Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
•
•
•
•
•Dae duduk di kursi kerjanya, sudah tiga jam ia menatap sketsa gambar yang menampilkan gambar sebuah bangunan untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Setelah sholat Dhuha, Dae mengerjakan tugasnya yang semoat tertunda tadi malam. Pikirannya sejak hari itu tidak fokus dalam mengerjakan tugas akhir. Bahkan Dae sampai berulang kali mengganti sketsa gambar yang sudah ia buat. Ia tida konsentrasi karena masalah hari itu. Dae merasa bersalah pada Nola. Ia yakin wanita itu tidak bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya.
Setelah bertahun-tahun keluar dari lingkup entertainment. Daehyun sudah merasa menjadi orang biasa yang menjalankan keseharian tanpa khawatir adanya gosip tentang dirinya. Jadi ia lupa bagaimana bersikap profesional di dalam pekerjaan entertaint. Apalagi dirinya yang setelah keluar dari pekerjaan tersebut menjadi orang yang lebih menyendiri.
Belum lagi setengah jam yang lalu ayahnya meneleponnya untuk pergi mengunjunginya. Daehyun kesal karena tugasnya sedang menunpuk, tapi sikap seorang Chanhyun Lim yang egois itu sering membuat anaknya kesal.
Daehyun kembali mengerjakan tugasnya. Namun, dikala ia mulai fokus mengerjakan tugasnya, suara bell berbunyi dari pintu ruangan apartemennya pertanda ada seseorang yang menunggu. Daehyun mendengus kesal, ia yakin itu ayahnya. Padahal Dae sudah mengatakan bahwa ia tidak bisa datang, tapi Dae yakin jika ayahnya akan mengunjunginya.
Hampir tiga kali bell berbunyi, akhirnya Dae terpaksa menghampiri pintu tersebut. Dae membuka pintunya secara cepat dengan raut kesal dan malas.
"Ayah aku bilang tidak bisa! Aku sedang sibuk," ucap Dae.
Seketika Dae terperanjat ketika melihat seseorang yang datang dan berdiri didepannya. Rasa malas dan kesalnya saat itu juga langsung menghilang begitu saja saat seseorang yang ia pikirkan beberapa hari ini datang menghampirinya.
"Ah, maaf mengganggumu. Aku hanya ingin membawakan makanan saja, lanjutkan jika kamu sibuk," ucap Nola.
"Tidak tidak tidak, aku pikir ayahku yang datang. Jika aku tau kamu yang akan datang, aku akan menyambutnya dengan senang," ucap Dae.
Nola mengulum senyumannya, pria itu seakan lupa dengan perselisihan mereka kemarin. "Kalau begitu ulanglah, buka pintu dengan memasang wajah senang," ucap Nola.
Dae terkekeh, "oke, aku ulang," ucap Dae.
Pria itu kembali masuk ke dalam, lalu membuka pintu dengan wajah berseri dan senyuman yang mengembang. "Eehh ada Nola, maaf yah sudah menunggu lama. Kalau begitu ayo masuk," ucap Dae.
Nola tertawa renyah melihat tingkah konyol Dae. "Terima kasih, aku masuk yah," ucapnya.
"Silahkan nona," ucap Dae.
Mereka berdua pun masuk ke ruangan apartemen Dae. Nola mengedarkan pandangannya menatal isi apartemen yang terkesan maskulin ini. Tak sepertinya yang memiliki banyak barang di setiap sudut ruangan. Wajar saja seorang pria yang tak suka mengoleksi barang seperti wanita.
"Kamu bilang kalau kamu sedang sibuk? Aku mengganggumu tidak?" tanya Nola.
Dae menggeleng seraya tersenyum, "tidak, sama sekali tidak. Malahan menambah jiwa semangatku," ucap Dae. Nola terkekeh mendengarnya.
"Ayo ikut ke ruangan kerja. Temani aku mengerjakan tugas," ucap Dae.
"Ahh bolehkah?" tanya Nola.
"Tentu boleh, Nola. Ini apartemenku, aku yang memutuskan siapa yang boleh masuk ke ruanganku," ucap Dae.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
EspiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...