Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
•
•
•
•
•Hari sudah semakin sore, Aeri terbangun dari tidurnya ketika ada suara ketukan dari arah pintu luar kamarnya. Ia mengerjapkan matanya seraya mengumpulkan seluruh tenaganya dan seketika terkejut karena ia telah melawatkan waktu sholat dzuhur. Aeri terbangun dikala adzan sholat ashar telah berkumandang. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dengan segera Aeri bangun dari tidurnya dan langsung menjalankan ibadah sholat asharnya serta menjamak dengan sholat dzuhurnya yang tertinggal.
Usai sholat ia langsung mandi. Sebenarnya ia ingin sekali mandi sebelum sholat, namun khawatir waktu sholat ashar semakin terlewatkan, ia pun mendahulukan ibadahnya dulu. Aeri mengenakan celana panjang cutbray dan juga baju pendek berwarna hitam dipadu dengan outer rajut lengan panjang berwarna hijau.
Aeri turun menuju ruang tamu untuk melihat keberadaan orang-orang di rumah ini. Ia melihat Daehyun bersama kakeknya tengah berbincang santai dengan bahasa Jepang. Aeri tak menyangka jika Daehyun sefasih itu dalam bahasa Jepang. Namun, jika dilihat dari wajahnya memang warisan ketampanan pak Chanhyun Lim sangat mendominasi dirinya, maka dari itu Daehyun lebih terlihat seperti orang Korea. Daehyun menoleh pada Aeri diikuti dengan kakeknya.
"Ahh Aeri kemarilah," ucap Omera. Aeri berjalan menghampiri mereka dan duduk di samping Dae.
"Sepertinya tidurmu sangat nyenyak," ucap Omera.
Aeri terkekeh kecil seraya menutup tawanya dengan tangan, "maaf, aku sampai tertinggal sholat dzuhur. Tapi aku sudah menjamaknya dengan sholat ashar," ucap Aeri.
Omera tersenyum hangat, "bagus nak. Jangan tinggalkan sholatmu."
"Baik kek," ucap Aeri.
"Ahh dimana nenek?" tanya Aeri.
"Ia sedang masak di dapur. Sebentar lagi kita akan makan malam," ucap Daehyun.
Aeri tersentak kecil, "aahhh kenapa tidak bilang dari tadi. Aku pergi ke dapur dulu, aku ingin membantu nenek," ucap Aeri.
"Eeyy tak perlu, nenek tidak sendiri, ia dibantu dengan pelayan masak lainnya," ucap Omera.
"Tidak apa-apa kek, aku juga ingin tau bagaimana suasana dapur di Jepang," ucap Aeri.
"Baiklah silahkan. Anggap saja ini rumahmu, nak." Ucap Omera.
Aeri mengangguk paham, "terima kasih kek, saya pergi dulu," ucap Aeri. Ia tersenyum santun pada Omera dan juga Daehyun.
"Jangan sampai masakannya gosong yah," ucap Dae. Aeri mendengus seraya menepuk tangan Dae.
Omera tersenyum seraya mengikuti arah pandang kepergian Aeri. "Dia gadis yang baik dan sopan," ucapnya. Dae tersenyum merekah mendengar hal itu.
Hari semakin sore, senjapun sudah mulai memunculkan cahayanya. Mereka menikmati makan malam yang sangat hangat dan membahagiakan. Begitu langka kehangatan ini dirasakan pada saat kegiatan makan. Biasanya mereka hanya berdua saja, hari ini kehadiran dua orang yang menjadikan suasana makan semakin ramai. Hanami berharap jika kehangatan ini terus terjadi di rumah ini. Ia ingin rumahnya bisa ramai karena anak cucunya. Ia ingin sekali bisa merasakan kebisingan karena canda tawa dari keluarga besarnya. Namun ia hanya memiliki satu orang anak yang sudah tiada dan sekarang hanya memiliki satu orang cucu kesayangannya saja.
"Aeri, kau sudah menyiapkan untuk keperluan esok hari?" tanya Hanami.
Aeri tertegun sejenak, ia sempat berpikir untuk mencerna maksud nenek Hanami. "Ahh! Iyah sudah nek."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
SpiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...