Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
Follow sebelum membaca
•
•
•
•
•Seorang pria tengah duduk di sebuah kursi sambil menatap layar laptopnya. Sudah berjam-jam ia menatap layar itu yang menampilkan dirinya tengah memeluk seorang wanita. Ia sangat mempertimbangkan hal ini, padahal seperti rencana sebelum nya, ia akan selalu bersemangat ketika akan membuat sebuah kekacauan. Sungguh, tapi entah mengapa untuk saat ini, hatinya sangat berat untuk melakukan nya. Seperti ada kekhawatiran, ketakutan yang memenuhi pikirannya juga hatinya yang terasa tidak tenang.
Why? why all this happened?
Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa ia mengalami perasaan yang sangat aneh ini. Apalagi sudah beberapa hari sejak pertemuan terakhir nya dengan gadis itu, ia merasa ada yang berbeda. Sedikit ia akui, ia kembali kesepian. Setelah mengenal dan bertemu dengannya, Daehyun merasa hari-harinya lebih menyenangkan, dibandingkan sebelum nya yang selalu ada beban pikiran.Daehyun menghela nafasnya, ia menyandarkan kepalanya di kursi sambil menengadah ke atas. Tiba-tiba terlintas bayangan wajah itu, ketika ia tersenyum, tertawa padanya, dan wajah kekhawatiran nya. Seringkali berkeliling dipikiran Daehyun ketika ia tengah melamun kesepian.
"Shit, damn it!" umpat nya.
Lalu temannya masuk untuk melihat keadaan temannya ini yang sudah lebih dari dua jam duduk di kursi tersebut. "Bagaimana? Sudah kau putuskan?"
Daehyun mengetukkan jari jemarinya di atas meja, "menurut mu, apa yang terjadi setelah ini."
"Aku yakin, Aeri akan menelepon mu setelah hal ini kau publikasikan," ucap Chaemin. Ia pun membungkuk di depan temannya sambil bertumpu di atas meja. "Kau masih ingin melakukan hal ini?"
"Aku masih tidak melupakan hari itu Chae. Hal itu membuat ku untuk membenci para artis yang bermain film denganku. Aku takut ia melakukan hal yang sama. Siapapun yang datang menjadi rekan kerjaku, aku harus bertindak lebih dahulu dari mereka," ucap Daehyun dengan raut yang penuh ketakutan dari pengalaman menyedihkannya yang membuatnya menjadi trauma.
Chaemin menghela nafasnya, "semuanya sudah berlalu Dae. Kau membuat wanita yang tak bersalah menjadi menderita. Seharusnya kau balas perbuatan itu pada wanita yang ada di masa lalu mu. Bukan mereka ini. Sudah dua korban selebriti yang kau cemarkan nama mereka."
Daehyun memukul meja di depannya, "aku masih belum bisa menerima nya!"
"Hey, kejadian itu sudah 3 tahun yang lalu. Dia juga sudah di penjara, sudah turun tahta dari popularitas nya. Dan kau tidak perlu melakukan nya lagi pada wanita berikut nya..."
"Aku takut semua itu terjadi padaku lagi Chaemin. Sejak saat itu, dipikiranku semua wanita yang bermain film denganku akan sama saja, mereka memanfaatkan diriku," sela Dae.
Chaemin terdiam sejenak ia menatap Dae begitu serius, "tapi... Aeri ini berbeda Dae. Bukan hanya Aeri, tapi Mia dan Yura pun sama. Mereka baik dan tidak bersalah."
"Apa kau melupakan ibumu? Ia juga perempuan. Mungkin jika ia melihat perbuatan mu, pasti ia akan sangat marah," lanjut Chaemin.
"Cukup, aku akan putuskan sekarang," Dae menatap layar laptopnya, dengan wajah yang memerah penuh emosi, ia menekan tombol publish di layar tersebut. Dengan segera ia beranjak dari kursinya dengan kasar dan menghentakkan kakinya keluar ruangan.
Chaemin menghela nafasnya, ia menatap layar laptop yang menampilkan sebuah postingan yang baru saja Daehyun kirim lewat akun rahasia nya. Dia sebenarnya tidak ingin temannya melakukan hal itu lagi. Daehyun dipenuhi rasa dendam, tapi ia sungguh salah sasaran. Mereka yang menjadi korban tidak lah salah. Padahal dendam Daehyun di peruntukkan pada wanita yang bermain film dengannya pertama kali ia bergelut di dunia entertainment. Karena Daehyun takut hal itu terjadi, ia menjadi dendam pada siapapun selebriti wanita yang akan projek bersama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
EspiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...