Part 40 ~ Semakin Rumit

61 10 5
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!





Langkah kakinya bergerak dua kali lebih cepat dari biasanya. Berulang kali ia menelepon seseorang di sebrang sana, namun tak ada satupun yang menjawab panggilannya. Dibawah rintik hujan, ia meneduh di bawah halte untuk menunggu bis rute berikutnya. Tak sampai dua menit bis yang menjadi tujuannya pun datang.

Jabatannya yang hanya menjadi seorang karyawan manajer memiliki pekerjaan yang lebih berat dari atasannya. Namun, ia lakukan semua ini karena sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai pekerja disiplin.

Ia kembali berjalan menuju sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi di depannya. Matanya memicingkan ke sebuah mobil terparkir di pinggir jalan. Itulah mobil Chaemin yang sangat ia kenali. Ia yakin actor tampan itu sudah berada di sini lebih dulu darinya untuk membujuk seseorang yang sangat ia cintai.

Aulia keluar dari lift di lantai 5. Ia melihat Daehyun dan Chaemin yang berada di depan ruangan Aeri. Mereka menoleh dan saling menatap dirinya. Ia dapat melihat kecemasan di mimik wajah Daehyun. Ia sudah mengetahui semuanya.

"Bagaimana?" tanya Aulia.

Daehyun hanya menggeleng pelan. Ia langsung menghampiri Aulia. "Aulia, bantulah saya. Saya benar-benar tidak tahu dengan kejadian itu," ucap Daehyun memohon padanya.

"Oke oke aku tahu, tenanglah. Tapi untuk sekarang ini kita tidak bisa membicarakan hal ini. Ada sesuatu yang lebih rumit dari pada masalahnya denganmu. Dia memiliki masalah di keluarganya. Jadi sepertinya untuk saat ini biarkan ia tenang dulu. Aku akan memberitahumu jika situasi sudah membaik," ucap Aulia.

Daehyun hanya pasrah. Sesungguhnya ia sangat merindukan Aeri. Setidaknya sekali saja ia ingin melihat wajahnya. Daehyun mengangguk pasrah. Ia yakin masalah Aeri lebih rumit dari pada masalah mereka.

"Baiklah, kabari kami jika suasana telah membaik," ucap Chaemin.

Aulia mengangguk seraya tersenyum tipis. "Hati-hati di jalan. Jangan tunjukkan wajah murungmu di muka umum. Khawatir mereka menganggapmu sedang berselisih dengan Aeri," ucap Aulia.

Daehyun mengangguk paham, "terima kasih banyak." Dan setelah itu ia beranjak dari tempatnya pergi meninggalkan ruangan ini. Sesekali Dae menoleh ke belakang, berharap Aeri keluar dan menemuinya. Namun, hanya ada Aulia yang masih berdiri di sana seraya menatap mereka.

Aulia menghela nafasnya. Suasana semakin rumit. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini. Aulia masuk ke ruangan Aeri dan mendapatinya tengah duduk bersama Adel sambil menonton film dan memakan camilan. Ia melihat Aeri dengan kedua matanya yang sembab.

"Ka, udah sampai," ucap Adel.

"Dari tadi Nima dan keluargamu meneleponku," ucap Aulia.

Aeri menghentikan makannya. Ia berbaring lemas di atas sofa bed. Aeri menunjukkan daftar blokir di layar ponselnya. "Aku telah memblokir semua nomor terdekat keluargaku, termasuk Adnan," ucap Aeri.

Aulia menghela nafasnya, "aku tahu kamu tidak setuju. Tapi setidaknya kamu jangan memblokir mereka. Bicaralah baik-baik dengan mereka," ucap Aulia.

Aeri hanya menghela nafasnya lemas, ia menatap film yang ada di layar televisi. "Mata aku udah bengkak, wajah aku udah lembab banget. Udah gak tahu lagi harus ngomong apa. Aku pengen tenang dulu beberapa hari. Jadi kalau ada yang nelepon aku tentang masalah kerjaan, hubungi saja kamu yah ka," ucap Aeri.

Aulia menatap Aeri dengan iba. Ia mengisyaratkan Adel di depannya. Ade hanya mengernyit bingung karena tak mengerti gerak-gerik Aulia.

"Ya sudah, kita lupakan dulu semuanya. Mending kita nonton horor sambil makan camilan," ucap Aulia.

My Journey In Korea (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang