"Hayolo! Bayangin apaan lo?!"

Pukulan sendok di tangan Brian buat kakaknya itu terjengat kaget. Segera melotot ke arah si pembuat onar. "Lo gue jual aja gimana?"

Hanya tawa yang terdengar. Pun dengan sang ayah mereka yang ikut menimpali. "Kalian berdua yang ayah jual aja gimana?"

"Wah, Bun. Ayo cari ayah lagi, deh." Untuk itu, keduanya sekongkol untuk memaksa ibu mereka menikah lagi

Tapi sang ibu memang hanya tertawa. Si penyabar itu gak pernah berlaku kasar dengan para anaknya. Enggak sama sekali, kecuali saat itu. Ketika Jisung... bukan anak seceria sekarang.

---

Tbc.

Wednesday, 16 february 2022

(+) hehe, dadah~

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Thursday, 17 february 2022

Han! | H. JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang