Part 5 ~ Daegu

832 42 6
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!





Ka Aul :
Stay safe dan have fun yah sayang sayangku. Kalo udah sampe kabarin, jangan lupa!!

Ka Aul :
Ya ampun udah setengah hari masih aja belum ngabarin:(. Nola pasti perjalanan nya cuman sejam. Lagi sibuk yah, have fun:(((.

Ka Aul :
Cii... Udah sampe mana lu?

Aeri terkekeh melihat pesan masuk dari grup yang dia, ka Aul dan Adel saja. Biasanya mereka saling mengabari lewat grup tersebut.

Aeri Moon :
MAAF BANGETTTT AKU BARU NGABARIN:(. Sibuk banget dari tadi maaf woy😂. Aku sampe jam 9. Sekarang lagi di ballroom buat runding persiapan shooting pertama.

Aeri Moon :
Stay safe and have fun juga ka!! Adellll, lo kalo udah sampe kabarin woy.

Aeri kembali tersenyum menatap ponselnya. Ia jadi rindu teman-teman nya ini. Karena baru kali ini iya melakukan project acara tanpa didampingi sahabat nya. Mungkin sudah saatnya ia mandiri.

Sudah sejam lebih ia duduk dan mendengarkan para crew maupun manager berbincang. Sampai-sampai ia bosan di sini. Namun, tak lama dari itu, perundingan pun selesai. Aeri kembali ke kamarnya. Hari ini cukup melelahkan baginya, ingin secepat mungkin ia masuk kedalam dunia mimpi dan terlelap tidur. Namun ia teringat, bahwa Aeri belum sholat isya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Belum begitu telat untuk melaksanakan sholat isya tepat waktu. Dengan segera ia melaksanakan ibadah nya. Wanita ini tak pernah lupa akan ibadahnya. Walaupun perundingan tadi cukup lama, ketika waktu adzan maghrib, Aeri izin pada manager untuk kembali ke kamarnya sebentar.

Sebenarnya untuk mengatakan kebenaran agamanya cukup sulit diutarakan bagi Aeri. Ia belum terbiasa memberitahu semua orang mengenai dirinya. Padahal sering kali sahabat-sahabatnya menyarankan Aeri untuk memberitahu kebenarannya pada publik. Namun Aeri masih belum bisa mengatakannya, entah mengapa tapi hal itu untuk saat ini sulit dikatakan.

Aeri duduk sambil mendongak ke atas dan melamun meratapi dirinya. Sering kali seusai sholat hatinya terasa ganjal dan tidak bisa diutarakan. Entah kenapa perasaan nya selalu tak tenang, hati nya terasa ingin menangis sekarang juga, tapi Aeri tidak bisa melakukan nya. Aeri selalu mengingat perkataan yang ia utarakan dari dirinya sendiri.

Kesalahan ku masih berlimpah, sholat saja tak cukup untuk menghapus segala dosaku.

Aeri kembali teringat dengan perkataan ka Aul, sosok sahabat sekaligus kakak keduanya yang selalu menasihati nya dimanapun kapanpun.

"Jika kamu merasa penat atau lelah dengan harimu yang kau lewati, ungkapkan saja semua keluhan kamu itu pada Allah. Allah senantiasa akan selalu mendengar keluhan hambanya."

Aeri kembali termenung. Tanpa sadar air matanya turun perlahan membasahi pipinya. Ia tidak tau kenapa air mata ini bisa turun begitu saja membasahi pipinya. Nola mengusap wajahnya dan dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia pun merapikan mukena dan sajadahnya. Lalu duduk di sofa sambil meneguk secangkir teh dan mengambil setumpuk kertas di samping cangkir tersebut.

Namun matanya beralih pada ponselnya yang terlihat menyala karena notifikasi. Ia mengambilnya dan memeriksa ponsel tersebut.

Adel :
Aku udah sampe gaes. Sekarang lagi makan bareng keluarga. Kalian lagi apa?

Aeri Moon :
Syukurlah, gue lagi baca naskah dialog buat besok.

Setelah itu, tak ada balasan lagi. Jari jemari Aeri menuntun nya untuk mencari kontak yang bertulisan Emak. Aeri menatap nya, ingin sekali ia menelepon ibunya. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk saling mengabari.

My Journey In Korea (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang