35. Yoon Dowoon, He Was Afraid

114 33 2
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Nona!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nona!"

Dowoon mengangkat tubuhmu, membawamu berlari untuk pulang. Dengan hati-hati dan detak jantungnya yang menggila karena terlalu tergesa, ia membawamu masuk ke dalam mobil. Memasangkan sabuk pengaman di kursi depan sebelum ia memasuki kursi kemudi dan melajukan mobil.

Keringatnya gak main-main banyaknya. Dia khawatir dan takut. Matanya berkali-kali melirik kondisimu, membawamu ke tempat di mana biasanya kamu dibawa.

Hatinya sakit melihat seseorang yang begitu dekat dengannya meringis ngilu. Kamu meringkuk dan memejamkan matamu erat, berusaha mengatur napasmu yang memburu. Dowoon ingin sekali menangis saat itu, tapi ia gak mau membuat penglihatannya memburam. Itu akan bahaya.

Lantas ketika kamu telah berhasil ditangani, ia bernapas lega. Ia meluruhkan tubuhnya ke lantai dingin bangunan yang penuh bau obat itu dan menangis keras dalam lipatan tangannya. Lututnya menekuk, Dowoon bersembunyi dalam risaunya.

"Nyonya, tolong jangan bawa anak Anda... saya takut... kembali pulang dengan sesal seumur hidup."












Dowoon mengembuskan napasnya. Ia tersenyum tipis, mengingat bagaimana cerianya suaramu menyuruhnya untuk memperhatikan nomor punggung delapan di lapangan sana. Ia udah menebak, tapi ia senang. Akan siapa yang mampu membuat dirimu bahagia walau hanya memandang dari kejauhan.

Han Jisung. Dowoon harap, dia mampu membuatmu tetap hidup selama mungkin.










Tapi, di paruh waktu pertama. Ketika pertandingan baru berhenti karena rehat sebentar, Dowoon melihat Han Jisung yang seketika berlari dari tengah lapangan menuju tepi. Dowoon yang sejak awal memperhatikan segala gerak-gerik Jisung dalam mengoper bola, terus mengikuti ke mana arah kaki itu berlari.

Hingga tiba, di sebuah kerumunan tempat di mana seharusnya kamu berada. Dowoon berdiri dari duduknya di tengah-tengah bangku, bersamaan dengan Jisung yang membelah para pemandu sorak dan merengkuh tubuh kecil yang telah terkulai lemah di tepi lapangan. Napas yang melemah itu Dowoon lihat, kakinya perlahan melangkah, keluar dari bangku penonton. Matanya gak lepas memperhatikan dua sosok yang saling memandang dalam diam, ada beberapa kalimat yang terucap darimu. Sebelum senyuman yang hanya sebentar terpatri menghilang, berganti dengan ringisan yang sama seperti saat itu.

Ketika Dowoon... hampir membuat sesalnya kembali. Ketika Dowoon... hampir membuat seseorang berhenti bergerak. Dan ketika Dowoon... kembali menangis untuk yang kesekian kalinya dengan alasan yang sama.

"Nona..." Ia berlari, mengejar keterlambatannya untuk membawamu pada bangunan putih penuh bau obat yang sayangnya... ie benar-benar terlambat kali ini.

Tubuh dengan jantung yang gak lagi berdetak itu direngkuh Han Jisung dengan erat. Lelaki itu menggeleng kuat, ia menolak kenyataan yang ada. Namun Dowoon tahu, ia... akhirnya kembali pada sesalnya. Tatapannya kosong, melihat bagaimana takdir kembali membuatnya bertemu dengan nasib yang sama. Kembali... pada kenyataan yang pernah sangat membuatnya bersedih tanpa ampun.

Namun kali ini, rasanya lebih menyakitkan. Dowoon gak yakin ia akan bisa kembali menerima takdir seperti dahulu atau enggak. Karena seseorang yang pernah membuat hidupnya kembali baik-baik aja kini pergi.

Lantas bagaimana ia akan bertahan? Alasannya telah hilang, lalu Dowoon harus apa? Bagaimana Dowoon... akan baik-baik aja setelah ini?

"Nona, jangan..."

Tapi seruan lirihnya gak berguna. Kamu... telah lama bertahan. Tuhan... udah rindu. Ibumu pun... telah menunggu.

Ia hanya sanggup terisak, menyesalkan nasibmu yang kurang baik. Dowoon menguatkan diri untuk bisa menghubungi ayahmu. Memberi kabar buruk akan anggota keluarganya yang lagi-lagi... telah tiada.

"Tuan, tolong, maafkan saya..."

---

Sunday, 13 march 2022

(+) cerita ini udah berhasil aku selesaiin! jadi aku mau bom update ya, hehe.

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 25 march 2022

Han! | H. JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang